Airlangga: Making Indonesia 4.0 Jadi Jurus Andalan RI Tembus 10 Besar Ekonomi Dunia

"Sekarang telah terjadi lagi perubahan basis ekonomi ke arah penyediaan barang dan jasa yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi," jelasnya.

tribunkaltim.co/muhammad arfan
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto memberi pemaparan dalam acara Kaltara Investment Forum di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Rabu (8/3/2017). 

"Penerapan Revolusi Industri 4.0 akan membuka peluang tersebut karena bisa meningkatkan produktivitas pekerja, mendorong ekspor netto, serta membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan baru sampai 2030," paparnya.

Lima Industri Prioritas

Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Perindustrian, untuk mempercepat pemanfaatan teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri, Kemenperin bersama asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, dan akademisi telah menetapkan lima sektor industri besar nasional yang akan menjadi pionir implementasi Revolusi Industri 4.0.

Lima sektor industri tersebut adalah makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, otomotif, kimia, dan elektronik. Sektor tersebut dipilih menjadi motor penggerak Revolusi Industri 4.0 karena memiliki kontribusi yang besar terhadap PDB melalui penyerapan tenaga kerja, potensi ekspor, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar.

Baca juga:

Tertinggal 0-3, LeBron James Tegaskan Cavaliers Tidak Boleh Lengah saat Hadapi Warriors

PGRI Desak Gubernur Kaltim Ambil Kebijakan untuk THR Guru Swasta dan Honorer

Ayah Pasien Marah Saat Dokter Terlambat Datang, Ternyata Ada Alasan Sedih Dibaliknya

THR PNS Disebut Tak Berjalan, Jokowi: Dari 542 Daerah, 380-an Sudah Tersalurkan

"Dalam implementasinya, kami mengidentifikasi Revolusi Industri 4.0 pada lima sektor tersebut akan menghadapi tantangan yang serupa mulai dari ketersediaan bahan baku, penolakan akan perubahan budaya kerja, hingga kebijakan pemerintah. Oleh karena itu dibutuhkan 10 inisiatif lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur tersebut," jelas Airlangga.

Ke-10 tantangan yang harus dibenahi pemerintah demi menyukseskan Revolusi Industri 4.0 adalah perbaikan alur aliran barang dan material melalui pengembangan industri hulu. Pemerintah juga harus mendesain ulang zona industri di seluruh wilayah Indonesia dengan menyelaraskan peta jalan sektor-sektor industri yang menjadi fokus prioritas.

Kemudian, pemerintah juga harus memfasilitasi peningkatan produktivitas industri yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi terbarukan. Lalu untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemerintah perlu mempertemukan pelaku UMKM dengan penyedia platform e-commerce sehingga bisa meningkatkan penjualan UMKM.

"Langkah kelima yang tidak kalah pentingnya adalah membangun infrastruktur digital nasional, termasuk jaringan internet kecepatan tinggi, cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband," kata Airlangga.

Pemerintah menurutnya juga tidak boleh berhenti menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan sehingga Indonesia tetap menarik bagi investasi asing. Masuknya investor asing tersebut tentu diharapkan yang bisa mendorong transfer teknologi dan perluasan pasar produk Indonesia.

"Bahkan menurut Kemenperin, sangat penting bagi pemerintah untuk bisa memberikan insentif bagi perusahaan baru maupun perusahaan existing yang berinisiatif mengadopsi teknologi dalam menjalankan proses produksinya," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved