Festival Mahakam 2018

Ada Mandau Raksasa di Festival Mahakam; Ini Rata-rata Harga Jual Mandau Tampilan

Diketahui, Expo Mandau merupakan bagian dari Festival Mahakam 2018, yang digelar 2-4 November ini.

Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM / NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Mandau raksasa, salah satu mandau yang ditampilkan di Festival Mahakam 2018 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Aneka senjata tradisional Suku Dayak dipamerkan dalam Expo Mandau yang berlangsung di Tepian Mahakam Samarinda.

Diketahui, Expo Mandau merupakan bagian dari Festival Mahakam 2018, yang digelar 2-4 November ini.

Mandau (pedang Suku Dayak), sumpit, tombak, panah, tameng, dipamerkan dalam Expo Mandau, kali ini.

Bahkan, salah satu Mandau yang dipajang banyak mencuri perhatian pengunjung, karena ukurannya yang begitu besar.

Mandau asal Loa Duri, Kabupaten Kutai Kartanegara ini berukuran panjang 2,1 meter dengan bobot 65 kilogram.

"Ini bikinan Empu Mail, salah satu kolektor Mandau. Karena suka dengan Mandau, Empu Mail membuat yang ukuran raksasa," kata Dynny Muninggar, Bendahara Adat Dayak, Kutai Kartanegara, Sabtu (3/11/2018), di lokasi expo.

Karena ukurannya yang jumbo, Mandau ini, kata Dynny, sempat diusulkan untuk masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Baca juga:

Ridwan Kamil Siapkan Mobil Multifungsi ala ''Transformers'' untuk Berbagai Kegiatan Warga

Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2018; Skuat Garuda Jamu Timor Leste dan Filipina di SUGBK

Lagi, Jebolan Timnas U-16 Indonesia Gabung Klub Liga 1; Si Kembar Hengkang ke Kalimantan

Perkuat Timnas di Piala AFF, Kiper Borneo FC Ungkap soal Doa Orangtua

"Tadi malam saat pembukaan Festival Mahakam sempat dibahas untuk dimasukkan dalam Rekor MURI," ujar Dynny.

Ada mandau untuk dipajang, ada pula yang untuk dijual. Seperti Mandau koleksi milik Marcel Aditya Putra Daud.

Seniman pengukir Mandau asal hulu Mahakam, Kutai Barat ini membanderol Mandau buatannya antara Rp 2 juta sampai Rp 6,5 juta.

Kata Marcel, ada harga, ada kualitas. Menurut Marcel, ada beberapa hal yang membuat harga Mandau menjadi mahal.

Yakni, material serta tingkat kerumitan pembuatannya. Mandau buatan Marcel berbahan baja untuk bilahnya, serta menggunakan tanduk rusa yang diukir sebagai gagang.

"Untuk sarungnya ini, kita pakai kayu yang kami sebut Barunggang. Kayu ini, makin lama makin kuat," kata Marcel.

Pembuatan satu Mandau pun tak bisa dibilang singkat. Marcel memerlukan waktu paling cepat sepekan, untuk menyelesaikan satu Mandau.

"Cepat atau lambat itu tergantung mood. Kalau pikiran kita tak fresh, kita tak mungkin bisa bikin ukiran dengan teliti," ungkap Marcel.

Tiap sub Suku Dayak, kata Marcel, juga memiliki style Mandau masing-masing. Khusus koleksi Marcel, merupakan Mandau ciri khas Dayak Benuaq.

Marcel mengategorikan Mandau buatannya sebagai Mandau Tampilan. Yakni, Mandau dengan model masih original.

Berbeda dengan Mandau souvenir yang dibuat lebih bergaya, dengan banyak sentuhan seni lainnya.

"Mandau Tampilan ini modelnya masih dalam pakem aslinya. Artinya tak terlalu bagus dilihat. Kalau Mandau souvenir, desainnya sudah lebih modern. Tapi, karena untuk souvenir biasanya bilahnya tak ditempa," kata Marcel.

Berbeda lagi dengan Mandau yang digunakan sehari-hari. Biasanya untuk berladang.

"Kalau yang pakai sehari-hari, gagangnya dari kayu. Bukan dari tanduk rusa," tutur Marcel. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved