Jumlah Penduduk Miskin di Kaltara Turun Tapi Garis Kemiskinan Justru Naik

Sebaliknya penduduk miskin pedesaan turun dari 27,81 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 26,99 ribu orang pada September 2018

Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co/ M. Arfan
Suasana press rilis di Kantor BPS Kalimantan Utara, Jalan H Maskut, Tanjung Selor, Selasa (15/1/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara merilis tingkat kemiskinan terakhir, yakni September 2018. Berdasarkan catatan BPS, jumlah penduduk miskin sebanyak 49,59 ribu atau 6,68 persen dari jumlah penduduk provinsi termuda Tanah Air ini.

Kepala BPS Kalimantan Utara Eko Marsoro menjelaskan, angka itu turun sebesar 0,23 persen dibanding bulan Maret 2018 yang sempat mencapai 50,37 ribu atau 7,09 persen. "Jumlah penduduk miskin secara absolut berkurang 800 orang atau turun 0,23 persen," kata Eko.

Jumlah penduduk miskin perkotaan meningkat dari 22,54 ribu orang pada bulan Maret 2018 menjadi 22,60 ribu pada bulan September. Namun secara persentase penduduk miskin daerah perkotaan turun 0,3 persen. Penurunan tersebut berdasarkan hitungan persentase dari 5,46 persen pada bulan Maret menjadi 5,16 persen di bulan September.

Sebaliknya penduduk miskin pedesaan turun dari 27,81 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 26,99 ribu orang pada September 2018. Namun secara persentase penduduk miskin pedesaan naik 0,13 persen yaitu dari 9,36 persen pada Maret menjadi 9,48 persen pada September.

Eko menambahkan, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Selama Maret-September 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar Rp 5,88 persen yaitu dari Rp 586.049,00 per kapita per bulan pada Maret 2018 menjadi Rp 620.501,00 per kapita per bulan pada September.

"Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan peranan komoditas makanan jauh lebih besar dibanding peranan komoditas bukan makanan. Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 73,25 persen," ujarnya.

Eko juga mengungkapkan, GK di perkotaan lebih besar dibanding di pedesaan. Pada bulan September 2018 GK di perkotaan sebesar Rp 647.330,00. Sedang di pedesaan Rp 581.681,00. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved