Pasca Pembom B-52 Melintas, China Dikabarkan Mencopoti Rudal di Pulau Buatan Spratly

Beijing telah mencopot sistem peluru kendali dari pulau sengketa di Laut China Selatan, setelah AS mengirim pembom B-52.

(CSIS/AMTI/Digital Globe/Reuters)
Pembangunan di pulau karang Fiery Cross di Kepulauan Spratly, menurut citra satelit yang direkam pada 9 Maret 2017, yang dirilis oleh Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI). 

TRIBUNKALTIM.CO, BEIJING - Beijing bisa jadi telah mencopot sistem peluru kendali dari pulau sengketa di Laut China Selatan meski sempat menuding Amerika Serikat mengirim "senjata penyerangan" ke kawasan.

Pengerahan sejumlah sistem rudal ke Kepulauan Spratly dan Paracel pada Mei lalu memicu kemarahan Washington atas "militerisasi" di laut yang hampir seluruhnya diklaim oleh China.

Peristiwa itu disusul penerbangan pengebom B-52 di atas Spratly pekan ini. Menurut AS, tindakan itu merupakan bagian dari "misi latihan rutin."

Inilah pulau Fiery Cross di wilayah gugusan karang Spratly yang dijadikan daratan oleg China dan dibangun menjadi benteng pertahanan.
Inilah pulau Fiery Cross di wilayah gugusan karang Spratly yang dijadikan daratan oleh China dan dibangun menjadi benteng pertahanan. (CNN)

Perkembangan terkini, Rabu (6/6/2018), sebuah analisis dari perusahaan intelijen Israel, ImageSat International (ISI) menyiratkan sistem rudal China mungkin sudah dicopot atau dipindahkan.

Dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa China sepertinya tak mungkin mencopot sistem rudal itu secara penuh.

Baca: Deretan Selebritis Ini Beri Dukungan Pada Via Vallen yang Terkena Kasus Pelecehan Seksual

Baca: Digugat Anak Kandungnya Sendiri, Nenek Icih Mengadu ke Bupati

Baca: KPK Lakukan Operasi Tangkap Tangan, 3 Pejabat Blitar Masih Terus Diperiksa

Alih-alih, Amerika memantau negara tersebut kemungkinan besar menyembunyikannya di dalam bangunan.

Sebelumnya, Beijing menyatakan Amerika, bukan China, sebagai pihak yang memiliterisasi kawasan.

Pemerintah China sudah mengirimkan pesawat dan orang untuk mendarat di lapangan terbang yang dibangun di atas pulau karang Fiery Cross, gugusan karang di Spratly Laut China Selatan.
Pemerintah China sudah mengirimkan pesawat dan orang untuk mendarat di lapangan terbang yang dibangun di atas pulau karang Fiery Cross, gugusan karang di Spratly Laut China Selatan. (xinhua.com)

"Saya berharap AS bisa menjelaskan kepada semua pihak: bukankah militerisasi ketika Anda mengirim senjata penyerangan seperti pengebom B-52 ke Laut China Selatan?" kata Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

"Apakah B-52 di sana untuk kebebasan navigasi dan penerbangan?

Baca: OTT di Jatim, KPK Berhasil Temukan Uang Rp 2 Miliar, Benarkah Wali Kota Blitar Ikut Terjaring?

Baca: Murid SDN di Tenggarong Berbondong-bondong Serahkan Zakat Sendiri

Baca: Momen Haru Terjadi Saat Korban Begal, Irfan Bertemu Ibunya yang Datang dari Madura

Jika ada yang sering memamerkan kekuatan dekat rumah Anda, bukankah Anda mesti meningkatkan kewaspadaan dan menambah kemampuan pertahanan Anda?

"China tak akan terintimidasi oleh pesawat atau kapal. Kami hanya akan semakin tegas mengambil seluruh langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan juga mempertahankan kedamaian dan stabilitas di Laut China Selatan."(cnn)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved