Kapolda: Densus Amankan Bendera dan Buku ISIS di Tarakan
Kediaman terduga teroris berinisial RE kata Kapolda sudah digeledah siang hari ini, pasca penangkapan semalam.
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Kapolda Kalimantan Utara Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Indrajit belum bisa menginformasikan secara rinci perihal penangkapan terduga teroris di Kota Tarakan, Kamis (17/5/2018) pukul 01.00 dini hari.
"Kami tidak bisa menginfokan banyak secara langsung karena yang melakukan penangkapan itu adalah Densus," kata Kapolda saat disua Tribun di ruang kerjanya pukul 13.22 Wita.
Kediaman terduga teroris berinisial RE kata Kapolda sudah digeledah siang hari ini, pasca penangkapan semalam.
Baca: Bagaimana Hukum Ziarah Kubur dalam Ajaran Islam? Ini Pendapat MUI Balikpapan
Kapolda mengatakan, telah diamankan bendera dan buku-buku ISIS.
Kabar terbaru, si terduga teroris masih diperiksa lebih lanjut di Polres Tarakan.
Kapolda meminta masyarakat Kalimantan Utara tetap tenang dan tidak percaya isu-isu yang membuat khawatir.
"Saya imbau masyarakat tenang, bahwa yang menyebarkan video itu sudah ditangkap. Tenang. Kegiatan sehari-hari tetap dijalankan," katanya.
Baca: Anak Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Surabaya Akhirnya Dijenguk Sang Kakek
Sehari sebelumnya, Kapolda Kalimantan Utara Brigjen Pol Indrajit mengungkapkan sebanyak 12 orang di Kalimantan Utara diindikasikan pengikut Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Lalu 5 orang terindikasi penganut paham radikal.
Ini diungkapkan Kapolda saat berkesempatan berbicara dalam pertemuan bertajuk "Merajut Kebangsaan Membendung Terorisme di Kalimantan Utara".
Kegiatan ini diprakarsai Pemprov Kalimantan Utara.
Baca: Polisi Ungkap Ruang Khusus di Rumah Terduga Teroris, Ini Fungsinya
Turut menjadi pembicara adalah Gubernur Irianto Lambrie, Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit, Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Teguh Pudjo Rumekso, Kabinda Kaltara Brigjen TNI Rudi Supriyanto.
Kapolda mengatakan teroris cenderung berciri intoleran, fanatik, membedakan diri dari umat agama lain yang umum, revolusioner, cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
"Beribadahnya agak aneh. Intinya, mereka juga menyebarkan rasa takut, menjatuhkan wibawa pemerintah, dan menarik perhatian media massa," kata Kapolda.
Kapolda tidak membantah bahwasanya Kalimantan Utara adalah jalur keluar masuk teroris dari dalam dan ke luar negeri.
Teroris masuk melalui Tawau (Malaysia) kemudian bergerak menuju Sebatik, Nunukan, Tarakan, dan langsung ke Jawa.
"Jika dia dikejar, maka dia lari dari Jawa ke Tarakan, Tarakan ke Nunukan, Nunukan ke Poso," sebutnya.
Terhadap 12 orang diduga pengikut ISIS dan 5 orang penganut paham radikal ini sejak dulu dalam pemantauan aparat keamanan.
"Kegiatannya belum ada mengarah ke arah sana (aksi teror). Tetapi tidak dibiarkan. Kita tetap pantau. Kami meminta dukungan moril dari TNI, masyarakat, semua elemen masyarakat untuk mencegah aksi teror di sini," katanya.
Polda Kalimantan Utara lanjutnya juga sudah melaksanakan kegiatan pendataan orang-orang yang baru pulang dari Irakmq dan atau orang yang berangkat ke Iraq dan Suriah.
"Kami memonitor bersama anggora kami dan intel, termasuk TNI. Tujuan utamanya kita melakukan pencegahan. Lebih baik kita cegah supaya tidak terjadi sebagaimana yang melanda daerah lain beberapa wilayah," kata Kapolda. (*)