Berita Video
VIDEO - Kontes Ternak Sapi di Bulungan, Diharapkan Pacu Kualitas dan Kuantitas Sapi
Sebanyak 66 ekor sapi dari empat kecamatan dan dari 45 peternak di Bulungan menjadi peserta kontes ini.
Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG PALAS - Puluhan sapi di Bulungan diikutsertakan dalam Kontes Sapi Ternak yang diadakan Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan.
Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (21/3/2019).
Pelaksanaan di Jalan Padat Karya, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Kegiatan kontes sapi ini cukup semarak. Selain disaksikan oleh peternak, warga setempat.
Juga dihadiri pejabat daerah antara lain Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, Sekda Bulungan Syafril.
Hari Ini Ada Pameran Wisata & Investasi di Plaza Balikpapan, Begini Menu Acaranya
Peluang Loker Rekrutmen Bersama BUMN 2019, Pendaftaran Tiga Hari Lagi Simak Caranya!
Live Streaming The Last Empress episode 47-48 Sore Ini, Ada KotaK Memiliki Ruang Rahasia
Juga ada Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Setprov Kalimantan Utara Syaiful Herman, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara Andi Santiaji Pananrangi.
Selain ajang kontes, kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi, tukar pikiran antara peternak.
Termasuk penyampaian peternak kepada pemerintah daerah dan juga sebaliknya.
Sebanyak 66 ekor sapi dari empat kecamatan dan dari 45 peternak di Bulungan menjadi peserta kontes ini.
Masing-masing mereka ini berasal dari Kecamatan Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Timur, dan Tanjung Palas Utara.
Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala menjelaskan, kontes ini menjadi hal positif bagi peserta maupun masyarakat umum.
Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu instrumen pelecut semangat warga Bulungan untuk beternak sapi demi mencapai swasembada pangan.
"Dan sekarang beternak itu sudah mudah, karena ada program Inseminasi Buatan (IB).
Pada intinya kita harus bersama-sama untuk mendukung program swasembada pangan di Bulungan," ujar Wakil Bupati kepada Tribunkaltim.co, usai kegiatan.
Ia pun berharap kualitas bibit, pejantan, dan indukan sapi di Bulungan makin baik.
Lebih dari itu, populasi sapi ditargetkan terus meningkat setiap tahun.
"Populasi sapi kita harus naikkan seiring tingkat konsumsi yang tinggi. Kalau bisa, Bulungan mensuplai sapi untuk semua wilayah di Kalimantan Utara. Selanjutnya, kita bisa suplai untuk daerag lain," ujarnya.
"Kalau populasi kita tinggi, tentu harga daging sapi segar di pasaran juga bisa kita tekan," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara Andi Santiaji menambahkan, kontes ini bisa menjadi salah satu tolak ukur pembangunan bidang peternakan sapi khususnya.
DPKP lanjutnya akan terus berusaha melakukan pembinaan kepada peternak agar menghasilkan sapi yang berkualitas, berkuantitas, dan produktif.
"Ke depan, target Menteri Peternakan, Kalimantan Utara harus bisa ekspor sapi ke Asia Tenggara. Salah satu alasannya karena geografisnya yang cukup strategis untuk ekspor ke negara-negara tetangga.
Perlahan-lahan dari sekarang kita harus siapkan sapi yang berkualitas dan berkauntitas.
"Daya saingnya harus kita tingkatkan. Kita terus galakkan program IB," ujarnya.
"Kalau kualitas sapi kita baik, otomatis kesejahteraan peternak juga akan membaik," tambahnya.
Untuk diketahui, juara I kontes ternak sapi kelas Ekstrem disabet oleh Suladi asal Tanjung Palas dengan bobot sapinya mencapai 720 kilogram.
Juara II masing-masing Robingan dan Sobirun dengan berat sapi masing-masing 680 kilogram.
"Kategori yang lain, ada anak atau pedet jantan, pedet betina, calon pejantan, calon betina, pejantan, dan induk," kata Imam Rohimin, Panitia Kontes sekaligus pegawai DPKP Bulungan.
Aspek penilaian juri mencakup kualitas, antara lain keharmonisan bentuk, kesehatan kulit, porsi kaki atau tubuh.
Aspek kuantitasnya meliputi berat badan, lebar dada, dan panjang tubuh.
Pada tahun 2013, pernah ada sapi di Bulungan berbobot satu ton lebih dan dibeli oleh Presiden Joko Widodo saat Idul Adha tahun 2014.
"Untuk populasi sapi di Bulungan sudah stabil sekitar 8.000 ekor. Peternak-peternak tradisional sebelum ada IB, kita tarik untuk mengikuti IB untuk memperbaiki kualitas," ujarnya.
