OTT di Jatim, KPK Berhasil Temukan Uang Rp 2 Miliar, Benarkah Wali Kota Blitar Ikut Terjaring?
Kabar soal operasi tangkap tangan (OTT) tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wali Kota Blitar, M Samanhudi Anwar.
TRIBUNKALTIM.CO - Wakil Wali Kota Blitar, Santoso, mengaku belum mendengar kabar soal operasi tangkap tangan (OTT) tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wali Kota Blitar, M Samanhudi Anwar.
Santoso terakhir bertemu dengan Wali Kota di rumah dinas, Rabu (6/6/2018) sore.
"Secara resmi saya belum tahu soal kabar itu. Saya terakhir ketemu Pak Wali tadi sore di rumah dinas. Saat itu ada Pak Hasto (Sekjen DPP PDIP)," kata Santoso dihubungi SURYAMALANG.COM melalui sambungan telepon, Rabu (6/6/2018) malam.
Santoso mengatakan, kebetulan pada hari ini acara di Pemkot Blitar cukup padat.
Dia berbagi tugas dengan Wali Kota untuk menghadiri acara yang diadakan Pemkot Blitar.
Baca: Pasca Pembom B-52 Melintas, China Dikabarkan Mencopoti Rudal di Pulau Buatan Spratly
"Sore harinya ada dua acara pemberian santunan dan launching kampung Pancasila di Sentul. Saya disuruh membuka peresmian kampung Pancasila dan Pak Wali hadir di acara santunan di rumah dinas," ujar Santoso.
KPK menggelar operasi di Blitar dan Tulungagung.
Saat ini, sejumlah wartawan berada di depan Mapolres Blitar Kota, Jl Panglima Sudirman, Kota Blitar.
Sejumlah wartawan mencari informasi kebenaran penangkapan Wali Kota. Tetapi, wartawan tidak diperbolehkan masuk ke Polres Blitar Kota.
Dari pihak Polres Blitar Kota juga belum ada yang bisa dikonfirmasi.
Sekitar pukul 23.45 WIB, tiga mobil warna putih keluar dari Mapolres Blitar Kota. Tiga mobil itu langsung meluncur di jalan raya.
Wali Kota Blitar Tak Hadiri Apel
Wali Kota Blitar, M Samanhudi Anwar, tidak hadir memimpin apel kesiapan linmas pengamanan Pilgub Jatim di kantor Wali Kota, Jl Merdeka, Kamis (7/6/2018).
Apel dipimpin Wakil Wali Kota Blitar, Santoso. Apel itu juga dihadiri Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Dandim 0808/Blitar, Letkol Inf Kris Bianto, dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Blitar.
Usai apel, Wakil Wali Kota Blitar, Santoso memberikan pernyataan terkait kabar yang beredar adanya pejabat Pemkot Blitar yang ikut terjaring OTT KPK.
Menurutnya kabar yang beredar itu belum bisa dipertanggungjawabkan.
Sebab yang berhak memberikan tertangkap dan tidaknya pejabat di Pemkot Blitar dari Humas KPK.
Sampai sekarang belum ada statemen resmi dari KPK soal kabar pejabat daerah yang tertangkap dalam OTT.
Dia meminta wartawan untuk bersabar menunggu klarifikasi resmi dari KPK.
"Saya minta wartawan bersabar menunggu statemen resmi dari KPK," kata Santoso.
Soal tidak hadirnya Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar, dalam apel kesiapan linmas pengamanan Pilgub Jatim, menurut Santoso, itu sudah sering terjadi.
Kalau Wali Kota sedang berhalangan dan tidak bisa hadir dalam acara, biasanya diwakilkan ke Wakil Wali Kota.
Selama acara itu tidak berkaitan dengan pengambilan sebuah kebijakan.
"Itu hanya soal bagi tugas. Kalau Wali Kota tidak bisa hadir, biasanya diwakilkan ke saya. Hal itu sudah sering terjadi," katanya.
Di tempat yang sama, Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar mengatakan memang ada aktivitas OTT KPK di Kota Blitar.
Tetapi, Adewira tidak tahu OTT KPK di Kota Blitar itu terkait kasus apa.
Polres Blitar Kota hanya ketempatan untuk pemeriksaan.
"Benar, ada aktivitas KPK di Kota Blitar mulai semalam. Tapi soal kasus apa kami juga belum tahu. KPK hanya pinjam tempat di Polres. Untuk detailnya, KPK yang tahu," kata Adewira.
KPK Temukan uang lebih dari Rp 2 Miliar
Ada uang yang diperkirakan lebih dari Rp 2 miliar yang ditemukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan di dua daerah di Jawa Timur, Rabu (6/6/2018).
Uang tersebut dibungkus dalam kardus.
"Uangnya pecahan Rp 100.000 dan pecahan Rp 50.000. Saat ini masih proses perhitungan secara pasti, tapi estimasinya sekitar lebih dari Rp 2 miliar," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Rabu (6/6/2018) malam.
Beberapa yang diduga terkait proyek pembangunan jalan, proyek peningkatan jalan dan salah satu proyek terkait dengan sekolah.
Menurut Febri, ada lima orang yang ditangkap dalam operasi tersebut.
Kelima orang tersebut terdiri dari kepala dinas pekerjaan umum, pihak swasta dan pihak terkait yang berada di lokasi penangkapan.
Saat ini, kelima orang tersebut sedang diperiksa oleh penyidik KPK.
"Saat ini, tim masih terus melakukan pendalaman informasi di lapangan," kata Febri.
(*)
Artikel ini telah tayang di Surya Malang dan Kompas.com dengan judul : OTT di Jatim, KPK Temukan Uang Lebih dari Rp 2 Miliar dalam Kardus