Riset Litbang Kompas, Menyusul MRT Beroperasi, Warga Antusias Menjajal Kereta Ringan LRT Jakarta
LRT dan MRT menggunakan sistem kendali otomatis yang bisa dioperasikan tanpa masinis. Pada setiap stasiun ada platform screen door
Faktor waktu tempuh antara Stasiun Velodrome dan Stasiun Kelapa Gading yang hanya 15 menit pun menjadi pertimbangan lain untuk mencoba moda ini. Selama ini rute sepanjang 5,8 km tersebut biasanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit.
KOMPAS/RIZA FATHONIAwak media dan penggiat sosial media mencoba kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading dari Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/2/2019). Kementerian Perhubungan menargetkan moda transportasi modern ini diujicoba akhir bulan ini. Adapun perizinan diharapkan akan selesai akhir bulan depan.
Khawatir
Meski moda baru LRT menyimpan ketertarikan bagi sebagian besar responden. Masih ada sekitar seperlima responden yang tidak tertarik untuk mencobanya. Diantaranya, faktor rute yang dianggap jauh dari tempat tinggal, seperti yang diungkapkan oleh 30,4 persen responden.
Wajar saja karena rute LRT yang siap dioperasikan baru sebatas menghubungkan Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Bagi warga wilayah Jakarta lainnya dan Bodetabek, lokasinya cukup jauh.
Faktor yang mempengaruhi lainnya adalah belum terbiasa menggunakan LRT, seperti pendapat lebih kurang 19 persen responden. Selama ini moda umum baik berbasis rel ataupun jalan bergerak di atas tanah. Adapun LRT ini dibangun di jalur melayang.
Penumpang yang hendak menjangkau stasiun LRT harus naik dua hingga tiga tingkat untuk menjangkau peron LRT. Hal tersebut membutuhkan usaha khusus dan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan angkutan di pinggir jalan.
Namun, ada juga 15,2 persen responden yang belum yakin dengan konstruksinya. Selama ini jalur rel melayang kereta komuter hanya ada di lintas Stasiun Cikini hingga Mangga Besar. Jalur melayang ini baru digunakan di moda baru LRT serta MRT untuk menghubungkan antar stasiun.
Selain konstruksi, 12,4 persen juga khawatir pada kondisi kereta yang dinilai tidak aman. Bisa jadi kekhawatiran ini muncul karena bercermin pada LRT Palembang yang sering mogok pada awal pengoperasian Agustus lalu.
KOMPAS/RIZA FATHONIAwak media dan penggiat sosial media mencoba kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading dari Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/2/2019). Kementerian Perhubungan menargetkan moda transportasi modern ini diujicoba akhir bulan ini. Adapun perizinan diharapkan akan selesai akhir bulan depan.
Terakhir, persoalan tarif LRT juga cukup meresahkan warga Jabodetabek. Hampir 20 persen warga khawatir jika tarif LRT mahal, mengingat biaya pembangunannya yang cukup tinggi juga. Namun harusnya kekhawatiran masyarakat sirna, ketika pemerintah sudah meresmikan tarif LRT Jakarta sebesar Rp 5.000, tanpa memperhitungkan jarak
Bercermin pada pengalaman LRT di Palembang, menuntut persiapan serius dari pemda DKI untuk pengoperasian LRT jarak pendek tersebut. Selain harus laik operasi, tantangan lainnya adalah mengajak warga untuk mau menggunakan LRT sebagai langkah untuk mengurangi kemacetan.
[KRISHNA PANOLIH DAN M. PUTERI ROSALINA (LITBANG KOMPAS]
Artikel ini tayang di Kompas.id dengan judul: "Warga Jabodetabek Antusias Menjajal Kereta Ringan"