Isra Miraj

Isra Miraj, Mengenal Kisah Saat Nabi Muhammad Menerima Perintah Salat, Serta Amalan yang Dianjurkan

Isra Miraj 27 Rajab 1440 bertepatan datang pada Rabu (3/4/2019).Selain memperbanyak doa dan amalan, ada baiknya juga kita mengenal dan merenungi

Penulis: Januar Alamijaya |
TribunStyle.com Kolase/fingerspot.com
Memperingati Isra Miraj 2019 

TRIBUNKALTIM.CO - Isra Miraj 27 Rajab 1440 bertepatan datang pada Rabu (3/4/2019).

Selain memperbanyak doa dan amalan, ada baiknya juga kita mengenal dan merenungi kembali kisah Isra Miraj yang dijalani oleh Nabi Muhammad

Isra Miraj sendiri dikenal di kalangan umat Islam sebagai perjalanan Nabi Muhammad dalam semalam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.

Yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan dari bumi menuju langit ketujuh dan Sidratul Muntaha.

Dalam perjalan itui Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah menjalankan perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam.

Melansir dari Bangka Pos.com,  Ustad Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menjelaskan tentang kisah Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj ada di Surah Al-isra ayat pertama.

Ayat ini berbunyi: Subhaanalladzi asra bi abdihi lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsolladzii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiir.

Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Ayat ini diawali oleh kata subhan yang berarti maha suci, secara peruntukannya adalah guna menolak anggapan-anggapan yang bertentangan dengan keagungan Allah.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena peristiwa ini di luar nalar manusia kala itu yang secara teknologi belum secanggih sekarang.

Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW (Tribunkaltim.co/ Arief Zulkifli)

Kendaraan manusia saat itu kebanyakan berupa hewan seperti kuda dan unta yang tentunya mustahil dipakai bepergian jauh dalam waktu singkat, apalagi sampai ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha yang berada di luar bumi.

Peristiwa ini tentu saja di luar akal manusia kala itu, sehingga wajar jika banyak yang tak percaya ketika Nabi Muhammad bercerita tentang ini.  

Usai peristiwa itu, Nabi Muhammad menceritakannya kepada yang lain.

“Beliau naik ke Bukit Qubes dan bercerita kepada penduduk Mekkah kala itu. Banyak yang tak percaya dan mengatakan Nabi Muhammad tukang kibul, pembohong. Abu Jahal senang sekali tuh, kesempatan banget buat dia untuk menjelek-jelekkan Rasulullah.

Hampir semua masyarakat Mekkah kala itu tak percaya, yang semula yakin mulai ragu.

Kata Abu Jahal, tinggal satu orang lagi yang menyatakan percaya atau tidak dengan cerita Muhammad, yaitu Abu Kuhafah atau Abu Bakar. Jika Abu Bakar tak percaya juga, maka selesai sudah dakwah Muhammad,” katanya.

Akhirnya, ditanyalah Abu Bakar, kemudian setelah mendengar cerita Nabi Muhammad dia berkata: seandainya Muhammad berkata di balik bukit itu ada musuh tetapi ternyata tak ada, maka aku akan tetap percaya kepadanya.

Makanya, ayat ini diawali kata subhan yang berfungsi untuk menolak anggapan-anggapan negatif atau pelecehan masyarakat Mekkah saat itu tentang keagungan Allah dalam peristiwa ini.

Masyarakat Mekkah kala banyak juga yang meragukan bahkan mengatakan Nabi Muhammad berbohong tentang kendaraan yang ditumpanginya saat Isra Mikraj karena hal itu di luar nalar manusia, yaitu buroq.

Menurut Ustad Adi Hidayat, kata buroq berasal dari Bahasa Arab barqun yang berarti kilat.

“Kata barqun bisa ditemukan di Surah Albaqarah ayat 20 yang berarti kilat,” jelasnya.

Jika barqun berarti kilat, maka turunan katanya adalah buroq.

