Bertubuh Sehat dan Kekar, Siapa Sangka Ade Rai Pernah Ditolak Jadi Tentara

Atlet binaragawan ternama asal Bali, bernama Ade Rai dahulunya tertarik pada profesi tentara.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Ade Rai atlet binaragawan saat di Kota Balikpapan. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Atlet binaragawan ternama asal Bali, bernama Ade Rai dahulunya tertarik pada profesi tentara.

Namun nasib berkata lain, dirinya saat mencoba masuk melamar jadi tentara ternyata tidak diterima alias ditolak.

Hal ini disampaikan saat acara sarasehan BPJS bersama TNI di lantai dua Hotel Gran Senyiur Balikpapan pada Kamis (3/5/2018) pagi.

Pria tinggi berbadan tegap tersebut sampaikan dihadapan para tentara TNI, bahwasanya dirinya pernah bercita-cita sebagai tentara.

Baca: Tanpa Top Skorer, Inilah 3 Pemain Andalan Persib Bandung Hadapi Madura United

Lulus sekolah langsung bergegas daftar lowongan tentara.

Ayah kandungnya pun sangat mendukung dirinya ikut tes jadi tentara.

"Sayangnya saat ikut ujian hasilnya tidak memuaskan. Saya tidak diterima. Tidak terima alasan kesehatan saya tak bagus, tidak penuhi syarat kesehatan standar masuk tentara," katanya.

Baca: Megapungli Palaran, di PN Samarinda Bebas, Sampai MA Abun Divonis 10 Tahun Penjara!

Namun setelah kejadian itu, Ade Rai menerima kenyataan yang dihadapi.

Proses waktu berjalan dirinya sadar kesehatan mengikuti berbagai kegiatan kebugaran dan kesehatan hingga akhirnya membawa dirinya menjadi seorang atlet binaragawan yang menawan.

Karena itu, dia mengimbau, nasib kesehatan seseorang itu bukan pada pemerintah atau asuransi tertentu.

Baca: Final Liga Champions, Liverpool Tantang Real Madrid!

Kesehatan setiap orang itu dikendalikan oleh orang itu sendiri.

"Nasib kesehatan orang itu ada di tangan sendiri," kata Ade.

Sukses meraih kesehatan itu sesungguhnya bukan dari subsidi pemerintah.

Baca: Sadis Banget! Gara-gara Alasan Ini, Ayah Tega Lemparkan Putranya dari Atas Jembatan

Kesuksesan seseorang juga bukan diukur dari materi seberapa banyak dirinya mendapat harta benda melimpah punya rumah banyak, koleksi mobil yang beragam, atau punya usaha yang berkembang pesat.

Dia tegaskan, kesuksesan orang itu ukurannya dari sejauh mana kesehatan jiwa dan raga yang dimilikinya.

"Kita sakit, bisa jatuh semua. Jangan sampai sakit," tuturnya. 

Baca: Pesta Gol di Semifinal Liga Champions, Ini Fakta Menarik di Laga AS Roma Vs Liverpool

Kebahagiaan mesti diciptakan dalam organ tubuh.

Sebaik mungkin jaga tubuh tetap sehat dengan menghindari pola hidup yang tercela seperti tidak maniak minuman alkohol keras, makanan instan, dan merokok.

Seandainya tubuh selalu sehat pastinya akan memberikan kesenangan juga dilingkungan keluarga dan teman.

"Kadang kita dalam keluarga senang bisa kumpul bersama anak, atau teman, keluarga. Kita tak bisa memberi kalau kita tak memiliki kesehatan," ujarnya.

Kesenangan ciptakan dalam organ tubuh yang sehat, sebaik mungkin jalankan pola hidup sehat.

"Sakit adalah konsukensi dari akumulasi investasi yang buruk," kata pria bernama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved