Mahasiswi Asal Malang Tewas di Danau Trebgaster Jerman, KBRI akan Bantu Pemulangan Jenazah
KJR akan Bantu pemulangan mahasiswi asal Sukun Malang, yang tewas tenggeam di danau kampus tempat belajarnya di Jerman.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri menyatakan siap membantu biaya pemulangan jenazah mahasiswi asal Indonesia yang tenggelam di Jerman.
"Kami (Kemlu) pastikan kami akan bantu keluarga sesuai kebutuhannya. Kalau keluarga mampu biayai pemulangan, kami akan bantu seluruh aspek administratifnya, termasuk penanganan di bandara. Tapi kalau keluarga tidak mampu biayai pemulangan jenazah, tentu kami akan bantu membiayai pemulangannya," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal kepada wartawan, Selasa (14/8/2018).
KJRI Frankfurt terus berkoordinasi dengan otoritas Jerman, seperti pihak Kepolisian, Kantor Catatan Sipil, dan rumah duka.
Selain itu, juga telah berkoordinasi dengan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemlu perihal proses pemulangan jenazah kepada pihak keluarga di Indonesia.

"Percayalah Perwakilan kita di Jerman pasti akan lakukan yang terbaik. Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami ikut merasakan kesedihan keluarga," ungkap Iqbal.
Sebelumnya dalam sebuah laman donasi di https://m.kitabisa.com/bantushintapulang , tertulis dideskripsi donasi dibuat oleh Umi Salamah ibu kandung dari Shinta P Dina Pratiwi.
Dilansir Tribunnews.com, Selasa (14/8/2018) siang, jumlah bantuan yang tertera mencapai Rp 142.268.702 dengan 1018 donatur. Namun penggalangan donasi tersebut telah dinyatakan diakhiri.
"Terimakasih kepada para donatur yang telah memberikan dana dan doanya. Untuk sementara penggalangan dana diberhentikan, karena belum ada kepastian biaya yang dibutuhkan untuk proses pemulangan Alm. Shinta. Penggalangan dana diberhentikan sambil menunggu pengumuman resmi dari KEMENLU dan KJRI," demikian tertulis dilaman tersebut.
Sbelumnya diwartakan, seorang warga Kota Malang yang sedang kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman, dikabarkan meninggal dunia di danau kampus, Kamis (9/8/2018) waktu setempat.
Korban adalah Shinta Putri Dina Pertiwi yang sedang menempuh kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman. Shinta meninggal di Danau Trebgaster, Bavaria.
Shinta yang beralamat di Bandulan Gang 12, Sukun, Kota Malang ini sudah lima tahun tidak pulang ke Kota Malang. Ibu almarhumah, Umi Salamah saat ditemui di kediamannya menjelaskan, Shinta berkomitmen tidak pulang sebelum pendidikannya selesai.
“Dia memang komitmen tidak pulang sebelum kuliahnya tuntas,” ujar Umi, Minggu (12/8/2018).

Shinta menempuh pendidikan S1 di Universitas Leipzig. Di sana ia mengambil jurusan kedokteran. Kemudian ia melanjutkan pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth. Ia salah satu siswa berprestasi yang mendapat beasiswa ke sana.
Menurut laporan dari media Jerman, Neue Presse Coburg, Shinta dilaporkan hilang sejak Rabu (8/8/2018) oleh dua orang temannya yang pergi bersama ke danau di dekat kampus. Shinta saat itu sedang mandi di sebuah danau kampus. Ia mandi bersama seorang rekannya yang berasal dari Maluku.
Pada sore hari, seorang temannya yang lain tidak bisa menemukan Shinta di sekitar danau. Merasa khawatir, temannya itu kemudian memanggil Shinta dengan pengeras suara. Namun upaya itu juga tidak berhasil.
“Shinta tidak bisa ditemukan teman-temannya sehingga melapor ke pengawas danau untuk dibantu mencari. Semua peralatan canggih dikerahkan, mulai dari helikopter hingga kapal selam mini untuk mencari Shinta,” imbu Umi.
Pencarian terus dilakukan hingga tengah malam, sebanyak 100 personel tim rescue dikerahkan. Meski dengan alat canggih seperti sonar deteksi, deteksi panas hingga kapal selam mini, namun jasad Shinta belum bisa ditemukan. Akhirnya pencarian tersebut harus terhenti pada Kamis pukul 1.00 setempat.
Pagi harinya, tim operasi kembali melanjutkan pencarian. Tim kesulitan mencari korban karena luasnya danau dengan panjang 680 meter dan lebar 220 meter tersebut. Belum lagi kedalamannya lebih dari empat meter.
Namun upaya keras tim penyelamat itu membuahkan hasil setelah menemukan korban sekitar 30 meter dari darat. Begitu ditemukan, jenazah sempat diidentifikasi sebelum seorang rekannya sesama mahasiswa memastikan kalau jenazah adalah Shinta. Korban kemudian dievakuasi dan diselidiki polisi setempat.
Saat ini jenazah Shinta masih disemayamkan di rumah duka di kawasan Kumbalch. Autopsi rencananya dilakukan awal pekan depan. Shinta dijadwalkan tiba di Kota Malang pada Jumat atau Sabtu pekan depan.
"Saya dapat kabar dari temannya, kemudian dihubungi juga dari KJRI di sana," katanya.
Sebagai orangtua, Umi tak mengira anaknya itu tenggelam di danau. Padahal, Shinta dikenal sebagai anak yang hobi berenang. Hingga saat ini pun keluarga masih belum mengetahui penyebab kematian Shinta.
"Belum tahu, polisi sana tidak memberikan informasi sebelum ada hasil autopsi," lanjutnya sambil menyalami tamu yang terus berdatangan ke rumahnya.
Ia berharap, anak kedua dari tiga bersaudara ini segera bisa dipulangkan dan dimakamkan di Malang. Shinta adalah kedua dari tiga bersaudara. Ia merupakan anak perempuan satu-satunya dan merupakan alumnus SMA 7 Malang. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemlu Siap Bantu Biaya Pemulangan Jenazah Mahasiswi Indonesia yang Tenggelam di Jerman, http://www.tribunnews.com/internasional/2018/08/14/kemlu-siap-bantu-biaya-pemulangan-jenazah-mahasiswi-indonesia-yang-tenggelam-di-jerman.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe