Kisah Warga Long Apari Buat Satu Kapal Kayu Bovon Kehan Hanya Seminggu
Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh yang meninjau hasil pembangunan Kampung Long Apari yang memakai dana desa dan alokasi dana kampung.
Penulis: Budi Susilo |
Pada bagian landasan perahu kayu memiliki ketebalan sampai 10 centimeter sedangkan untuk bagian pinggir perahu atau yang biasa disebut kapeh, ketebalan kayunya sekitar 2 centimeter.
Jika diakumulasikan ke mata uang rupiah, bila ada yang mau membelinya maka meski merogoh kocek sebesar Rp 10 juta.
Bahan dasar pembuatan perahu ini berasal dari kayu meranti dan kayu arau yang merupakan dari hasil bumi Long Apari. Dibuat sekitar 30 orang dengan jangka waktu pembuatan selama satu minggu.
“Kami kerjakan bersama-sama,” kata Nalang.
Perahu kayu Bovon Kehan ini sangat cocok digunakan untuk kondisi alam Sungai Mahakam yang di hulu, mampu menembus alam liar arum jeram.
Perahu yang berbentuk panjang dan ramping ini bisa melewati riam berbatu cadas dan arus sungai yang deras dan berombak.
Menurut Nalang, ke depan, kerajinan pembuatan perahu kayu ini akan terus digarap dan dilestarikan oleh sanggar seni masyarakat Long Apari yang kemudian bisa menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Kampung.
Masyarakat Long Apari bisa menawarkan jasa pembuatan perahu kayu.
“Generasi muda disini kami terus tularkan untuk bisa membuat perahu, yang dari turun temurun sudah dilestarikan. Jangan sampai kita tinggal di alam sungai tetapi tidak bisa membuat perahu,” ujarnya. (*)