Lokalisasi Prostitusi di Kaltim Dibubarkan Pemantauan Sulit, Semakin Menyebar & Terselubung
Soeharsono berkata, pemantauan menjadi semakin sulit, karena lokalisasi sudah dibubarkan. Tempat-temparnya justru semakin menyebar dan terselubung.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto | Editor: Budi Susilo
"Biasanya pagi sampai jam 1 malam. Kalau awal-awal nambang, mereka non stop. Beberapa kali terjadi longsor, kita tinggal sangat dekat, takut kami," ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya karena khawatir keselamatannya terancam, Jumat (22/2/2019).
Eks lokalisasi Bayur, jalan Padat Karya, RT 15, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara berubah jadi tambang batu bara diduga illegal, Jumat (22/2/2019). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER D)
Kendati telah berlangsung cukup lama aktivitas tambang itu, namun dirinya tidak banyak melakukan protes, karena sadar tanah tempat dirinya dan keluarganya tinggal bukanlah miliknya, melainkan milik Pemkot Samarinda.
"Memang bukan milik kami, ini milik Pemkot. Tapi, paling tidak kami dimanusiakan juga. Kami belum punya tempat tinggal pengganti kalau mau pindah dari sini," ujarnya.
"Selain debu, bising, getaran, kita juga punya anak kecil di sini, takut kalau mereka main hingga tempat penggalian," sambungnya.
7 WNA Afghanistan Naiki Atap Rudenim Balikpapan dan Sempat Live Streaming, Ada Apa?
Dari Seni Peran ke Politik, Ini Profil Kirana Larasati, Artis yang Kini Jadi Caleg PDI Perjuangan
Jelang Laga Arema FC vs Persib Bandung - Maung Bandung tak Pernah Menang dari 8 Kali Pertandingan
Lanjut dia menjelaskan, terkait dengan aktivitas tambang itu, terdapat sekitar enam keluarga telah mengadu ke pihak Kelurahan Sempaja Utara maupun Ketua RT setempat, namun hingga saat ini belum ada solusi terbaik yang diterimanya.
"Untuk pemilik tambang kami tidak tahu. Mengadu ke RT sudah kami lakukan. Kami harap kita direlokasi dengan kompensasi," harapnya. (*)
Klik Like & Follow Facebook Tribunkaltim.co:
Follow Instagram Tribunkaltim.co di bawah ini:
Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim, klik di sini