UGM Ajak Generasi Z Mengenal Alam Melalui Gadget
Dari hasil praktek ini, siswa dapat mengamati secara real-time kandungan air dalam tanah.
Khabib Nurmagomedov: Laga UFC 229 Sukses Besar, McGregor Pantas Dapat Penghargaan
Inilah 5 Kontroversi yang Melanda Skuat Garuda Jelang Perhelatan Piala AFF 2018
Kualifikasi MotoGP Malaysia 2018 - Meski Terjatuh, Marquez Amankan Pole Position Ungguli Rossi
Firza Andika Berangkat ke Belgia, Pelatih PSMS Medan Kecewa Berat
Puncak kegiatan dilaksanakan pada Jumat (26/11/2018) di SMAN 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta dan diikuti oleh 50 siswa dan 35 guru se-Kabupaten Gunungkidul.
Pembinaan mengambil tema “Implementasi Lifelong Learning melalui Design Thinking dalam menghadapi Perubahan Iklim di Era Disrupsi Teknologi”.
“Kami harap generasi Z dapat menggunakan teknologi yang mereka miliki dengan bijak. Melalui pendekatan Design Thinking, kami ingin mengajak siswa untuk mengasah kemampuannya dalam mengidentifikasi masalah di sekitar, bertanya, dan mencari solusi cerdas yang dapat diimplementasikan secara langsung melalui program penelitian remaja”, ujar Matin Nuhamunada, M.Sc. selaku ketua tim pelaksana.
Selain dibekali dengan metode untuk berinovasi, siswa juga diberikan pengayaan mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari.
Materi tersebut disampaikan oleh Thoriq Teja Samudra, M.Sc. yang merupakan Dosen Program Studi Bioteknologi, UNISA.
“Saya harap, adik-adik mulai mengenal dan sadar akan dampak perubahan iklim global terhadap kehidupan mereka di masa depan.”, ujar Thoriq, dalam rilis yang dikirimkan pada Tribunkaltim.co.
Program diakhiri dengan praktek menggunakan teknologi Arduino bersama Jaler Sekar Maji, S.Si., lulusan ELINS UGM yang juga alumni Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia.
Pada kesempatan ini, Jaler mengajak para siswa untuk mencoba mengukur kelembaban tanah dengan menggunakan sensor yang dikoneksikan dengan Arduino.
Dari hasil praktek ini, siswa dapat mengamati secara real-time kandungan air dalam tanah.
Diharapkan, konsep ini dapat digunakan siswa Gunungkidul untuk mengembangkan sistem pertanian pintar yang lebih hemat air.
Melalui program project-based learning ini, siswa dikenalkan dengan Arduino dan bagaimana mereka dapat menggunakan berbagai sensor untuk berinteraksi dengan alam di sekitar mereka dengan menggunakan teknologi dan gadget.
Diharapkan, siswa mampu menjadi lifelong learner dengan menggunakan metode Design Thinking dan mampu menggunakan teknologi untuk berkenalan lebih dekat dengan alam. (*)