Edisi Cetak Tribun Kaltim

Pileg 2019 di Kaltim, Pertarungan Caleg Gaek dengan Millenial

Bermodal semangat perubahan, para caleg millenial ini optimistis menatap pertarungan memperebutkan hati rakyat Kaltim pada Pileg 2019 mendatang.

Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim

Untuk menggaet suara pemilih millenial, Celni mengaku sudah punya trik, yakni melakukan pendekatan via media sosial. Tidak hanya itu, Celni kerap membuat acara yang digemari kaum muda. Kebetulan, Celni yang berlatar sebagai pengusaha ini merupakan Manajer Timnas Futsal.

"Kebetulan saya juga pecinta futsal, makanya sering buat acara futsal," ungkap Celni.

Menurut Celni, anak muda sekarang ingin melihat langsung aksi caleg. Bukan sekadar pendekatan biasa.

"Anak muda zaman sekarang, mereka lebih suka melihat langsung aksi para caleg bukan hanya sekadar silaturahmi atau perkenalan saja," ucapnya.

Soal menang atau kalah, Celni menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Yang penting, bagi Celni, dirinya sudah berupaya maksimal.

"Saya punya prinsip tidak hanya berkarya, tapi saatnya yang muda ikut bekerja memikirkan nasib bangsa. Kami punya keyakinan, kalau kami bisa memikat para pemilih pemula dan juga generasi muda," tuturnya.

Baca: Update, Perolehan Medali Asian Games 2018, Indonesia Makin Jauh dari Iran

Rindu Politik Orba

Berbeda dengan politisi muda yang membawa semangat reformasi, Brilyande Maywita Pardede (31) justru siap maju menjadi caleg karena rinda akan sistem politik Orde Baru (Orba).

Wanita berkulit putih yang juga pengusaha kuliner akan ikut berkompetisi dalam Pileg 2019 untuk DPRD Kota Balikpapan. 

Wita memberanikan diri maju merebut kursi parlemen Kota Balikpapan bertujuan ingin memperjuangkan daerah wilayah Balikpapan Selatan dengan program visi misi pengembangan usaha perekonomian berbasiskan kerakyatan.

Dia pun merasa di Dapil Balikpapan Selatan sudah lengkap segala infrastrukturnya namun yang perlu menjadi titik perbaikan masih saja ada tingkat pengangguran yang menurutnya bisa dikatakan belum secara tuntas.
"Saya buka warung kuliner masih saja ada orang yang ingin mencari kerja melamar. Saya mau terima tidak mungkin karena sudah terpenuhi. Ini menandakan bahwa pengangguran masih ada. Ini perlu diatasi. Saya akan memperjuangkan," ujar wanita kelahiran Manado ini.

Baca: Ramai Penonton Minta Refund Tiket MotoGP Inggris 2018, Panitia Diprediksi Bakal Rugi Ratusan Miliar

Dia merasa, suasana politik pemerintahan era Orde Baru lebih baik ketimbang saat ini, mengingat pada saat itu saat tinggal di Minahasa Utara Sulawesi Utara seringkali mendapat paket bahan‑bahan pokok.

Dan diberikan berbagai peralatan sekolah terutama buat mereka yang namanya Harto mirip Presiden Soeharto atau yang lahir pada 17 Agustus selalu diberikan beasiswa dan perlengkapan peralatan sekolah.

"Insya Allah kalau saya nanti jadi (duduk di DPRD Balikpapan) akan memperjuangkan setiap tanggal 17 Agustus siswa‑siswi di Balikpapan yang lahir di hari kemerdekaan Indonesia harus diberi fasilitas peralatan sekolah seragam dan beasiswa. Rindu ingin seperti dahulu kala," ungkapnya.

Baca: Closing Ceremony Asian Games 2018 Bertabur Bintang K-Pop dan Penyanyi Kenamaan Tanah Air

Nilai‑nilai positif yang pernah dijalankan dalam era pemerintahan Orde Baru perlu diterapkan dari sisi negatif pastinya tidak akan diterapkan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved