Polemik Pabrik Semen

Demonstrasi Tolak Pabrik Semen Jilid II, Ini yang Akan Dilakukan Mahasiswa

Ia mengatakan pihaknya sudah belajar dari pengalaman demonstrasi sebelumnya yang sempat berjalan ricuh.

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS SATRIO KUSBIANANTO
Aliansi Masyarakat Peduli Karst bersama Walhi Kaltim menyampaikan konferensi pers terkait penolakan rencana pembangunan pabrik semen di Kaltim beberapa waktu lalu. 

CEO Persija Jakarta: Marko Simic Tetap Tumpuan Utama di Liga 1 2019

Persib Telah Teken Kontrak, Pemain Asal Korea Selatan Batal Gabung Maung Bandung

"Kami siap jika Pemprov mengirimkan perwakilannya untuk berdialog dengan kami. Tapi kalau tidak ada solusi, kami sudah siap untuk melaksanakan demo sampai besok paginya. Jadi kami menginap di sekitar kantor Gubernur kalau tuntutan tidak digubris," ungkapnya.

Sementara itu, Departemen Advokasi dan kampanye WALHI Kaltim, Hafidz Prasetyo, mengungkapkan alasan pihaknya menolak pembangunan pabrik semen di kawasan karst.

Menurutnya Karst di Kutai Timur dan Berau merupakan karst terbesar yang menyimpan cadangan air baku untuk irigasi pertanian daerah sekitar maupun konsumsi masyarakat.

"Kalau karst itu ditambang, dirusak, maka dampaknya akan luas bagi masyarakat sekitar. Sekitar 20 ribu jiwa petani, nelayan, dan masyarakat adat yang terdampak. Itu yang kita jaga," ujar pria yang akrab disapa Hfz ini.

Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan pembangunan pabrik semen bukan hal urgen bagi masyarakat Kaltim.

Pasalnya Kaltim tidak dalam defisit semen. Rupang mensinyalir pembangunan pabrik semen hanya akan menguntungkan investor China.

Sebelumnya Hongshi Holdings berniat menanamkan investasi di kawasan Karst Kutai Timur untuk mendirikan pabrik semen dengan nilai investasi 2,1 miliar USD.

Bahkan perusahaan yang bermarkas di Provinsi Zhejiang, Cina ini memprediksi mampu produksi semen 8 juta ton per tahun di kawasan Sekerat, Kutai Timur. 

"Semen untuk rakyat itu omong kosong belaka. Kebutuhan semen kita sudah melampaui. Artinya kita tidak defisit dan krisis terhadap semen. Harga itu stabil. Karst di China sana untuk pariwisata. Mereka membutuhkan untuk membangun jalan tol, tapi dari produksi semen di Indonesia. Ini hanya permainan rente dari kapital besar di China," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved