Pilgub Kaltim 2018

Ramai Kabar Situs KPU Diretas, Timses Isran-Hadi: Bermartabatlah kalau Mau Menang!

Kalau ada seseorang yang menggunakan data hasil peretas, bisa diduga dia juga bekerja sama dengan peretas itu.

TRIBUN KALTIM / ANJAS PRATAMA
Zaenal Haq (memegang mic), Kabid Saksi dan Tabulasi paslon Isran Noor-Hadi Mulyadi. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Timses Isran Noor-Hadi Mulyadi ikut menyampaikan jawaban atas beredarnya isu dihacking-nya situs KPU yang memuat info pilkada hitung cepat, Jumat hingga Sabtu (30/6/2018). 

Persoalan, terkhusus pada perubahan suara yang justru menempatkan paslon 4 di posisi atas, dengan 30, 43 persen (398.706 suara), dan paslon nomor urut 3 dengan  25,22 persen (330.456 suara).

Baca juga:

Performa Kurang Meyakinkan di Fase Grup, David de Gea Tetap Dipercaya Jadi Kiper Utama Spanyol

Pangeran William & Kate Middleton Sepakat Anak-anaknya Tak Boleh Pakai iPad, Ini Pertimbangannya

Kerap Kesulitan di Sirkuit Assen, Kali Ini Marc Marquez Merasa Sudah Melaju di Jalur yang Tepat

Berlabuh di DC United, Mantan Rekan Sambut Kehadiran Wayne Rooney

Sebelum adanya aduan tersebut, kondisi situs info pemilu sudah tak bisa diakses dengan alasan di-hacking. 

Sebelumnya, hingga Tribun akses pada Jumat siang pukul 12.00 Wita, jumlah persentase suara, menempatkan Isran-Hadi unggul dengan 31, 28 persen (406.552 suara), sementara Rusmadi-Safaruddin membuntuti dengan 24, 49 persen (318.303 suara). 

"Untuk persoalan itu, silakan langsung ke Pak Zaenal, karena dia yang menghandle persoalan perhitungan. Kami tetap berpegang pada apa yang sudah disampaikan melalui hasil perhitungan kami dengan saksi-saksi di TPS yang juga masih sesuai dengan hasil hitung cepat KPU sebelum di hack," ucap Sofyan Alex, Ketua Timses Isran-Hadi, Sabtu (30/6). 

Sementara itu, Zaenal Haq, Kabid Saksi dan Tabulasi paslon Isran-Hadi yang Tribun konfirmasi di hari yang sama, justru tenang-tenang saja sehubungan dengan isu perubahan suara Isran Hadi tersebut.   

Baca juga:

Ketua DPP PKS: Kita Perlu Lembaga Survei yang Tak Partisan, Berintegritas, dan Jujur

Wah, Isi Capture Berbeda dengan Hasil Hitung Cepat Suara Pilgub Kaltim, Kok Bisa?

Video Eksperimen Sosial Penculikan Anak Diedit, Bikin Geger Publik hingga Berujung Pembunuhan

Riset Internal Tunjukkan Publik Butuh Figur Alternatif, Demokrat Makin Serius Bentuk Poros Ketiga

"Kan itu di hack. Sudah ditutup juga oleh KPU (situsnya). Itu tak masalah. Status hitung cepat KPU itu adalah data sekunder saja. Bukan data primer, yang merupakan data perhitungan suara melalui TPS, rekapitulasi di Kecamatan, naik ke kabupaten hingga ke provinsi. Kalau itu mau dihacking, mau diganti, tambah satu juta suara, silakan saja. Tak akan mempengaruhi," ucapnya. 

Ia pun heran, jika ada yang mengaku-ngaku unggul atas perubahan suara, yang justru diambil usai situs KPU diretas hacker

"Saya ketawa saja. Kok bisa-bisanya mengambil data usai di-hack. Di KPU sudah kami cek, dan hasilnya sesuai data kami. Ini kan data web yang terubah. Jadi, kalau mau menang itu bermartabatlah," ucapnya.

Disampaikannya lagi, perubahan suara ini juga dirasa aneh. Pasalnya, ada penurunan suara drastis untuk paslon Isran-Hadi. 

"Kami tak peduli amatlah. Kami ikuti dari proses C1, PPK dan lain. Kami cek tak ada yang menghawatirkan. Semua masih sesuai dengan data kami yang juga dihitung para saksi melalui form C1. Semua sama. Artinya, sejauh ini, tak ada masalah. Lucu lah, sore itu, Jumat (29/6/2018) teman-teman sudah capture (infopilkada), suara Pak Isran sudah 400 ribu sekian. Tiba-tiba habis maghrib kok tiba-tiba turun jadi 300 ribuan. Semua orang tahu, itu sesuatu yang tak lazim," ucapnya

Imbas dari hal itu, disebutnya busa saja ada penggiringan opini publik dengan dihacknya situs KPU info Pilkada tersebut. 

"Kalau membentuk opini, iya (paslon lain menang selain Isran).  Tetapi saya tidak menuduh ya. Kalau ada seseorang yang menggunakan data hasil peretas, bisa diduga dia juga bekerja sama dengan peretas itu. Seharusnya tak bisa digunakan data usai diretas dijadikan sebagai data. Itu data yang salah. Masa data yang salah dipakai?" ucap Zaenal. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved