Gempa dan Tsunami Sulteng
Wilayah Terdampak Likuefaksi Mencapai 300 Hektare, Lahan Tidur Akan Dimaksimalkan untuk Relokasi
Nantinya, relokasi akan menggunakan lahan milik negara yang saat ini belum difungsikan di Sulteng.
Wilayah Terdampak Likuefaksi Mencapai 300 Hektare, Lahan Tidur Akan Dimaksimalkan untuk Relokasi
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyatakan saat ini ada sekitar 300 hektare lahan yang terdampak likuefaksi pada saat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola usai mengadiri rapat proses rekonstruksi dan rehabilitasi Sulawesi Tengah pascabencana di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (5/11/2018).
"Sementara itu (terdampak) likuefaksi kurang lebih 300 hektare," kata Longki Djonggala Beberapa daerah di Palu yang terdampak likuefaksi di antaranya Desa Tolo, Kelurahan Talise, dan Kelurahan Petobo.
Mirip Petobo, Desa di Jawa Barat Ini Juga Terancam Meleleh Saat Terjadi Gempa Bumi
Kisah Ramna, Korban Gempa Palu yang Selamat dari Likuefaksi, Selamat Karena Dimuntahkan Bumi
Sementara itu daerah di Donggala yang terdampak likuefaksi ialah Desa Loli Saluran dan wilayah pantai barat. Nantinya relokasi akan menggunakan lahan milik negara yang saat ini belum difungsikan di Sulteng.
Sebagai payung hukum, nantinya juga dibuat peraturan daerah, (Perda) terutama terkait Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Penyusunan Perda ditargetkan selesai pada Desember 2018 sehingga 2019 proses relokasi dan pembangunan infrastruktur penunjang bisa dilakukan.
"Diusahakan tanah milik negara atau tanah yang berstastus HGU atau HGB. Sementara tidur tak ada aktivitas itu yang akan digunakan. Sangat cukup. Itu lahan-lahan yang tidur. Cukup jauh ada, 5 km (dari wilayah rawan gempa).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Sulteng: Ada 300 Hektar Lahan di Palu Terdampak Likuefaksi",