20 Tahun Terpisah, Wanita Ini Temukan Sang Ayah Tak Sengaja Berkat Ojek Online
Sang anak mengungkapkan rasa bahagianya menghabiskan waktu bersama ayahnya yang berprofesi sebagai driver ojek online (ojol).
TRIBUNKALTIM.CO - Rasa bahagia tak terbendung dirasakan oleh anak dan ayah ini.
Pasalnya, setelah 20 tahun berpisah karena orang tua bercerai, sang anak akhirnya bertemu kembali.
Sang anak mengungkapkan rasa bahagianya menghabiskan waktu bersama ayahnya yang berprofesi sebagai driver ojek online (ojol).
Kisah tersebut viral setelah dibagikan akun Instagram @dagelanojol, Kamis (4/4/2019) kemarin.
Awalnya, momen mengharukan itu diketahui dari sebuah Insta Story milik sang anak yang merupakan seorang wanita.
Wanita yang tak disebutkan identitasnya tersebut kehabisan tiket Trans Jakarta dan KRL karena terlalu malam.
"Balik dari Rumah (Japos) ke Kost (Menteng) kehabisan TransJak dan Kereta," ungkap wanita tersebut seperti dikutip GridPop.ID, Jumat (5/4/2019).
Wanita berkaca mata itu lantas mencoba menghubungi ayahnya untuk minta diantar ke halte Trans Jakarta di Blok M yang buka 24 jam.
Usai bertemu, sang anak hanya ditanya di mana letak kostnya.
Sang ayah pun mengerti rute jalan menuju kost anaknya karena sudah menjadi pekerjaannya membelah aspal jalanan.
"Whatsapp lah Papa, minta tolong anterin balik kost, awalnya cuma minta anter sampe Blok M (24 jam Transjak). Dan pas ketemu, cuma ditanya dimana kost nya, dan dia tau dong jalan yg gue maksud (emang doi sering jalan)," tulisnya.
Diceritakan bahwa wanita tersebut berpisah dengan ayahnya semenjak kedua orang tuanya bercerai saat usianya masih 4 tahun.
Hingga merasa senang diantar pulang oleh ayahnya tersebut.
Wanita tersebut pun sempat membayangkan bagaimana jadinya jika sang ayah bukan berprofesi sebagai driver ojol, mungkin ceritanya akan berbeda.
"Coba kalo bokap gua gk nge Grab, gatau lg gimana caranya buat 'modus' minta anterin," jelasnya.

Wanita itu juga mengungkapkan bahwa mungkin ungkapannya tersebut agak lebay.
Namun semenjak 20 tahun berpisah dengan sang ayah, wanita itu mengaku terbiasa iri melihat orang lain dekat dengan ayahnya.
"Rada lebay mungkin, cuma buat gue sesuatu aja, Lebih 20 tahun buat deket ama bokap aja susah, suka iri kadang sama orang lain yang deket sama papanya," ujarnya.
• VIDEO - Polisi Berhasil Mengamankan Oknum Driver Ojek Online Cabul
• Gojek Hadir di Kota Tarakan, Wagub Kaltara Langsung Jalan-jalan Naik Gojek
Namun wanita tersebut bersyukur, saat telah dewasa ia dapat kembali dekat dengan ayahnya.
"Bokap gue (soalnya) tipikal orang yang humble dan humoris, ya ketawa dong sepanjang Jalan. Ngetawain yang di alami akhir2 ini," pungkasnya.
Ia juga mengaku bangga dengan sang ayah yang bekerja sebagai driver ojek online.
Kekagumannya dikarenakan sang ayah jadi driver ojol tidak pilih-pilih, orderan apapun diambil tanpa mengeluh perihal promo atau alasan lain.
"Top dah Babeh gue!" ungkap wanita tersebut untuk ayahnya.
Ojek Cabul
Kepolisian akhirnya berhasil mengamankan driver ojek online yang diduga melakukan tindak pencabulan kepada bocah berusia 6 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur.
Sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (3/3/2019) siang tadi pelaku bernisial Rs (40) diamankan Unit Reskrim Polsek Samarinda Kota.
Pelaku diamankan di kawasan Sambutan, saat sedang mangkal menunggu orderan bersama driver ojek online nya.
