Canggih, Begini Sistem Berbelanja di Alibaba untuk Pelanggan Offline

Meski bergerak di bisnis e-commerce, Alibaba yang didirikan Jack Ma juga turut turun ke bisnis ritel.

Alibaba
Pengunjung menggunakan aplikasi untuk memindai produk di toko retail Alibaba. 

TRIBUNKALTIM.CO -- Meski bergerak di bisnis e-commerce, Alibaba yang didirikan Jack Ma juga turut turun ke bisnis ritel.

Dalam usahanya menggabungkan bisnis daring dan luring, raksasa e-commerce asal China ini telah membuka 65 toko dalam satu tahun terakhir.

"Alibaba memiliki strategi ambisius untuk mempertemukan model bisnis daring dan luring," ujar Gil Luria, Director of Institutional Research di firma penyedia jasa finansial, D.A Davidson&Co.

Menurut Luria, apa yang dilakukan Alibaba ini mirip seperti Amazon yang melakukan akuisisi terhadap Whole Foods.

Strategi utamanya adalah membuat pelanggan offline turut merasakan kenyamanan berbelanja online.

Fase Krusial Putaran Kedua Liga 1 2018, Persib Bandung Terancam Kehilangan Pemain Inti

Untuk itulah, toko ritel milik Alibaba juga mengintegrasikan penggunaan teknologi, seperti penyediaan aplikasi Hema.

Konsumen dimanjakan dengan berbagai kemudahan dalam berbelanja melalui aplikasi ini.

Penggunaan aplikasi memungkinkan pembeli untuk memindai barcode produk untuk mengetahui informasi, harga barang, juga ide resep yang bisa disajikan, sekaligus sebagai perantara pembayaran.

Konsumen bisa membayar belanjaan melalui platform Taobao atau Alipay.

Cerita Miris Buruh Tani dengan 2 Anak Cacat Tinggal di Kandang Kerbau di Tengah Hutan

Kedua platform ini merupakan sistem pembayaran daring yang dimiliki Alibaba yang berafiliasi dengan Ant Financial.

Pelanggan bahkan bisa membayar belanjaan dengan melakukan pemindaian wajah di mesin yang disediakan.

Aplikasi ini juga memudahkan pengunjung untuk membayarkan barang yang sudah mereka pilih.

Tak hanya sebagai ruang ritel, toko ini berfungsi ganda sebagai pusat distribusi.

Apresiasi Jack Ma yang akan Hadir di Closing Ceremony, Jokowi Bercanda soal Aksi Naik Sepeda Motor

Karyawan akan berkeliling di sekitar toko untuk mengambil barang, kemudian diletakkan di conveyor belt.

Barang tersebut nantinya akan langsung diantarkan ke tempat konsumen.

Biasanya, pelanggan dengan radius jarak 3 kilometer menerima belanjaan dalam dalam waktu 30 menit.

Pengunjung menggunakan aplikasi untuk memindai produk di toko retail Alibaba.

Closing Ceremony Asian Games Pukul 19.00 WIB, Cek Ruas Jalan Berikut yang Ditutup Mulai Pukul 09.00!

Penggunaan robot

Alibaba juga membuka restoran dengan perantara robot.

Di tempat ini, pemesanan makanan dilakukan melalui aplikasi dan mesin.

Di dalam, pengunjung bisa menggunakan gawai untuk memindai kode QR yang ada di atas meja, tentunya dengan aplikasi Hema.

Dari sana semua hidangan, kecuali sup, disajikan ke pengunjung menggunakan peralatan otomatis.

"Dengan teknologi yang digunakan Alibaba, saya tidak akan terkejut jika mereka (Alibaba) menggunakan teknologi pengenalan wajah, pelacakan, hingga mendorong pembeli untuk membeli lebih, yang dianggap sebagai pengalaman berbelanja terbaik," ujar Luria.

Nonton Closing Ceremony Asian Games 2018 Naik Transportasi Umum, Ini Panduannya

Memperkuat anggapan Luria, perusahaan ini memang sedang mengembangkan teknologi pengenalan wajah atau face recognition.

Bahkan pada awal tahun, Alibaba mengeluarkan dana sebesar 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,83 triliun untuk pendanaan SenseTime.

SenseTime merupakan sebuah perusahaan asal Hong Kong yang mengembangkan teknologi pengenalan wajah untuk pemerintah dan perusahaan di China.

Sementara pada tahun sebelumnya, Alibaba melakukan kerja sama dengan KFC untuk menawarkan model pembayaran dengan menggunakan sistem ini. (Kompas.com/Rosiana Haryanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alibaba Tawarkan Pengalaman Berbelanja Serba Canggih"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved