3 Bulan Sebelum G30S/PKI Meletus, Pahlawan Revolusi Ahmad Yani ternyata Sempat Berkunjung ke Kaltim
3 bulan sebelum peristiwa G30S/PKI meletus, salah seorang Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani ternyata sempat berkunjung ke Kaltim.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Hasilnya, memang tidak ada sumber autentik dari arsip kolonial dan penelitian sejarawan Belanda yang mengulas tentang Awang Long.
2. Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura)
Alasan penolakan:
Hikayat kepahlawanan Sultan AM Idris dinilai lemah dalam masalah sumber. Sumber yg diinginkan mesti objektif, bukan sumber intern.
Seperti sejarah Pangeran Antasari, Diponegoro, Imam Bonjol, punya sumber riwayat dari catatan eksternal (asing/Belanda).
Sementara itu, kisah perlawanan Awang Long dan AM Idris tidak tercatat dalam dokumentasi asing.
Kasus ditolaknya "kepahlawanan" AM Idris ini, kata Muhammad Sarip, mirip dengan pengusulan Panglima Batur di Kalsel, yakni tidak/belum ditemukan sumber valid tentang perjuangannya.
Adapun Raja Alam dari Berau ditolak karena ada riwayat pada saat-saat terakhir menyerah, mengakui dan tunduk kepada Belanda.
3. Raja Alam (gelar yang biasa disebut kepada Sultan Alimuddin sebagai Sultan Sambaliung pertama (1810-1834))/ Berau
Alasan penolakan:
- Sumber sejarah yang valid tidak ada.
- Riwayat akhir menyerah, mengakui dan tunduk kepada Belanda
"Persoalan sumber sejarah ini menjadi titik krusial, karena berbanding terbalik dengan para tokoh lain di luar Kaltim yang dulu Pemerintah Hindia Belanda mencatatnya dalam laporan dan dokumen resmi," ujar Muhammad Sarip.
Dari beberapa usulan yang sudah diterima menjadi pahlawan nasional, juga harus menjadi bahan referensi.
Muhammad Sarip mencontohkan nama pahlawan nasional Pangeran Antasari.