Persebaya vs Madura United, Upacara Mengenang Kematian Eri Irianto & Duka Wasit Asal Balikpapan
Hasil Akhir Piala Presiden Persebaya vs Madura United Skor 1-0, Jalilov Memecah Kebuntuan Bajul Ijo
Laga Semifinal Persebaya vs Madura United, Andik Vermansah Belum Tampil dan Wasit Pakai Pita Hitam
"Benar, pelaku sudah kita amankan," ucap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota, Ipda Abdillah Dalimunte, Rabu (3/3/2019).
Sementara itu, perbuatan tidak senonoh itu diduga dilakukan oleh oknum driver ojek online kepada bocah perempuan berusia 6 tahun, pada Selasa (2/4/2019) kemarin saat mengantar korban menuju tempat kerja ibunya di jalan Bhayangkara.
Dari informasi yang dihimpun, saat tindakan pelecehan itu dilakukan, korban duduk dibagian depan, sedangkan kakak korban duduk di bagian belakang.
Saat itu keduanya menggunakan jasa ojek online dari tempat sekolah korban, jalan Sultan Sulaiman. Saat sedang berkendara, pelaku dengan sengaja memasukan tangan kirinya ke bagian celana dalam korban, dan pelaku meraba-raba area sensitif korban.
Sesampainya di tempat kerja ibunya, si anak yang masih polos itu tanpa basa basi langsung menceritakan hal yang dialaminya selama diperjalanan. Mendengar cerita anaknya, ibu korban langsung bergegas menuju SPKT Polsek Samarinda Kota guna membuat laporan.
Sementara itu, seorang pria bernama Johan Teguh Santoso (29) mengaku terkejut dengan kejadian itu. Pasalnya, Johan merupakan pemilik akun yang digunakan oleh oknum driver ojek online yang melakukan tindak pencabulan tersebut kepada si anak.
Didampingi Ketua Unit Reaksi Cepat Grab Samarinda, Fani Nurdin (43); Johan datang ke Polsek Samarinda Kota memberikan keterangan ke Kepolisian sekaligus mengklarifikasi kejadian itu, bahwa bukan dirinya pelaku kasus tersebut.
Johan mengaku telah menjual akunnya itu kepada terduga pelaku pada 1 Februari 2019 lalu di Samarinda. Johan menjual akunnya itu seharga sekitar Rp 600 ribu. Akun aplikasi Grab itu sendiri tidak dapat diganti nama, namun hanya bisa diganti nomor handphone.
"Akun saya sudah pindah tangan ke orang lain. Sudah saya jual akun itu, otomatis helm, jaket, aplikasi dan atribut lainnya ada dengan yang membeli akun saya ini," jelasnya.
Transaksi jual beli akun itu dilakukan oleh Johan setelah melihat postingan di facebook, mengenai adanya orang yang memerlukan akun transportasi online.
Dirinya pun menawarkan akunnya untuk dapat digunakan dengan membayar sejumlah uang kepadanya.
"Ada yang cari di facebook, ya saya tawarkan punya saya. Saat bertemu dia mengaku bekerja di Satpol PP, tinggalnya disekitar jembatan Mahkota, tapi tepatnya saya tidak tahu," ungkapnya.
"Saya juga tidak tahu bakal terjadi seperti ini. Dan, jujur menjual akun itu tidak diperbolehkan."
Kendati telah menjual akunnya tersbeut, dirinya beberapa kali masih berkomunikasi dengan terduga pelaku. Terakhir dirinya masih berkomunikasi pada pagi tadi sekitar pukul 09.46 Wita.
"Pagi tadi masih komunikasi. Kemarin juga, dia yang hubungin saya," ungkapnya.
Dengan kejadian ini, dirinya pun berharap agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Dia meminta kepada driver ojek online lainnya untuk lebih waspada, dan selektif dalam memberikan akunnya kepad aorang lain.
"Mudah-mudahan teman-teman ojol lebih safety lagi, jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini, kejadian ini bisa jadi pelajaran. Selanjutnya saya serahkan saya kepada Kepolisian," pungkasnya.
