Dulu Ingin Bunuh Diri, Kini Korban Pemerkosaan Ayah Kandung Bakal Jadi Sarjana!
Menyempatkan diri menyumbangkan beberapa buah lagu untuk menghibur para penghuni panti.
Penulis: Doan E Pardede |
Bunda Utari menuturkan, hal yang paling sulit adalah membentuk kembali korban kekerasan seksual, apalagi yang sampai berbuah kehamilan.
Dari kasus-kasus yang pernah ditangani, ada beberapa korban yang mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
"Banyak yang mau bunuh diri. Apalagi kalau pelaku itu orang dekatnya, seperti kemarin itu pelakunya ayah kandungnya," ujarnya.
Baca: Surabaya Diteror Bom, Polisi Minta Warga Kaltim Tetap Tenang
Untuk kasus-kasus seperti ini, segala penanganan yang dibutuhkan mulai dari hal-hal berbau medis bahkan supranatural akan diberikan kepada korban.
Bisa bergabung dengan teman-teman sepenanggungan di dalam pantai juga menurutnya menjadi penguatan tersendiri bagi para korban.
Panti ini juga menurutnya tidak bekerja sendiri.
Sejumlah lembaga khususnya rumah sakit selalu siap membantu manakala ada korban yang membutuhkan penanganan khusus.
"Kalau memang perlu medis kita bawa, perlu psikolog kita bawa, kalau dengan pendekatan supranatural kita lakukan, obat-obatan jiwa juga kita lakukan. Setelah datang ke sini, ternyata ada juga teman senasib sepenanggungan dengan dia. Jadi kuat," ujarnya.
Bagian yang tak kalah sulit adalah mengajari korban, khususnya yang masih di bawah umur tentang bagaimana cara mengasuh anak.
Karena memang belum waktunya memiliki anak, para korban ini sering membahayakan kehidupan bayi.
"Kalau tidur itu sering saya ingatkan, jangan begitu nanti anaknya bisa tertindih," ujarnya.
Apa yang dilakukan selama ini menurutnya bukan tanpa hasil. Sudah banyak korban-korban tadi yang kembali hidup normal di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan dalam waktu dekat ini, salah satu korban yang telah tinggal di panti sejak di bangku SMP akan diwisuda dari sebuah kampus negeri ternama yang ada di Kota Samarinda.
Nantinya, orang-orang yang sudah mandiri ini diharapkan bisa menjadi penguatan bagi para korban, bahwa mengalami kekerasan seksual bukanlah akhir dari segalanya.
"Sudah ikut di sini mulai SMP. Sebentar lagi mau wisuda. Dulu, bisa saya katakan kasusnya ngeri, menyedihkan. Dia diperkosa ayah kandungnya.