“Buroq berarti tunggangan atau alat transportasi untuk menuju ke satu tempat dengan kilat atau cepat sekali,” paparnya.

Nah, sekarang seperti apakah spesifikasi buroq?

Nabi Muhammad menjelaskan dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, nomor hadis 3207 yang berarti “Saya diperlihatkan dan dipersiapkan satu hewan tunggangan yang bukan bighol (hewan campuran kuda dan keledai, kuda paling tangguh di masa itu) tetapi lebih besar dari keledai, namanya Buroq.”

“Jadi, berdasarkan hadis ini, buroq itu perawakannya tak setinggi kuda, tetapi lebih besar dari keledai. Lantas bagaimanakah kecepatannya? Ini dijelaskan lagi oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Muslim,nomor hadisnya 164, yaitu Buroq bergerak sekelebat pandangan.

Jadi, dia begitu kita lihat ke satu gerbang dia sudah ada di situ. Kita lihat lagi ke satu galaksi dalam sekejap, dia sudah ada di situ. Jadi, pergerakannya sangat cepat bagaikan kilat,” katanya menjelaskan detil spesifikasi Buroq. 

Sementara melansir dari Tribun Jateng.com kisah Isra Mi'raj diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya.

Dari sahabat Anas bin Malik ra. Rasullah SAW bersabda:

Didatangkan kepadaku buroq, yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandangannya).

Maka saya pun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis.

Lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi.

Kemudian saya masuk ke masjid dan salat dua rakat lalu keluar.

Kemudian datang kepadaku Jibril dengan membawa bejana berisi khamar dan bejana berisi air susu.

Aku memilih bejana yang berisi air susu.

Jibril kemudian berkata, “Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah."

Langit pertama

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu? ”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam.

Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit kedua

Kemudian kami naik ke langit kedua.

Lalu Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya),“Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria.

Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit ketiga

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu. Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga).

Saya bertemu dengan Yusuf yang telah diberi separuh dari ketampanan (wajah).

Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit keempat

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya),“Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad”.

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan Idris.

Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit kelima

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan Harun.

Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit keenam

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa.

Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit ketujuh

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu.

Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”

Dia menjawab, “Jibril.”

Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”

Dia menjawab, “Muhammad.”

Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”

Dia menjawab, “Dia telah diutus.”

Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim.

Beliau sedang menyandarkan punggunya ke Baitul Ma’muur.

Setiap hari masuk ke Baitul Ma’muur 70 ribu malaikat yang tidak kembali lagi.

Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha.

Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar.

Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, dia pun berubah sehingga tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya.

Perintah dari Allah

Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan.

Allah mewajibkan kepadaku 50 sholat sehari semalam.

Kemudian saya turun menemui Musa.

Lalu dia bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”

Saya menjawab, “50 sholat”.

Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan. Karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Israil.”

Maka saya pun kembali kepada Tuhanku seraya berkata, “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku.”

Maka dikurangi dariku 5 salat.

Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 shalat.”

Dia berkata “Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.”

Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku dan Musa.

Sampai pada akhirnya Allah berfirman:

“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 sholat sehari semalam. Setiap sholat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 sholat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikit pun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan.”

Kemudian saya turun sampai bertemu Musa.

Saya ceritakan hal ini kepadanya.

Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.”

Maka saya pun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Demikian kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya. 

Amalan di Malam Isra Miraj

Melansir dari Tribun style.com Amalan-amalan jelang Isra Miraj bisa dilakukan selama bulan Rajab.

Memperbanyak amalan jelang Isra Miraj dapat meingkatkan ibadah kita pada Allah SWT.

Berikut amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan jelang Isra Miraj 2019.

1. Memperbanyak Istighfar

Bila hidupnya susah, amalan istighfar bisa mengangkat kesusahan kita.

Dia mengingatkan, bulan Rajab sebagai bulan istighfar karena Allah akan mengampuni seberapa pun banyak dosa kita.

Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca sayyidul istighfar saat pagi dan sore.

Barang siapa yang membaca ini dan meninggal, maka ia masuk surga.

Adapun bacaan sayyidul istighfar adalah:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yg kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”

2. Berpuasa

Ilustrasi
Ilustrasi (Ilustrasi canva/tribunkaltim)

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Puasa Rajab hukumnya sunnah bila dilaksanakan sewaktu-waktu.

Adapun niat puasa Rajab adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ghadin fi syahri rojabi sunatan lillahi ta'alaa.

Tak hanya itu, bulan ini juga bisa digunakan untuk memperbanyak puasa sunnah dalam bentu apa pun.

Entah puasa Senin-Kamis maupun puasa sunnah lainnya.

3. Memperbanyak Doa

Menjelang Isra Miraj yang juga masih bertepatan dengan Puasa Rajab, maka dapat juga membaca doa Rajab sesuai anjuran Rasulullah SAW.

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَاَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ

Allohumma baarik lanaa fii rojaba wa sya'banaa wa ballighnaa romadhonaa

Artinya:
"Ya Allah berilah kami keberkahan di bulan Rojab dan Sya'ban dan sampaikan kami pada bulan Romadhon."

4. Doa Pagi dan Sore

Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa (Rumaysho.Com)

Setelah salat Subuh dan Maghrib, hendaknya seorang muslim membaca doa ini sebanyak 70 kali sambil mengangkat tangan, agar terhindar dari api neraka.

ربِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ

5. Zikir Jelang Isra Miraj

Ada satu zikir yang pernah diajarkan Nabi Ibrahim untuk Nabi Muhammad Saw ketika Rasulullah mengalami peristiwa Isra Mi'raj.

Isra Mi'raj adalah perjalanan agung Nabi Muhammad yang ditempuh dalam waktu semalam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsho di Yerussalem.

Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga mengalami perjalanan Nabi Muhammad dari bumi menuju langit ketujuh, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.

Sidaratul Muntaha menjadi akhir perjalanan untuk menerima perintah salat lima waktu.

Ketika Nabi Muhammad sampai di langit ketujuh. Nabi Ibrahim mengajarkan zikir yang nantinya menjadi tanaman subur di surga.

Rupanya dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad diajarkan Nabi Ibrahim satu zikir seperti dikutip Banjarmasinpost.co.id dari laman Tribun Jateng.

Berikut ini zikir yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Mi'raj yang dianjurkan dibaca oleh umat Rasulullah:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ

Laa haula walaa quwwata illa billah

"Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah."

Zikir tersebut bisa dilihat dari yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al Anshari ra.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا مُحَمَّدٌ.فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. قَالَ « وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ ». قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’, pernah melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ketika itu bertanya pada malaikat Jibril, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Ia menjawab, “Muhammad.”

Ibrahim pun mengatakan pada Muhammad, “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?” Ia menjawab, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah).” (HR. Ahmad, 5: 418)

Meski begitu, mayoritas ulama tidak mewajibkan agar zikir itu dibaca pada malam Isra Mi'raj.

Zikir itu bisa dibaca kapan saja dan dalam keadaan apa pun.

(*)

BACA JUGA:

Saat Pakar Fisika Jelaskan Fenomena Isra Miraj dari Sudut Pandang Keilmuan

Libur Panjang Saat Isra Miraj, Isi dengan Amalan-amalan di Bulan Rajab

Kisah Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Kecanggihan Buroq hingga Menembus Langit Ketujuh

Murka Maell Lee pada Babe Cabita Berujung Duel Konyol, Gulat Smackdown hingga Nada Dering Sari Roti

7 Fakta Yuki Kato yang Hari Ini Berulang Tahun ke 24, Ternyata Doyan Makanan Bau tak Sedap Ini

Like Fanpage Facebook:

Follow Instagram:

Subscribe Youtube:
 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved