Black Box Lion Air PK-LQP JT 610 Ditemukan, Berikut Alasan Mengapa Perangkat Ini Sangat Dicari
TNI dan gabungan tim SAR telah berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610
TRIBUNKALTIM.CO - Pada hari keempat pencarian, Kamis, (1/11/2018) TNI dan gabungan tim SAR telah berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Black box yang begitu dicari itu akhirnya ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB oleh Sertu Marinir Hendra Saputra, anggota tim penyelam TNI AL, di kedalaman sekitar 30 meter.
Berdasar gambar yang ditayangkan KompasTV pada Kamis siang, terlihat dua penyelam mengoper black box yang mereka temukan ke dalam kapal kecil untuk selanjutnya diserahkan ke Kapal Baruna Jaya I.
Kedua penyelam itu merupakan anggota tim penyelam Batalyon Intai Amfibi yang berangkat menggunakan kapal Sea Rider TNI AL.

Black box itu sejatinya tak berwarna hitam, melainkan berwarna oranye agar mudah terlihat dan dibedakan dari komponen pesawat lain.
Black box dari pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut dibawa dengan sebuah kotak yang masih terisi air, dengan kondisi yang tampak masih baik.
Baca juga:
Hasil Pemeriksaan Inspektorat, Warga Mengaku Beri Rp1 Juta pada Oknum Disdukcapil untuk Urus KK
UMP Kaltim 2019 Telah Ditetapkan, Ini Besaran Kenaikannya
Inilah Kawasan Rawan Pelanggaran, Macet, dan Kecelakaan di Kota Balikpapan; Cermati Anatominya
Jelang Laga Kontra Persija Jakarta, Para Pemain Persebaya Berduka
Kotak hitam ini akan diteliti lebih lanjut oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui apa yang menyebabkan pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan pada Senin (29/11/2018).
Setelah black box ditemukan, personel Basarnas bersama petugas gabungan akan langsung mencari badan pesawat yang diperkirakan masih terdapat korban lain yang belum ditemukan.
Kotak hitam itu akan menjadi petunjuk penting bagi tim investigasi terkait penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP.
Menurut sumber di KNKT, untuk mengunduh data dari kotak hitam hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam, seperti dilansir dari Tribunnews.
Akan tetapi proses analisisnya bisa memakan waktu bulanan bahkan sampai hitungan tahun.
Seperti dilansir TribunWow dari abc.net.au, kotak hitam terdiri dari dua bagian alat terpisah yakni perekam data penerbangan (Flight Data Recorder - FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder - CVR).
FDR mencatat hal-hal penting terkait penerbangan seperti kecepatan udara, ketinggian, percepatan vertikal dan aliran bahan bakar.
Black box wajib ada untuk penerbangan komersial atau pesawat perusahaan.
Alat perekam ini biasanya disimpan di ekor pesawat terbang, karena dianggap paling aman jika terjadi kecelakaan.
Perekam ini memiliki memori penyimpanan yang cukup untuk merekam data penerbangan selama 25 jam.
Tetapi suara di kokpit terekam hanya dua jam saja.
CVR ini melacak interaksi kru dengan satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara.
Versi rekaman magnetik sebelumnya hanya bisa merekam 30 menit percakapan kokpit dan kebisingan di sekitarnya.

Perangkat penting ini juga dilengkapi suar pencari bawah air yang memancarkankan sinyal jika sensornya menyentuh air.
Black box akan mengirimkan ping setiap detik selama 30 hari sebelum baterainya habis.
Dengan kata lain, pencarian black box akan sangat sulit bila telah melewati 30 hari sejak insiden kecelakaan pesawat.
Black box biasanya dibungkus berlapis dengan titanium atau baja tahan karat yang mampu menahan kondisi yang mengerikan.
Bagian penting yang berisi papan memori, CSMU, ini pernah diuji coba ketahanannya.
Peneliti pernah mencoba menghancurkannya dengan membakarnya dalam api 1,100 derajat Celcius, menenggelamkannya ke dalam tangki air garam bertekanan tinggi dan mencelupkannya ke dalam bahan bakar pesawat.
Hasilnya perangkat ini masih bertahan dengan baik. (TribunWow.com/Ekarista R.P)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Black Box Pesawat JT 610 Ditemukan, Berikut Alasan Mengapa Perangkat Ini Sangat Dicari