Nelayan Bakal Gugat Pemerintah Atas Bongkar Muat Batu Bara di Laut Manggar
Namun nelayan menilai, izinnya harus dicabut karena dianggap tidak layak dan masuk kawasan tangkapan ikan.
Penulis: Budi Susilo |
Sebelum itu, di pagi harinya, sekitar pukul 09.30 Wita, para nelayan juga memasang spanduk protes ke kapal tongkang batu bara bernama Fortuna 35 Tanjung Priok, yang telah terisi tumpukan gunung batu bara.
Pantauan Tribunkaltim, di lokasi aksi massa, Sekitar sebanyak 80 perahu nelayan melakukan aksi blokade aktivitas bongkar muat batu bara di perairan laut Manggar, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Latar belakang nelayan Balikpapan protes terhadap aktivitas bongkar muat batu bara tersebut karena kegiatannya mengganggu, menghalangi, mempersulit aktivitas nelayan.
Bongkahan batu baranya cemari daerah tangkapan para nelayan.
Hal ini diungkapkan, satu di antara nelayan yang merasa rugi akibat kegiatan pertambangan emas hitam tersebut. Namanya Sakirang, nelayan berusia 42 tahun.
“Laut tercemar batu bara. Pernah waktu menebar jala ikan yang didapat bukan ikan tetapi batu bara,” kata pria yang kini sudah beranak tiga ini kepada Tribunkaltim di dermaga kapal Manggar, usai lakukan aksi blokade.
Aktivitas bongkar muat batu bara sudah berjalan hampir empat tahun yang lalu, namun dampak yang dirasakan puncaknya dua tahun belakangan ini. Awalnya ada satu kapal tanker namun bertambah kini totalnya menjadi tiga kapal tanker.
Tempat operasionalnya selalu berpindah-pindah tetapi masih masuk kawasan perairan laut Manggar yang dikategorikan sebagai wilayah tangkapan ikan bagi para nelayan.
“Kami cari ikan di daerah situ. Bukan saja nelayan Manggar tapi nelayan dari Kampung Baru, Klandasan, sampai Lamaru kadang mencari sampai disitu,” ujar pria yang sudah 30 tahun menekuni pekerjaan sebagai nelayan ini.
Perairan Manggar yang sekarang dijadikan lokasi bongkar muat kapal tongkang batu bara merupakan sumber penghasil ikan yang sangat potensial. Di dalam lautnya mengandung banyak ikan seperti ikan kakap dan cumi.
Semenjak maraknya aksi bongkar muat batu bara di perairan Manggar, membuat para nelayan bingung mencari potensi hasil tangkapan hasil laut.
Selama ini nelayan yang menebar jala sudah sangat sulit mendapatkan hasil ikan secara maksimal.
“Selalu berkurang. Kadang yang di dapat ikan campur bongkahan batu bara,” kata Sakirang, yang lahir di Bone Sulawesi Selatan ini.
Dia pun berharap, aktivitas bongkar muat batu bara di perairan Manggar perlu dievaluasi dan dikaji.
Tujuannya nelayan bisa bebas leluasa mencari ikan dengan harapan memperoleh limpahan tangkapan hasul laut. (*)