Blunder Pohon Plastik di jakarta, Dicibir dan Heboh di Media Sosial Lalu Dicopot Lagi
Dalam dua hari terakhir, ramai protes dan cibiran warganet soal pohon plastik yang memakan trotoar
"Ya, sometimes people make effort untuk secara... Mengambil inisiatif ya... Tapi ya kadang-kadang dari inisiatif tersebut ada yang tidak terpikirkan dengan baik dan kita beri maklum, pengertian ke mereka bahwa kalau mereka ngambil inisiatif itu lebih baik disosialisasi dulu ke kepala dinasnya," kata Sandiaga.
"Walaupun niatnya baik ya tapi kita sampaikan bahwa untuk lain kali lebih dipikirkan secara matang dan didiskusikan," ujar Sandiaga.
Tanda tanya anggaran
Selain olok-olok soal estetika dan fungsi pohon, santer juga isu soal anggaran pengadaan pohon plastik tersebut. Ada dua versi, yang pertama senilai Rp 8,1 miliar di Dinas Kehutanan. Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pengadaan tanaman imitasi itu berjudul lelang pengadaan tanaman dan bahan dekorasi.
Namun bidik layar laman LPSE ini dibantah oleh Iswandi. Sayangnya, ia tak menyebut berapa angka pastinya.
Kedua, versi Rp 2,2 miliar anggaran pengadaan lampu hias dan pencahayaan kota di Suku Dinas Perindustrian dan Energi tahun anggaran 2018. Ini juga dibantah oleh Sandiaga.

"Kalau anggaran yang Rp 2,2 miliar yang ditanyakan oleh temen-temen itu untuk lampu-lampu dan beautification yang berkaitan dengan Asian Games yang baru akan dilelang," kata Sandiaga.
Apapun alasannya, pengadaan lampu pohon plastik ini patut dipertanyakan. Jika Pemprov DKI memang memilih pohon plastik sebagai lampu hias, maka harus dipasang di tempat yang layak.
Namun jika mengikuti selera masyarakat yang menolak pohon plastik itu, maka pengadaan menjadi sia-sia dan tak patut untuk diadakan kembali. Kompas.com masih menunggu konfirmasi dari pejabat terkait.
[Nibras Nada Nailufar]
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Blunder Pohon Plastik di Jakarta...",