Anak Muda Balikpapan Bahas Menu Makanan Jam Istirahat Siang, Ada Soto Multikultur
Beberapa Anak muda di Balikpapan kadang membawa bekal makan siang dari rumah. Biasanya bekal dibawa isinya nasi, sayur dan ayam.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Jino Prayudi Kartono
BALIKPAPAN, TRIBUN KALTIM.CO - Sesi makan tentu menjadi hal yang ditunggu bagi siapa saja.
Baik yang sedang bekerja ataupun bersekolah, makan pun selalu menjadi hak yang ditunggu. Yang penting jangan sampai makan hati ya, gaes.
Tentu saja selain mengistirahatkan diri di tengah kegiatan dari pagi hingga siang, juga sekaligus mengisi perut yang sudah keroncongan karena tidak terisi dari pagi buta.
Kisah Remaja Balikpapan Pecinta Kpop Seperti BTS, Rela Menabung Rp 500 Ribu Per Bulan
Inilah 8 Usulan Forum Anak Balikpapan kepada Pemkot, di Antaranya Soal Promosi Rokok
Berikut Jadwal Laga Bali United vs Timnas Indonesia Senior, Stefano Lilipaly Merumput
Untuk itu makan menjadi sebuah kegiatan yang wajib bagi yang memiliki aktivitas. Jika telat makan siang akan berakibat terhadap kondisi tubuh.
Seputar makan tentu setiap orang punya menu favorit masing-masing.
Salah satunya adalah Rifa ini.
Dara cantik yang bersekolah di SMA Negeri 4 Balikpapan ini memiliki menu yang sering dia santap ketika bel istirahat siang berbunyi.
"Biasanya kalau di sekolah itu makan nasi uduk. Terus soto di kantin juga, sama jajanan yang aku beli itu kadang burger. Kalau lagi enggak mau makan nasi, beli roti bakar disekolah," katanya.
Live Streaming The Last Empress episode 43-44, Sore Ini Pertaruhkan Nyawa Lindungi Woo Bin
Jika dia ingin lebih irit terkadang membawa bekal makan siang dari rumah. Biasanya bekal dibawa isinya nasi, sayur dan ayam. "Pokoknya harus ada sayurnya. Paling suka sih brokoli," ucapnya.
Ngomongin soal jajan dan beli makan siang di sekolah tentunya berbicara tentang uang yang harus dibawa sebelum berangkat sekolah. Dalam sehari biasanya ia membawa uang jajan sekitar Rp 35 ribu setiap harinya.
Sementara itu Alfira Paradila yang juga teman dari Rifa ini mengatakan menu favorit untuk makan siangnya adalah nasi goreng geprek.
"Biasanya kalau disekolah suka beli mi ayam atau gak nasi goreng geprek. Kalau menu favorit sih mi goreng," ucapnya.
Sambil Obrolin Guru Killer
Selain menikmati makan siang yang disukai tentu lebih enak ditemani dengan Minuman yang nikmat juga ya kan.
Seperti es teh, es jeruk atau es kelapa bisa menjadi pelengkap yang sempurna ketika menikmati santapan menu makanan yang kita pesan.
Apalagi makan siang akan lebih seru jika ditemani dengan teman ataupun kerabat yang juga ikutan makan siang bersama di kantin atau warung makan favorit.
Itu juga dirasakan oleh Alfira ini.
Dia pun lebih suka makan siang ramai-ramai bersama teman sekelas atau teman satu gengnya loh.
Biasanya obrolan yang dibahas paling tidak jauh seputar urusan sekolah.
Mulai dari gosipin teman hingga guru killer pun menjadi bahan obrolannya ketika makan siang di kantin sekolah.
"Tentang pelajaran yang tadi dibahas dikelas dan biasanya juga suka ngomongin guru kiler gitu hehe," ucapnya.
Terkadang saking asyiknya dia dan temannya tidak sadar jika waktu yang dipakai saat istirahat telah usai.
Mau tidak mau harus menghabiskan makanan yang dipesan.
Ataupun sebelum jam istirahat habis mereka menunggu bel berbunyi setelah menghabiskan makanan yang dipesan.
Soto Multikultur ala Balikpapan
Keberagaman etnis dan budaya di Kota Balikpapan membuat sedikit banyak mempengaruhi berbagai sektor, mulai dari ekonomi, sosial dan budaya, hingga kulinernya.
Berbagai macam kuliner dari berbagai daerah dapat dijumpai di kota berjuluk Kota Minyak ini, mulai dari Soto Makassar, Soto Banjar, Sate Madura, dan lain sebagainya.
Terlena dengan tersedianya kuliner dari berbagai macam daerah tersebut, membuat kuliner asli Balikpapan kurang terlihat akselerasinya.

Dari keresahan tersebut, Nidia Andewi, tergerak untuk menambah khasanah di dunia kuliner Balikpapan yang diberi nama Soto Balikpapan.
Soto Balikpapan dapat Anda temui di Eatsotic Food Avenue Pentacity Mall 1st Floor dengan nama Soto Balikpapan D'Lingiss, dan di kawasan Martadinata.
Dewi, sapaan akrabnya, mengatakan, ide terciptanya Soto Balikpapan tersebut merupakan representasi dari beragamnya etnis dan budaya di Balikpapan.
Soto Balikpapan merupakan perpaduan dari Soto Makassar, Soto Banjar dan Soto Lamongan.
"Jadi awal mula ide Soto Balikpapan itu, saat saya sedang jalan dengan teman-teman saya.
Nah, ketika lapar, pilihan makanan yang diinginkan berbeda-beda, temen saya yang Banjar pengen Soto Banjar, yang orang Bugis pengen Soto Makassar.
Nah dari situlah saya terfikir, mengapa tidak ada Soto Balikpapan.
Lalu selama 2 tahun saya coba racik bumbunya dan 2016 baru bisa disajikan kepada masyarakat luas," ujar Dewi.
Di dalam semangkuk Soto Balikpapan terdapat bahan-bahan makanan seperti soun, wortel, kol, kecambah, suwiran daging sapi dan iga.
Meskipun Soto Balikpapan merupakan perpaduan antara berbagai soto dari luar daerah,
namun kuah yang diciptakan Dewi tetap menggunakan bahan makanan lokal yang memiliki rasa yang khas, yaitu Terong Asam Dayak untuk komposisi kuahnya.
"Saya angkat Terong Asam Dayak karena buah lokal ini sudah mulai tidak dikenal oleh masyarakat kita sendiri," ujarnya.
Selain itu, lanjut Dewi, selain untuk menambah cita rasa yang berbeda pada sotonya, Terong Asam Dayak juga memiliki beragam manfaat bagi tubuh.
"Terong Asam Dayak juga berfungsi untuk menetralisis lemak yang ada pada iga," tambahnya.
Soto Balikpapan dapat dinikmati hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp 29.000, dengan pilihan Soto Balikpapan Iga Komplit atau Soto Balikpapan Daging Sapi, sudah termasuk nasi.
Selain itu, Dewi juga menyediakan sate-satean telur puyuh dan usus ala angkringan, juga makanan ringan khas lokal seperti Bingka Te'lala, Ote-Ote, Mageli dan lain sebagainya.
Dewi mengatakan, pada hari-hari biasa, Soto Balikpapan dapat terjual kurang lebih 50-60 mangkuk,
sedangkan pada akhir pekan Dewi bisa menyajikan hingga 100-120 mangkuk.
Ditanyai tentang nama D'Lingis, Dewi menjelaskan bahwa huruf 'D' diambil dari inisial namanya,
sedangkan kata 'Lingis' berasal dari Bahasa Banjar yang artinya habis tak bersisa.
"Jadi harapannya apa yang saya usahakan bisa selalu habis terjual," ujarnya.
Dengan terciptanya Soto Balikpapan sejak 2016 tersebut, Dewi berharap agar Soto Balikpapan dapat turut memeriahkan kuliner nusantara menambah putra-putri daerah menjadi tuan rumah di kota sendiri.
"Soto Balikpapan tercipta karena saya ingin Balikpapan mempunyai sesuatu yang nantinya bisa bersaing memeriahkan kuliner yang ada di Indonesia, terutama Balikpapan," tuturnya.
Sementara itu, Santoso Kurniawan, Manager Eatsotic Food Avenue Pentacity Mall mengatakan, hadirnya Soto Balikpapan sejalan dengan tema Eatsotic yaitu kuliner nusantara.
"Soto Balikpapan adalah salah satu soto yang berbeda dengan soto yang lain.
Di dalamnya pun ada yang berbeda yaitu terong asam dayak. Ketika kita coba, itu rasanya benar-benar beda sekali dengan soto-soto yang pernah ada disini.
Makanya Eatsotic yakin, dengan adanya Soto Balikpapan kita juga memajukan makanan khas di Balikpapan dan bisa sama sama maju," ujar Santoso.(*)