Gempa dan Tsunami Sulteng

5 Fakta Baru Gempa Sulteng, Tak Ada Lagi Rumah Dibangun di Zona Rawan Likuefaksi

Pemerintah menegaskan tidak akan mendirikan bangunan apa pun di atas lokasi bencana yang melanda Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Humas Aksi Cepat Tanggap (ACT)
MENCARI ISTRI - Aco (22), penyintas gempa Palu, mencari istrinya, Elisa (22), di antara reruntuhan Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10/2018). Aco berharap menemukan istrinya dalam kondisi apapun. 

5 Fakta Baru Gempa Sulteng, Tak Ada Lagi Rumah Dibangun di Zona Rawan Likuefaksi

TRIBUNKALTIM.CO -- Pemerintah menegaskan tidak akan mendirikan bangunan apa pun di atas lokasi bencana yang melanda Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Lokasi tersebut adalah lokasi yang masuk dalam zona rawan likuefaksi dan jalur Palu Koro.

Lalu, kisah tentang keluarga Raisa, bayi 19 bulan yang terpaksa kehilangan kaki kanannya saat gempa melanda Palu.

Bocah SD Mainkan Gitar Lagu Metallica di Konser Foo Fighters, Aksinya Bikin Dave Grohl Terperangah

Berikut fakta baru terkait peristiwa gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

1. Menko Polhukam: "Tak ada lagi perumahan di zona rawan likuefaksi"

Pemerintah dipastikan tidak akan membangun perumahan di zona rawan likuefaksi dan jalur patahan Palu Koro.

Menko Polhukam, Wiranto, mengatakan, pemerintah telah belajar dari bencana gempa di Palu serta melihat begitu berbahayanya dampak likuefaksi terhadap bangunan.

"Jangan sampai masuk ke Palu Koro lagi atau tempat-tempat yang sangat labil. Ini membutuhkan satu persyaratan dan perencanaan yang lebih matang yang melibatkan lembaga terkait," kata dia usai rapat koordinasi khusus di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (15/10/2018).

Untuk saat ini, kata Wiranto, pemerintah fokus pada pembangunan hunian sementara di wilayah terdampak bencana.

Lionel Messi Hengkang, Barcelona Lirik Mohamed Salah Jadi Pengganti

2. 5.000 unit Huntara akan dibangun

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hunian sementara ( huntara) yang akan dibangun untuk korban terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah jumlahnya bisa lebih dari 5000 unit.

Jumlah tersebut diperkirakan melebihi jumlah hunian tetap (huntap) yang akan didirikan.

Sebab, huntara dibangun untuk seluruh warga yang rumahnya rusak akibat gempa maupun tsunami.

Sedangkan huntap diperuntukan bagi warga yang rumahnya direlokasi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved