Mahasiswi Samarinda Dipukul
Mahasiswi Samarinda Dipukul Saat Shalat, MUI: Pengurus Masjid Harus Bertanggung Jawab
"Tetap saja datang ke masjid untuk memakmurkan masjid, tidak perlu cemas dan takut," tutupnya.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda angkat bicara mengenai aksi pemukulan yang terjadi di masjid, saat korbannya tengah menjalankan ibadah shalat.
Ketua MUI Kota Samarinda, Zaini Naim menjelaskan, kejadian itu merupakan kelalaian dari pengurus masjid yang membiarkan orang tidak dikenal tidur di masjid dengan maksud dan tujuan yang tidak jelas.
"Itu jadi pelajaran bagi kita semua, terutama pengurus masjid maupun langgar. Masjid dan langgar itu rumah ibadah, rumah Tuhan yang harus dijaga keamanan dan kebersihannya," jelasnya, Minggu (30/12/2018).
"Orang yang tidak bersih tidak boleh masuk masjid. Kalau dia masuk masjid harus shalat dua rakaat dulu, ini untuk kesuciannya dalam artian batinnya," tambahnya.
Baca juga:
Masuk Kamar Raja di Fairmont, Arie Untung: ''Alhamdulillaah Jadi Salah 1 Orang Pertama yang Nyicip''
Kapasitas Tampung Hanya 100, Pelabuhan Berau Tangani Lebih dari 25 Ribu Peti Kemas Sepanjang 2018
Ajukan Penangguhan Selama Seminggu, Istri AW Siap Jadi Penjamin
Konflik Agraria Disajikan Dalam Pertunjukan, Belajar Teater Persembahkan 'Membaca Tanda-Tanda'
Tampil Cemerlang di Piala Dunia dan Copa Libertadores, Playmaker Ini Siap Berkarier di China
Dia sendiri mengetahui kejadian itu dari video yang tersebar luas di media sosial.
Dia juga menyayangkan sikap pengurus masjid yang membiarkan orang tersebut tidur di masjid tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
Dia menilai, tidur di masjid tidak dilarang, namun yang dilakukan adalah i'tikaf.
Tapi, pengurus masjid tetap harus mengawasi dan memperhatikan jamaah yang melakukan i'tikaf.
"Boleh tidur di masjid, namun i'tikaf, tapi harus jelas, harus benar-benar ibadah. I'tikaf itu tidak ada yang lain selain kepada Tuhan, mulai dari shalat, membaca Al Quran, dzikir, ada aturannya," ucapnya.
Selain pelaku sendiri yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, dia juga meminta agar pengurus masjid harus mempertanggungjawabkan atas terjadinya aksi pemukulan itu.
"Saya dengar orang itu sudah sering tidur di masjid itu. Pengurus masjid harus bertanggung jawab. Ini jadi atensi bagi seluruh pengurus masjid, agar tidak lalai dan menjaga kebersihan serta keamanan masjid," tegasnya.
Terakhir dia berpesan, agar warga lainnya tidak perlu takut untuk datang ke masjid menjalankan ibadah, karena menurutnya semua kejadian yang telah terjadi merupakan takdir, yang merupakan ketetapan dari Tuhan.
"Itu rumah Tuhan, persoalan yang terjadi memang takdir, itu ketetapan Tuhan. Tidak perlu takut ke masjid, karena shalat di masjid lebih besar pahalanya dibandingkan shalat di rumah," harapnya.
Baca juga:
Kwik Kian Gie Kisahkan Sikap Bung Karno Hadapi Menterinya yang Bengong: 'Jempol Kakiku Juga Tahu'
Kembali Protes Keras ke BMKG, Ifan Seventeen: ''Aku Tak Cari Kambing Hitam Atas Kesedihanku''
Update Dinamika Transfer Persib Bandung: Esteban Vizcarra Bicara soal Rumor Sepakat
Simon McMenemy Dituding Berbohong soal Lisensi Kepelatihan, Bhayangkara FC Sampaikan Pembelaan
OTT KPK Libatkan Pegawai PUPR, Menteri Basuki: Saya Terkejut di Tengah Upaya Jalankan Amanah
"Tetap saja datang ke masjid untuk memakmurkan masjid, tidak perlu cemas dan takut," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi pemukulan yang dilakukan di masjid, membuat heboh warga Samarinda, terutama didunia maya.
Pasalnya, video berdurasi 3 menit 15 detik itu terekam kamera CCTV masjid, yang juga tersebar luas di media sosial.
Aksi pemukulan itu terjadi pada Jumat (28/12/2018) lalu, sekitar pukul 14.40 Wita, di masjid Al Istiqomah, Jalan P Antasari, RT 30, Sei Kunjang.
Dari rekaman CCTV milik masjid, terekam seorang wanita muda, yang belakang diketahui bernama Merissa Ayu Ningrum (20), seorang mahasiswi tengah menjalankan ibadah shalat.
Tiba-tiba, dari arah belakang, muncul pria tidak dikenal langsung memukul korban di bagian kepala menggunakan balok.
Tidak hanya sekali, saat korban telah tersungkur ke lantai, pria tersebut kembali melayangkan pukulan ke arah wajah, yang membuat korban nyaris tidak sadarkan diri.
Namun, dua pukulan yang diterima korban tidak membuatnya tumbang, yang membuat pelaku akhirnya melarikan diri.
Pria yang melakukan pemukulan tersebut diduga berinisial MJ (45) warga Sangasanga, Kutai Kartanegara, yang saat ini tengah dalam pencarian kepolisian. (*)