Ramadan 2018

Simak Ciri-ciri Orang yang Mendapat Lailatul Qadar Menurut Ustaz Abdul Somad

Menurut Ustad Abdul Somad LC MA, ciri orang yang mendapatkan Lailatu Qadar adalah adanya perubahan.

IST
Ustaz Abdul Somad 

Aisyah RA juga berkata :

كَانَالنَّبِىُّ – صلىاللهعليهوسلم – إِذَادَخَلَالْعَشْرُشَدَّمِئْزَرَهُ،وَأَحْيَالَيْلَهُ،وَأَيْقَظَأَهْلَهُ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Maka sudah seharusnya kita mengikuti apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di sepertiga malam terakhir bulan ramadhan, agar kita lebih dekat dengan Allah SWT dan memperoleh kemuliaan atau keutamaan malam Lailatul Qadar.

Ciri-ciri malam lailatul qadar

Satu di antara peristiwa penting pada momen bulan suci Ramadan yaitu datangnya malam lailatul qadar. 

Menurut berbagai riwayat, malam yang digadang-gadang oleh seluruh umat Islam di dunia ini datang pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, khususnya di tanggal-tanggal ganjil.

Namun, datangnya malam lailatul qadar tidak seorang pun yang mengetahui tepatnya kapan.

Selama ini umat Islam hanya membaca tanda-tanda malam yang menurut  lebih baik dari 1000 bulan ini.

Betapa mulianya malam lailatul qadar karena mampu membawa seorang hamba pada ketakwaan yang hakiki.

Lalu, benarkah pertanda malam lailatul qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan, dan sebagainya?

Yang pasti, dan ini harus diimani oleh setiap muslim berdasarkan pernyataan Alquran, bahwa “Ada suatu malam yang bernama lailatul qadar” (QS Al-Qadr 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dukhan 3).

Ditegaskan dalam Alquran, malam tersebut adalah malam mulia, tidak mudah diketahui betapa besar kemuliaannya.

Ini diisyaratkan oleh adanya “pertanyaan” dalam bentuk pengagungan, yaitu “Wa ma adraka ma laylatul qadar.”

Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Muhammad Quraish Shihab (1999) memberikan sejumlah keterangan terkait arti kata qadar.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved