Membela Diri, Santri Asal Madura Mampu Tumbangkan Dua Orang yang Membegalnya, Satu Pelaku Tewas
Malam semakin larut, dua rekannya memilih untuk lebih dulu pulang, tinggal menyisakan Irfan dan satu temannya bernama Achmad Rofiki alias AR.
Persatuan Judo Eropa Nilai Tekel Ramos pada Salah Berbahaya dan Ilegal, Petisi Protes Terus Bergulir
Bahas Mei 98, Rocky Gerung Ungkap Perlakuannya terhadap Ruhut Sitompul di Masa Lalu
Dahnil Anzar: Jaringan Teroris Penyerang Novel Baswedan Belum Tertangkap, Semuanya Gelap!
KTP Elektronik Tercecer di Jalan, Presiden PKS: Identitas Tunggal Kita Masih Semrawut
"Jam 00.30, Rabu dini hari (23/5) kira-kira saya ke jembatan Summarecon, mau foto-foto niatnya dari atas jembatan, tapi enggak lama ada dua orang datang pakai motor Beat putih," ungkap Irfan.
Kedua pelaku begal saat itu lebih dulu menghampiri AR, satu diantara pelaku dengan nada mengancam mengeluarkan celurit dari balik jaketnya dan langsung mengacungkan celurit dihadapan AR.
"Saya posisinya tiga meter dari dari AR yang sedang diancam, pelaku langsung bilang 'mana hp (ponsel) lo,' teman saya yang ketakutan langsung kasi hp ke pelaku," jelas Irfan.
Usai mendapatkan ponsel AR, pelaku yang menggunakan celurit menghampiri Irfan dan mengancam sambil meminta ponselnya.
Namun Irfan bukannya takut, dia malah menolak memberikan ponselnya, hingga perkelahian terjadi.
"Dia udah angkat celurit, saya coba nolak enggak mau kasi, tapi dia malah bacok saya dibagian punggung," kata Irfan.
Setelah itu pelaku terus berusaha meminta ponselnya, latar belakang seorang santri ternyata membuat Irfan menjadi seorang pemberani, berbekal ilmu bela diri yang dia pelajari di pesantren membuat Irfan kekeuh menolak permintaan si pembegal.
"Ketika dia mau bacok lagi saya tangkis pakai tangan, lengan sama jari saya sobek, setelah itu saya langsung tendang kakinya jatuhlah dia, saat itu juga saya langsung ambil celuritnya dan balas membacok keduanya," ujar Irfan.
Tindakan Irfan yang berhasil melumpuhkan kedua pelaku begal ternyata selain karena reflek.
Ia juga mengaku kalau tidak melawan kemungkinan dia dan temannya yang akan dibunuh pelaku begal.
"Iya selain belajar agama, saya memang diajarin bela diri. Jadi pas waktu berhadapan dengan begal engga tahu reflek aja bisa nangkis dan berfikiran untuk melawan balik pelaku," tutur Irfan.