Kepolisian masih mencari pelaku pencabulan yang diduga dilakukan oleh oknum driver ojek online di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Perbuatan tidak senonoh itu diduga dilakukan oleh oknum driver ojek online kepada bocah perempuan berusia 6 tahun, pada Selasa (2/4/2019) kemarin saat mengantar korban menuju tempat kerja ibunya di Jalan Bhayangkara Kota Samarinda.
Dari informasi yang dihimpun, saat tindakan pelecehan itu dilakukan, korban duduk dibagian depan, sedangkan kakak korban duduk di bagian belakang.
Laga Semifinal Persebaya vs Madura United, Andik Vermansah Belum Tampil dan Wasit Pakai Pita Hitam
Sinopsis dan Live Streaming Cinta Suci Tayang Malam Ini 3 April 2019, Suci Diminta Cerai
Nada Suara Mahfud MD Meninggi Saat Ungkap 1 Kata tentang Prabowo, Diperjelas dengan Isyarat Tangan
Saat itu keduanya menggunakan jasa ojek online dari tempat sekolah korban.
Saat sedang berkendara, pelaku dengan sengaja memasukan tangan kirinya ke bagian celana dalam korban, dan pelaku meraba-raba area sensitif korban.
Sesampainya di tempat kerja ibunya, si anak yang masih polos itu tanpa basa basi langsung menceritakan hal yang dialaminya selama diperjalanan.
Mendengar cerita anaknya, ibu korban langsung bergegas menuju SPKT Polsek Samarinda Kota guna membuat laporan.
Rekannya Jadi Korban Rasis, Blaise Matuidi Dukung Moise Kean di Lapangan dan Via Twitter
Legenda Brasil Pele: Mbappe Bisa Jadi Pemain Terbaik Dunia Tanpa Harus Tinggalkan PSG
Rekannya Jadi Korban Rasis, Blaise Matuidi Dukung Moise Kean di Lapangan dan Via Twitter
"Masih kita cari, nanti saja saat pelaku sudah kita amankan," ucap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota, Ipda Abillah Dalimunte, Rabu (3/4/2019).
Sementara itu, seorang pria bernama Johan Teguh Santoso (29) mengaku terkejut dengan kejadian itu.
Pasalnya, Johan merupakan pemilik akun yang digunakan oleh oknum driver ojek online yang melakukan tindak pencabulan tersebut kepada si anak.
Didampingi Ketua Unit Reaksi Cepat Grab Samarinda, Fani Nurdin (43); Johan datang ke Polsek Samarinda Kota memberikan keterangan ke Kepolisian sekaligus mengklarifikasi kejadian itu, bahwa bukan dirinya pelaku kasus tersebut.
SEDANG BERLANGSUNG Persebaya vs Madura United dalam Semifinal Piala Presiden, Tonton di HP
Ini Cara Mudah Lacak HP Dicuri atau Hilang, Juga Ada Cara Kirim Pesan & Hapus Data Penting dari Jauh
Johan mengaku telah menjual akunnya itu kepada terduga pelaku pada 1 Februari 2019 lalu di Samarinda.
Johan menjual akunnya itu seharga sekitar Rp 600 ribu.
Akun aplikasi Grab itu sendiri tidak dapat diganti nama, namun hanya bisa diganti nomor handphone.
"Akun saya sudah pindah tangan ke orang lain. Sudah saya jual akun itu, otomatis helm, jaket, aplikasi dan atribut lainnya ada dengan yang membeli akun saya ini," jelasnya.
Transaksi jual beli akun itu dilakukan oleh Johan setelah melihat postingan di facebook, mengenai adanya orang yang memerlukan akun transportasi online.
Dirinya pun menawarkan akunnya untuk dapat digunakan dengan membayar sejumlah uang kepadanya.
"Ada yang cari di facebook, ya saya tawarkan punya saya. Saat bertemu dia mengaku bekerja di Satpol PP, tinggalnya disekitar jembatan Mahkota, tapi tepatnya saya tidak tahu," ungkapnya.
"Saya juga tidak tahu bakal terjadi seperti ini. Dan, jujur menjual akun itu tidak diperbolehkan."
Kendati telah menjual akunnya tersbeut, dirinya beberapa kali masih berkomunikasi dengan terduga pelaku. Terakhir dirinya masih berkomunikasi pada pagi tadi sekitar pukul 09.46 Wita.
