Kenali Bahaya Gula Rafinasi, Izin 6 Perusahaan Sudah Dicabut Karena Menjualnya ke Pasar

Izin usaha 6 perusahaan industri makanan dan minuman telah dicabut sepanjang tahun 2018. Alasannya, perusahaan ini menjual gula rafinasi ke pasar.

Editor: Doan Pardede
tribunkaltim.co/cornel dimas satrio kusbinanto
ILUSTRASI - Harga gula pasir masih tinggi. Bulog siap pasok lima ribu ton gula pasir. 

Kenali Bahaya Gula Rafinasi, Izin 6 Perusahaan Sudah Dicabut Karena Menjualnya ke Pasar

TRIBUNKALTIM.CO - Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru saja mencabut izin usaha 6 perusahaan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang tahun 2018.

Alasannya karena 6 perusahaan itu merembeskan gula Rafinasi ke pasar.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/1) Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Veri Anggriono mengungkapan, 6 perusahaan tersebut terbukti menjual gula rafinasi untuk industri tersebut ke pasaran.

"Itu ada di wilayah Jabodetabek, Yogyakarta dan Jawa Tengah dan sekitarnya ada," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (17/1).

Gula Rafinasi sendiri bukan gula konsumsi/dapur.

Gula Rafinasi hanya diperuntukkan untuk kebutuhan industri makanan dan minuman karena harus melalui serangkaian proses untuk memastikan keamanannya.

Duduk Lesehan Beralas Tikar Plastik jadi Cara Kerabat Rayakan Ulang Tahun Band Seventeen ke-20

Hanya Mau Buka Pintu untuk Kapolda, Pria di Tulungagung Ini Tega Berhari-hari Sekap Ibu Kandungnya

Lantas apa itu gula rafinasi?

Mengutip health.com, gula rafinasi adalah gula yang memiliki warna lebih putih terang.

Hal itu menandakan tingkat kemurnian yang lebih tinggi dari gula dapur biasa.

Perbedaan gula dapur dengan gula rafinasi amat berbeda.

Alasannya gula mentah sebagai hasil olahan pertama adalah sukrosa yang disintesis dari tebu dan belum dapat dikonsumsi secara langsung.

Setelah diolah lagi, gula mentah akan menjadi gula rafinasi.

Pembuatan gula rafinasi dimulai dari kristal gula mentah yang direndam, untuk dilembutkan di dalam sirop terkonsentrasi.

Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lapisan cokelat pada kristal tanpa membuatnya larut.

Tiba di Tempat Debat, Begini Gestur Tubuh Sandiaga Uno saat Salami Megawati Soekarnoputri

Derita Vanessa Angel Usai Jadi Tersangka Prostitusi, Menangis hingga Dijauhi Keluarga

Kristal yang telah bersih, kemudian dicampurkan ke dalam cairan yang kemudian disaring dari kotoran-kotoran yang tertinggal.

Cairan larutan gula ini kemudian direbus dan didinginkan hingga terbentuk kristal gula putih (gula rafinasi).

Gula ini banyak digunakan di dalam berbagai industri karena lebih murni dan berpenampilan lebih bersih dibandingkan gula mentah.

Bahayanya jika gula rafinasi dikonsumsi maka tubuh manusia akan membutuhkan lebih banyak vitamin B kompleks, kalsium, dan magnesium untuk mencerna gula ini, karena tingkat kemurniannya yang sangat tinggi.

Mau tak mau tubuh akan 'mengambil' secara paksa ketersediaan vitamin B kompleks dari sistem saraf juga mengambil kalsium, magnesium dari tulang dan gigi.

Hal ini dapat menyebabkan osteoporosis atau masalah kesehatan lainnya.

Masalah lainnya ialah meningkatnya risiko diabetes amat sangat tinggi karena gula ini mudah sekali terpecah menjadi glukosa.

Bahkan dapat menyebabkan penuaan dini ekstrem pada kulit karena proses alami glikasi.

Berdasarkan SK Menperindag NO 527/MPT/KET/9/2004, gula rafinasi hanya diperuntukkan untuk industri dan tidak diperuntukkan bagi konsumsi langsung karena harus melalui proses terlebih dahulu. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com dengan judul Serupa Tapi Tak Sama, Gula Rafinasi Berbahaya yang Identik dengan Gula Dapur

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved