Gempa dan Tsunami Sulteng
Duka Raisa, Bayi 19 Bulan Korban Gempa Palu yang Kehilangan Kaki dan Ayahnya
Dalam gempa damn tsunami Palu, rumah mereka rata dengan tanah, Raisa dan ayahnya tertimbun bangunan, bahkan terjebak semalam.
Berdasarkan permintaan keluarga, keduanya dibawa pulang ke Gunungkidul. Relawan Muhammadiyah akan melakukan pendampingan psikologis dan medis hingga Raisa sembuh.
Adik Suryanto, Heru Lukito menambahkan, pihak keluarga ingin agar Raisa bisa tumbuh besar di Desa Karangasem. Apalagi, Suryanto sudah membangun rumah cukup megah sebelum peristiwa itu terjadi.
"Keluarga ingin Raisa di Jawa saja, sampai besar besuk. Ibunya juga di sini. Jika ingin pulang menengok keluarga di sana enggak apa-apa," ujar Heru.
Suryanto merupakan warga Dusun Mengger, dan menikah dengan Wahida warga asli Palu. Suryanto tinggal di Palu sejak sekitar tahun 2006. Ia bekerja di sebuah percetakan, dan berbisnis percetakan.
Selama tinggal di Palu, Suryanto sering pulang. Kurun waktu 2018, sudah beberapa kali ia pulang kampung.
"Januari lalu (2018) pulang, lalu Lebaran juga pulang. Rencananya Desember besok juga pulang," kata Heru.
Kapal TNI AL Temukan Longsoran di Dasar Laut Palu, Diduga Menjadi Asal Kekuatan Tsunami di Sulteng
Bandara SAMS Balikpapan Terbangkan 2.224 Pengungsi Gempa Sulteng Pulang ke Kampung Halaman
Heru menceritakan, keluarga di Gunungkidul baru mendengar kabar kondisi keluarga Suryanto setelah tiga hari pasca gempa, karena komunikasi terputus total.
"Mendengar kabar tiga hari setelah gempa Senin Malam, dari Saudara yang istrinya orang Palu, tetapi tinggal di sini. Dia mendapatkan informasi dari teman-temannya di sana lewat Facebook, karena komunikasi terputus total," ujar Heru. Suryanto baru bisa dievakuasi beberapa hari pasca gempa, dan dimakamkan di Palu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Raisa, Bayi Korban Gempa Palu yang Kehilangan Kaki dan Ayahnya "