Properti
Harga Material Ikut Terdampak Dolar Tapi Harga Properti di Kaltim Tak Naik
Beberapa komponen material rumah turut terdampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim Rafan A Dwinanto
TRIBUN KALTIM.CO, SAMARINDA - Beberapa komponen material rumah turut terdampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Diketahui, saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkutat diangka Rp 14 ribu.
Hal ini diungkapkan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kaltim, Bagus Susetyo, Jumat (20/7/2018).
Menurut Bagus, beberapa material impor jelas mengalami peningkatan harga saat dikonversi ke rupiah.
Contohnya komponen yang mengandung besi dan aluminium.
Baca: Tak Hanya Telur, Kini Harga Cabai Rawit Mulai Merangkak Naik
"Harga material jadi naik. Khususnya yang impor seperti besi dan aluminium," ujar Bagus.
Sementara, material lokal seperti pasir, dan batu tidak terimbas melemahnya nilai tukar rupiah.
"Memang tidak semua naik (harga). Paling seperti kaca, aluminium, kunci, baja ringan, inikan material-material yang impor," kata Bagus.
Kendati sebagian material mengalami kenaikan, khusus di Kaltim, REI belum berani menaikkan harga jual rumah.
"Harga properti tidak berubah. Karena penjualan masih datar," katanya lagi.
Pengusaha, kata Bagus, belum berani menaikkan harga properti lantaran melihat daya beli masyarakat yang masih melemah.
Baca: Pasar Pandansari Balikpapan Direnovasi, Bakal Ketambahan Sekitar 300 Lapak Jualan
"Kita belum berani menaikkan harga jual karena daya beli konsumen masih lemah," ungkap Bagus.
Solusinya, pengusaha menyiasati kenaikan beberapa harga material, dengan cara mengefisienkan biaya tetap. Contohnya, biaya operasional kantor, alat tulis, hingga ongkos transportasi.
"Strateginya ya mengurangi fix cost untuk penghematan supaya masih bisa berjualan. Contohnya gaji pegawai, biaya umum , ATK, transport yang jelas menjadi biaya sudah fix keluar," tutur Bagus. (*)