VIDEO - Elon Musk Bikin Kapal Selam Mini untuk Menolong 12 Remaja dalam Gua di Chiang Rai
Ilmuwan sekaligus pengusaha bekan Elon Musk pun terpanggil untuk berusaha turut membantu mengevakuasai remaja yang terjebak dalam gua.
Rencana Elon Musk ini dinilai lebih efisien dan lebih tidak berbahaya daripada rencana mengebur atap gua yang dapat membuat gua runtuh menimpa korban atau melatih para korban untuk menyelam.
VIDEO- Upaya Mengevakuasi 12 Bocah yang Terjebak dalam Gua di Chiang Rai
Karena hal ini, beberapa orang pun menyebut Elon Musk sebagai real life Tony Stark atau Iron Man. Tony Stark dalam film dikenal sebagai ilmuwan jenius yang dermawan dengan karakter yang sedikit sombong.
Para remaja pemain bola dan seorang pelatihnya masuk ke dalam gua Luang Nan Non di Chiang Rai pada 23 Juni usai latihan karena ingin melakukan 'petualangan'. Sayangnya di tengah susur gua itu, hujan turun deras dan akhirnya membanjiri gua tersebut.
Air di dalam gua pasang dan menjebak mereka di dalamnya. Beruntung mereka dapat menyelamatkan diri setelah menemukan sebuah batu yang cukup tinggi datar dan cukup tinggi.
Pertolongan datang dari berbagai negara dan mengerahkan angkatan laut dari Amerika, juga alat-alat berat.
Keadaan gua yang sempit, rendah, serta tak rata dengan banyak batuan menjulang hampir menyentuh langit-langit gua menyulitkan proses evakuasi. Air yang tinggi juga tidak memungkinkan para korban untuk menyelam.
VIDEO- Bocah Pertama yang Berhasil Dievakuasai dari dalam gua di Chiang Rai
Dua bocah dan pelatih dalam keadaan lemas dan tak mungkin ikut menyelam. Bahkan penyelam profesional pun kesulitan untuk menyelam dan untuk mencapai tempat para korban mereka membutuhkan waktu 6 jam.
Para penyelamat pun harus berlomba dengan waktu sebelum para korban terjebak kehabisan oksigen. Sementara para penyelamat menemukan cara untuk mengeluarkan para korban, mereka memompa oksigen ke dalam goa.
Pasokan makanan dan obat-obatan pun terus diberikan melalui para penyelam.
Upaya memompa air keluar agar para korban dapat diapungkan pun sudah dilakukan.
Namun sepertinya, proses tersebut akan memakan waktu yang lama karena air tak kunjung habis.

Keadaan tersebut diperparah dengan datangnya badai muson dan hujan yang terus mengguyur.
Sementara itu, cara lain juga ditempuh dengan mengajari para korban untuk menggunakan alat bantu selam.