"Pagi tadi masih komunikasi. Kemarin juga, dia yang hubungin saya," ungkapnya.
Dengan kejadian ini, dirinya pun berharap agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Dia meminta kepada driver ojek online lainnya untuk lebih waspada, dan selektif dalam memberikan akunnya kepad aorang lain.
"Mudah-mudahan teman-teman ojol lebig safety lagi, jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini, kejadian ini bisa jadi pelajaran. Selanjutnya saya serahkan saya kepada Kepolisian," pungkasnya.
Simak Videonya :
(*)
ABG Lakukan 185 Order Fiktf Makanan Hingga Didatangi Puluhan Driver Ojol, Ini Modusnya
Berbeda halnya, ada seorang ABG lakukan order fiktif pesan makanan berinisial FAF.
Diketahui, order fiktif pesan makanan dilakukan ABG sebanyak 185 kali.
Terhitung, ABG lakukan order fiktif sebanyak 185 kali diketahui aksinya saat memesan makanan.
Pesanan makanan itu untuk diantar ke alamat Maryanto (60) di Dukuh Turi RT 002 RW 007 Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Pada Minggu (24/3/2019) pukul 20.00 WIB, korban H Maryanto dapat kiriman makanan dari Grab berupa makanan nasi ayam Popeye (restoran ayam goreng) sebanyak 20 dus," ujar Kapolsek Grogol, Sukoharjo, AKP Didik Noertjahjo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/3/2019).
Didik menjelaskan, Maryanto merasa tidak pesan makanan apa pun melalui aplikasi.
Kemudian, dia menanyakan kepada anaknya apa pesan makanan melalui ojek online.
"Anaknya menjawab tidak memesan makanan. Tapi, karena kasihan (kepada pengendara ojek online), H Maryanto membayar makanan tadi untuk dibagikan kepada orang tidak mampu," ucap AKP Didik.
Keesokan harinya, Senin (25/3/2019) FAF kembali melakukan pemesanan makanan ke alamat Maryanto.
Akan tetapi, kali ini FAF memesan delapan dus serabi campur melalui Grab.
Dilansir dari akun Instagram Info Karesidenan Solo (IKS), @iks_infokaresidenansolo, FAF memesan delapan dus serabi campur dengan total harga Rp 224.000.
Mayanto pun mengaku tidak memesan makanan apa pun melalui ojek online dan merasa ditipu oleh orang yang memesan makanan.
AKP Didik mengatakan bahwa atas kejadian yang dialami Maryanto, Ia kemudian complain kepada pengendara Grab Food dan tetap membayar atas makanan yang telah diantar ke alamatnya.
Setelah itu, Maryanto kembali diantarkan makanan dari Grab berupa sebuah roti Maryam pada pukul 16.00 WIB.
Maryanto tidak pesan makanan, tapi dikirim makanan lagi.
Atas complain Maryanto, akhirnya driver Grab ini memanggil teman-teman driver lain dan menceritakan bahwa Maryanto telah ditipu seseorang yang mengatasnamakan alamat rumahnya," ujar AKP Didik.
Kemudian, para pengendara ojek online ini melacak pemesan makanan yang menipu Maryanto melalui aplikasi.
Mereka menghubungi Ketua RT dan Ketua RW Dukuh Turi untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Ada driver Grab yang kebetulan orang Dukuh Turi Cemani telah mengetahui pelakunya," kata AKP Didik.
Lalu sejumlah warga Dukuh Turi beserta anggota Polsek Serengan, Aiptu Kismanto yang bertempat tinggal di Dukuh Turi, melalukan mediasi untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
Setelah didatangi, FAF yang didampingi orangtuanya kemudian mengaku telah melakukan pemesanan fiktif hingga 185 kali.
Menurut pengakuan FAF, aksinya telah dilakukan selama tiga pekan terakhir.
Selain itu, para driver menuntut pertanggungjawaban karena aksi FAF sudah merugikan mereka.
Namun, meski diwarnai ketegangan, mereka sepakat berdamai.
FAF kemudian diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan tersebut.
[Retia Kartika Dewi]
(Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul ABG Lakukan Order Fiktif Pesan Makanan Sebanyak 185 kali, Begini Modusnya)
(Tribunkaltim.co, Christoper D)