Rekam Jejaknya Disentil Najwa Shihab, Johan Budi: Jangan Mengutuki Ruang-ruang Gelap
Pasti kenal dengan nama Johan Budi. Nama Johan Budi mulai dikenal sejak menjadi juru bicara lembaga anti korupsi KPK.
Rekam Jejaknya Disentil Najwa Shihab, Johan Budi: Jangan Mengutuki Ruang-ruang Gelap
TRIBUNKALTIM.CO - Pasti kenal dengan nama Johan Budi. Nama Johan Budi mulai dikenal sejak menjadi juru bicara lembaga anti korupsi KPK.
Kini masuk istana dan menjadi staf komunikasi Presiden Jokowi.
Tapi sepertinya kariernya tidak ingin berakhir sampai di situ.
Buktinya Johan Budi memilih maju sebagai wakil rakyat.

Dia menjadi satu dari 1.100 caleg dari partai PDI Perjuangan (PDIP) yang bertarung untuk kursi DPR RI khusus daerah pemilihan Jawa Timur.
Keinginannya bergelut di kursi DPRD RI rupanya mendapat sentilan dari presenter kondang Najwa Shihab.
Sentilan itu dia lontarkan dalam acara Adu Greget Caleg Jawa Timur seperti dilansir dari akun Youtube Najwa Shihab pada 8 Februari 2019.
Disitu hadir delapan caleg dari parpol berbeda.
"Ada 87 kursi di DPR RI yang diperebutkan khusus Jawa Timur. Ada 1.100 caleg siap untuk jual diri supaya kita mau beli," ujarnya.
Baca juga:
• Begini Reaksi Najwa Shihab saat Ma'ruf Amin Singgung Nama Ayahnya Quraish Shihab Dua Kali
• Detik-detik Ali Mochtar Ngabalin Berjingkrak Seraya Berkata 'Makan Ente Punya Stroke'
• Keluh Kesah Bella Saphira Setelah 6 Tahun Dinikahi Jenderal TNI dan Pensiun jadi Artis
Di acara tersebut hadir Caleg dari PKB Fandi Utomo, Djamal Azis dari Partai Gerindra, Priyo Budi Santoso dari Partai Berkarya, Guntur Romli dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Imelda Sari dari Partai Demokrat, Viva Yoga Mauladi dari PAN, dan Venna Melinda dari Partai Nasdem.
Najwa Shihab lalu menanyakan apa yang membuat Johan Budi sampai mau masuk ke dalam instansi yang dulunya sering ditangkapi oleh lembaga dia bekerja.
"Dulu jubir KPK, terkenalnya karena jubir KPK dan masuk istana. Jadi salah satu jubir atau staf komunikasinya Presiden Jokowi. Dan sekarang mau mencoba ke DPR. Yang jelas dulu kalau KPK salah satu institusi yang anggotanya paling banyak ditangkapin itu DPR. Dan sekarang anda mau masuk ke dalam institusi yang dulu banyak anda tangkapin?" ujar Nana, panggilan akrab Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan Nana, penonton yang hampir semua mahasiswa Unversitas Airlangga Surabaya itu spontan bersorak.
"Bentar..bentar. Jangan mengutuki ruang-ruang gelap. Kalau bisa anda juga bisa masuk ke sana dalam rangka untuk ikut memperbaiki. Kalau hanya mengutuk kemudian kita tidak terjun membantu selamanya tidak akan baik. Karena itu, saya ingin punya kontribusi. Saya pribadi punya komitmen dari track record selama saya lakukan untuk bisa membantu itu," jawab Johan Budi.
Nana lalu mengatakan punya data berapa banyak anggota DPR yang ditangkap karena kasus korupsi.
Selanjutnya Nana memanggil Priyo Budi Santoso, Sekjen Partai Berkarya.
"Saya ingatkan teman-teman, mas Priyo ini dulunya di Golkar dan sekarang jadi Sekjen di Berkarya. Partai yang salah satu taglinenya "lebih enak zaman pak Harto". Jadi masih yakin mau jualan pak Harto di hadapan mahasiswa?".

Mendengar pertanyaan itu, Priyo Budi Santoso menjawab, "saya pastikan ya...".
Selain Johan dan Priyo, Nana juga memberikan pertanyaan kepada Venna Melinda.
Venna sempat ditanya alasan kenapa sampai pindah partai dari Demokrat ke Nasdem.
"Kenapa pindah? Apa itu artinya Jokowi lebih baik dari bapak SBY karenanya pindah?" tanyanya disambut teriakan penonton.
"Semua pemimpin negara Indonesia punya kelebihan. Kalau ada satu pemikiran politisi perempuan, itu lebih kepada saya punya hitung-hitungan saya sendiri," jawab Venna Melinda.
Simak videonya: