Gempa dan Tsunami Sulteng
Pengungsi Asal Sulteng di Balikpapan Mulai Berkurang, Sebagian Ingin Kembali ke Palu
Korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mengungsi di kota Balikpapan s
Penulis: Aris Joni | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mengungsi di kota Balikpapan saat ini berangsur berkurang.
Namun, penanganan posko bencana di Base Ops Lanud Dhomber Balikpapan masih tetap beroperasi.
Terlihat, masih berdirinya tenda-tenda pengungsi dan logistik yang masih tersedia, serta masih beroperasinya pesawat hercules TNI dan Internasional yang mengangkut barang dan pengungsi, bahkan masih adanya telawan yang beraktivitas di lokasi tersebut.
Baca: Menunggu Rumah Rampung, Korban Gempa Palu Akan Ditampung di Barak, Satu Barak Isinya 12 KK
Pangdam VI/Mulawarman, Mayor Jendral Subiyanto mengatakan, walaupun tanggap darurat sudah dicabut, namun pengungsi dari Palu masih tetap diterima dan dilayani. Menurutnya, semakin hari semakin sedikit pengungsi yang datang, itu menandakan bahwa kondisi di Palu sudah mulai membaik.
"Selain untuk menampung pengungsi, disini juga bisa kita jadikan tempat persinggahan buat pasukan," ujarnya.
Sementara itu, Danlanud Balikpapan, Kolonel pnb Muhammad Mujib menjelaskan, hingga saat ini pengungsi masih terus berdatangan, namun sudah tidak membludak lagi.
"Pengungsi masih terus datang, karena setiap pesawat dari palu yang datang ke Balikpapan pasti ada memuat korban ataupun keluarga korban," ungkapnya.
Baca: Terbaru, Basarnas Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu di Hotel Mercure, Begini Kondisinya
Lanjutnya, saat ini jumlah pengungsi di Balikpapan sudah mulai berkurang, bahkan data terakhir yang ia terima jumlah pengungsi yang masih menginap di asrama haji Balikpapan hanya tinggal sekitar 200 pengungsi.
"Sebagian ada juga pengungsi yang berada di Lanud Dhomber Balikpapan kembali ke Palu. Ada juga pengungsi yang kembali ke kampungnya, ada juga yang nginap tempat keluarganya di Balikpapan. Tapi semua terdata," jelasnya.
Diakuinya, terdapat sebagian warga ingin kembali ke Palu, namun masih menunggu situasi membaik.
"Kecuali ibu-ibu dan anak-anak yang kondisinya memang belum memungkinkan kembali ke Palu masih harus diinapkan di Balikpapan," terangnya.
Lanjutnya, bantuan internasional hingga saat ini juga masih terus berdatangan, yang terbaru bantuan dari Philipina satu pesawat hercules yang berkisar 27 ton pada Rabu, (16/10/2018) kemarin.
Dirinya akan memaksimalkan kerja pesawat Indonesia maupun pesawat asing untuk mengangkut muatan ke Palu.
"Kemarin kita menggeser lima pesawat hercules untuk mengangkut barang yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta," pungkasnya.