Manfaatkan Kotoran Sapi Buat Masak
Ada kisah fakta, yakni warga Balikpapan masih kerap kesulitan mencari gas subsidi elpiji 3 kg atau gas melon.
Pasokan yang terbatas, harga yang terjangkau, permintaan yang tinggi, membuat barang ini seperti laris manis, keluar dari pabrik langsung ludes diburu konsumen.
Namun tidak bagi Sadikun (45), petani di Teritip, Balikpapan Timur.
Lokasi tempat tinggalnya yang jauh dari pusat perbelanjaan dan pemerintahan, gaya hidup Sadikun serasa tenang, dirinya secara mandiri bisa memenuhi energi gas.
Dia tidak perlu harus sibuk mencari ke sana kemari, atau sampai membela diri harus antre berburu gas subsidi ukuran tiga kilogram.
Kebutuhan bahan bakar gas Sadikun sudah terpenuhi secara mandiri, tidak perlu membeli di warung dengan harga yang selangit.
Di bagian belakang rumah hunian Sadikun terdapat kandang kayu yang dihuni 11 ekor sapi ternak.
Semuanya milik dia.
Pengembangan Biogas Kotoran Sapi Bernilai Ganda bagi Masyarakat
Sapi sudah berusia muda, dipelihara sejak lama, era tahun 1980.
Melalui ternak sapi inilah, Sadikun mendapat berkah dari kotoran sapi yang bisa disulap menjadi Biogas.
Saat Tribunkaltim.co sambangi kediamannya, Jl Artomoro, RT 14 Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (28/1/2019), Sadikun sedang bersantai, santap siang di rumahnya.
Dirinya bercerita banyak, termasuk satu di antaranya mengenai soal swasembada energi gas yang bersumber dari kotoran sapi ternaknya.
“Saya pakai Biogas. Kotoran sapi saya olah, saya tampung pada sebuah bak, lalu dibuat jadi biogas,” ujarnya.
Berkat pengolahan kotoran sapi menjadi Biogas, Sadikun bisa mendapatkan energi gas yang digunakan untuk memasak.
Koleksi sapi yang berjumlah puluhan ekor, membuat Sadikun gratis bahan bakar gas.
“Sejak pakai Biogas, saya tidak pernah beli gas di warung. Mau masak sudah ada disini. Hasilnya sama-sama bagus, apinya biru. Saban hari saya gratis, tidak mengeluarkan uang untuk beli gas,” kata pria kelahiran Tuban, Jawa Timur ini.
Infrastruktur pembangunan Biogas saat itu Sadikun mendapat bantuan dari pemerintah, sekitar tahun 1989.
Dirinya bersama warga lainnya dibuatkan alat pembuat Biogas.
Sampai sekarang, beberapa warga di Teritip ini mengandalkan Biogas.
Biogas Pilihan Strategis Energi Listrik Terbarukan
Diam-diam PT Hutan Hijau Berau Bangun Biogas Engine
Pabrik Biogas Terbesar di Dunia Diresmikan di Finlandia
“Pemerintah melihat disini warganya banyak yang ternak sapi, kenapa tidak sekalian saja dibuat biogas. Kami setuju saja, bagus. Tidak perlu lagi cari kayu bakar atau gas untuk buat masak,” ungkapnya.
Menurutnya, kotoran sapi sebanyak 10 ekor saja sudah sangat banyak untuk kebutuhan pembuatan Biogas.
Sebaliknya, kotoran sapi bisa tersisa buat yang lain seperti untuk pembuatan pupuk kompos, dipakai untuk tanaman di kebunnya, seperti di antaranya buat pupuk pohon pepaya, buah naga, dan kangkung.
Keberadaan Kampung Artmoro Teritip, tempat tinggal Sadikun, memang secara administratif pemerintahan masuk wilayah Kota Balikpapan tapi atmosfirnya masih berkesan pemukiman desa.
Lahan terbuka hijau masih lebar dan luas, sebagian besar warganya mengandalkan pertanian dan peternakan sapi.
Secara jumlah kepala keluarga totalnya ada 122 Kelapa Keluarga, sebagian besar memakai gas dari biogas olahan kotoran sapi.
Hidup mengandalkan pada alam sekitar masih sangat mudah dicari, tanahnya pun subur, ditanami berbagai macam tanaman selalu berhasil, tumbuh bagus dan berbuah melimpah ruah.
“Mau cari rumput-rumput buat makanan sapi saya masih mudah di sini,” ungkapnya.
Asalkan, imbuh Sadikun, tidak bermalas-malasan.
“Saya bisa bertahan hidup disini. Ada usaha kerja keras dan kreatifitas, saya bisa berkembang disini. Saya ternak sapi awalnya hanya dua tapi lama-lama bisa puluhan ekor, kalau lagi musim lebaran haji sering saya jual laku banyak,” katanya.
Simak Videonya :
(*)