Tsunami Banten dan Lampung
Kenali Tanda Alam Sebelum Tsunami Terjadi, Ini yang Harus dan Tak Boleh Dilakukan agar Nyawa Selamat
Tsunami setinggi 1,9 meter telah menerjang pesisir pantai Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Kenali Tanda Alam Sebelum Tsunami Terjadi, Ini yang Harus dan Tak Boleh Dilakukan agar Nyawa Selamat
TRIBUNKALTIM.CO -- Tsunami setinggi 1,9 meter telah menerjang pesisir pantai Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian menyatakan bahwa bencana itu merupakan tsunami setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian, pukul 21.27 WIB.
Korban pun untuk sementara tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka dan 57 orang hilang dan jumlah itu masih bertambah.
Untuk penyebabnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono ungkap ada dua alasan.
Yakni karena aktivitas erupsi Anak Gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.
Jika terjadi bencana alam seperti ini, hal yang paling perlu untuk diketahui adalah cara menyelamatkan diri.
Namun, sebelumnya perlu diketahui tanda-tanda alam saat tsunami diperkirakan hendak terjadi guna menyiapkan upaya penyelamatan diri.
Aa Jimmy dan Istri Ditemukan Meninggal Dunia, Pasha Ungu, Arie Untung, dan Netizen Kirim Doa
Sedang Liburan Tiba-tiba Terjadi Tsunami, Jangan Panik, Ini yang Harus Anda Lakukan
1. Gempa Besar
Salah satu penyebab utama tsunami adalah gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Jadi, jika Anda bertempat tinggal di sekitar pantai dan merasakan gempa besar atau lama (lebih dari satu menit), sebaiknya Anda bersiap dan langsung menyelamatkan diri.
Perlu diketahui bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api (memiliki banyak gunung api dan merupakan titik pertemuan sejumlah lempeng bumi).
Oleh karenanya, kesiapsiagaan warganya atas ancaman gempa dan tsunami sangat diperlukan.
Bani Seventeen jadi Korban Tsunami Banten, Sang Ayah Kenang Anaknya yang Sempat Umrahkan Ibunda
UPDATE Jumlah Korban Tsunami Banten dan Lampung: 281 Meninggal, 1.016 Luka-Luka, dan 57 Hilang
2. Air surut atau tidak?
Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.
Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.
Meskipun begitu, kapan tsunami sampai di pantai juga bergantung kedalaman air dan di mana lokasi terjadinya gempa dan patahan lempeng tektonik.
Meskipun begitu, tsunami tidak selalu didahului surutnya air laut.
Ada yang juga langsung datang begitu saja tergantung kasusnya.
Dalam kata lain, surut atau tidaknya air laut jelang tsunami bergantung pada lempengan yang diguncang gempa, apakah naik atau turun.
Jadi, jika gempa besar terjadi, Anda tidak perlu mencari kabar soal surutnya air laut.
Langsung daja fokus untuk menyelamatkan diri.
Dibawa Pengasuh, Anak Bungsu Aa Jimmy yang Berusia 2 Bulan Selamat dari Tsunami Banten
Sedih Peristiwa Tsunami di Selat Sunda, Gitaris Queen Brian May Kirim Doa untuk Band Seventeen
3. Gemuruh dari laut
Banyak saksi yang menyebutkan bahwa tsunami terdengar seperti deru kereta api atau pesawat jet.
Dan ketika menerjang, tsunami tidak melulu hanya gelombang tunggal. Gelombangnya bisa datang berkali-kali, bahkan sampai lima kali.
Itulah sejumlah tanda-tanda alam menjelang dan ketika tsunami menerjang.
Lalu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menyelamatkan diri, jelang, dan ketika terjadi tsunami?
4. Hal yang Harus Dilakukan: Lari, Diam, dan Terus Berlayar
Dalam Buku Saku Tanggap Tanggas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan BNPB, orang yang tinggal di pesisir pantai diminta untuk segera berlari ke tempat tinggi setelah gempa besar terjadi.
American Red Cross menyebut, idealnya warga berlari ke bukit atau tempat dengan ketinggian di atas 30 meter, sejauh 3km dari pinggir laut.
Oleh karena itu, kita yang tinggal di daerah pesisir harus paham lingkungan sekitar, tahu di mana bukit atau tempat tinggi terdekat yang bisa dicapai seandainya tsunami mengancam.
Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan, karena hantaman gelombang lebih membahayakan jika semakin dekat ke pantai.
5. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan: Ambil Foto/ Video, Berkendara, Lintasi Jembatan
Setelah gempa besar atau lama mengguncang, fokuslah menyelamatkan diri.
Meskipun berita soal gempa dan tsunami di berbagai wilayah dunia, penyebaran informasi awalnya cepat tersebar karena foto dan video yang diambil warga.
Dibanding sibuk merekam kejadian, lebih baik selamatkan diri dengan mencari tempat tinggi.
Keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan momen yang ingin diabadikan menggunakan kamera Anda juga tidak perlu melihat ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air surut atau tidak, karena tsunami juga bisa datang tanpa dimulai dengan surutnya air laut.
Selain itu, sebaiknya hindari berjalan melewati jembatan karena gempa susulan mungkin bisa terjadi, dan jika tsunami bergerak lebih cepat, akan lebih sulit juga menyelamatkan diri.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebelum Tsunami, Kenali Tanda Alam dan Cara Menyelamatkan Diri, http://www.tribunnews.com/sains/2018/12/24/sebelum-tsunami-kenali-tanda-alam-dan-cara-menyelamatkan-diri?