Edisi Cetak Tribun Kaltim

Lebaran Sudah Lewat Tapi Tiket Surabaya-Balikpapan Masih Mahal, Tembus Rp 3 Juta!

Bahkan tiket untuk rute Surabaya-Balikpapan, selain harga selangit, calon penumpang juga kesulitan mendapatkannya.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Calon penumpang di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Rabu (11/7/2018). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Budi Susilo dan Jino Prayudi Kartono

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Libur Lebaran Idul Fitri yang diikuti libur sekolah hingga minggu kedua Juli ini membuat harga tiket pesawat tujuan Balikpapan melonjak tinggi.

Bahkan tiket untuk rute Surabaya-Balikpapan, selain harga selangit, calon penumpang juga kesulitan mendapatkannya.

Prapto, calon penumpang dari Surabaya yang akan balik ke Balikpapan, Kamis (12/7/2018) hari ini terpaksa harus menundanya, karena tiket pesawat kosong.

Saat mengecek di aplikasi tiket online sempat muncul harga fantastis Rp 3 juta.

"Gila harga tiket pesawat sekarang. Biasa tarif normal Surabaya-Balikpapan tidak sampai Rp 700 ribu, tapi hari ini (kemarin) saya cek di online harga Rp 3 juta lebih," ujarnya.

Sejumlah penumpang pesawat lainnya juga mengeluh terkait penetapan harga tiket penerbangan tujuan Balikpapan yang masih tinggi, meski arus balik Lebaran sudah berlangsung lama.

Baca: Ejekan Neymar dan Dani Alves Bikin Kylian Mbappe Tak Senang

Fathur (28), calon penumpang asal Jember menyatakan, mungkin masih bernuansa liburan sekolah, semua maskapai penerbangan menerapkan tiket harga mahal.

Fathurrahman yang merantau ke Balikpapan, merasakan tingginya harga tiket pesawat.

Dia menuturkan, berangkat dari Surabaya menuju Balikpapan naik pesawat Lion Air, dengan harga tiket Rp 1.600.000.

"Saya cari-cari tiket lewat online dapatkan harga Rp1.600.000. Harga ini saya anggap paling murah. Soalnya yang lainnya ada yang sampai Rp 2 juta," ungkapnya kepada Tribun, Rabu (11/7/2018) sore di Gunung Malang, Balikpapan.

Fathur pun, sebenarnya menyesal atas pemberlakuan harga tiket pesawat yang mungkin bisa dikatakan bukan harga normal.

Menurut Fathur, harga normal rute Surabaya-Balikpapan paling berkisar Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu untuk pesawat kelas ekonomi.

Baca: Justin Bieber dan Hailey Baldwin Tunangan, Wajah Selena Gomez Tampak Sembab

Fathur memesan tiket pesawat dua hari sebelum keberangkatan atau sekitar seminggu lebih usai hari raya Idul Fitri.

"Sengaja saya lama-lama mengamati harga tiket di internet tapi sia-sia. Harganya tidak turun-turun, masih saja di harga Rp 1 juta ke atas," tuturnya.

Dia berharap, seharusnya maskapai penerbangan tidak perlu memanfaatkan peluang musim libur Lebaran dengan menerapkan tiket pesawat yang sangat mahal.

"Ya terpaksalah saya beli saja kena harga satu juta enam ratus. Saya anggap murah daripada kena harga dua juta," kata Fathur, yang hobi membaca buku sosial politik dan hukum ini. Seharusnya harga tiket pesawat itu untuk ukuran Jawa ke Kalimantan paling termahal Rp 800 ribu.

"Saya dapat tiket masih mahal sudah begitu kena delay selama 3 jam. Naik pesawat kelas ekonomi, kena delay diganti hanya makan saja harga tiket kena mahal," ungkapnya.

Fathur sendiri tidak bisa mengetahui penyebab harga tiket pesawat dari luar Balikpapan yang dianggap mahal Dirinya tidak tahu ingin protes kemana.

"Saya beli tiketnya secara online mau tanya-tanya juga susah. Kenapa tiketnya mahal? Saya hanya bisa pasrah daripada saya tidak bisa terbang. Kan mau kerja di Balikpapan. Tidak enak kalau minta libur terus," tegasnya.

Baca: Nikita Mirzani Berhijab, Begini Unggahan Ustaz Yusuf Mansur soal Hidayah

Momen Liburan
Pengelola Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, menganalisis, fenomena mahalnya harga tiket pesawat dari luar Balikpapan. Menurut Handy Heryudhitiawan, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara SAMS Sepinggan menyatakan, musim liburan masih terasa walaupun arus balik Lebaran sudah berakhir.

Dikemukakan, liburan sekolah masih berlangsung beberapa hari ke depan, hal ini membuat permintaan penerbangan mengalami lonjakan.

Beberapa hari yang lalu saat musim mudik libur lebaran banyak yang terbang keluar Balikpapan.

"Pergi pulang kampung atau berlibur kini penumpang yang akan kembali pulang merasakan harga tiket mahal," ujarnya pada Rabu (11/7/2018).

Berbicara harga tentu harus melihat mekanisme pasar perdagangan.

Jika permintaannya tinggi bisa dipastikan harganya pun tinggi. Sebaliknya kalau pasarannya sedang lesu atau rendah pasti harga tiket ikut turun ke harga murah meriah.

Baca: Jokowi Ungkap Ada 5 Nama Kandidat Cawapres, Siapa Saja? Sabar Dulu. . .

"Masing-masing maskapai punya patokan harga sendiri, ada kebijakannya sendiri," ungkap Handy.

Ia pun menebak, masih mahalnya harga tiket pesawat karena masih ada beberapa calon penumpang yang berasal dari luar daerah ingin pulang ke Balikpapan.

Mereka yang libur Lebaran belum ada yang datang ke Balikpapan, masih terjadi penumpukan, membuat pasar harga tiket pesawat terbang tinggi melangit.

"Orang yang dari luar Balikpapan menuju Balikpapan banyak permintaan tiket, bisa jadi yang mau datang ke Balikpapan ini kena harga tinggi. Masih banyak permintaan. Mau tidak mau tiket pasti masih tinggi," ujar Handy.

Seperti halnya, belakangan ini pihak Angkasa Pura I telah mendapat surat permohonan dari maskapai penerbangan berupa pengajuan extra flight dan pengajuan pengubahan pesawat ukuran lebih besar.

Garuda Indonesia telah mulai mengubah konsep tipe pesawat terbangnya yang mengambil ukuran lebih besar, mengajukan pesawat Airbus.

"Buat penerbangan Balikpapan ke Jakarta termasuk Jakarta ke Balikpapan. Pesawat ukuran lebih besar dari biasanya pasti ini lagi banyak penumpang," ungkapnya.

Sedangkan, maskapai penerbangan Sriwijaya Air telah mengajukan izin extra flight dari Makassar-Balikpapan dan sebaliknya Balikpapan-Makassar.

Hal ini menandakan bahwa tingkat penumpang masih dibilang besar yang berimbas akhirnya pada penetapan harga tiket yang tinggi.

"Kalau ada extra flight pasti pergi dan pulangnya ada tambahan penumpang banyak lagi," tutur Handy.

Dia menegaskan, Angkasa Pura I dalam posisi ini hanya sebagai pengelola bandara. Pihaknya tidak memiliki kewenangan penuh untuk menerapkan kebijakan harga tiket pesawat.

Soal harga itu semuanya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan.

"Kami tidak punya kewenangan. Kami hanya sedia tempat saja. Berikan fasilitas tempat supaya penerbangan aman dan nyaman buat para penumpang," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved