Pemilu 2019

VIDEO - Pemilu 2019, Pasien RSUD Balikpapan Ikut Mencoblos, Selesai Mencoblos, Pardede Menangis

Meski terbaring lemah, dua pasien RSUD Balikpapan ini lega lantaran dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 ini.

Penulis: Zainul | Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/zainul
Pasien RSUD Balikpapan mencoblos di Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019) 

TRIBUN KALTIM.CO, BALIKPAPAN - Herawati (65) tahun dan Pardede (72) merupakan salah satu pasien Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Balikpapan yang ikut menggunakan hak pilihnya meski dalam kondisi terbaring lemah karena melawan penyakit yang dideritanya.

Meski terbaring lemah, dua pasien RSUD Balikpapan ini lega lantaran dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 ini.

Dengan kondisi tangan yang terlihat gemetaran serta raut wajah yang memucat, nenek Herawati dibantu oleh petugas KPPS berusaha bangun dari tempat tidurnya untuk mencoblos lima surat suara.

Surat suara ini diantarkan petugas KPPS dari kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur.

Nenek Herawati mengaku senang dirinya telah menyalurkan hak pilihnya meski dalam kondisi sedang sakit.

"Saya senang karena sudah memilih, setidaknya hak pilih saya tersalurkan," ungkap nenek Herawati

Nenek Herawati menjalani pemeriksaan di RSUD Balikpapan sudah memasuki hari ke lima pada 17 April 2019 ini.

Ditanya mengenai kondisinya, nenek Herawati menjawab dengan suara yang gemetaran. "Bisa bangun nak tapi tidak bisa terlalu lama, saya sakit asam urat," katanya.

Berbeda dengan kakek Pardede (72) yang juga merupakan pasien di RSUD Balikpapan, Kakek Pardede juga mengaku puas karena sudah mencoblos kelima kertas suara yang diberikan oleh petugas.

Namun usai pencoblosan, kakek Pardede justru menangis. 

"Saya puas sudah menyalurkan hak pilih saya, selama ini saya belum pernah golput," ujar kakek tersebut sambil menangis.

Lihat videonya:

Pasien Jantung RS Mount Elizabeth Singapura Ngotot Ikut Nyoblos 

Seorang pasien yang baru selesai menjalani operasi jantung di RS Mount Elizabeth Novena Singapura, Bigman Sirait ngotot untuk ikut menyoblos pada Pemilu 2019 ini.

Ditemui langsung oleh Kompas.com, pria itu mengisahkan kembali perjuangannya untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2019

"Sebagai anak bangsa Indonesia, ini adalah tanggung jawab saya untuk ikut memilih, berpartisipasi dalam proses politik memilih pemimpin negara ini," katanya, Senin (15/4/2019).

Bigman menarik perhatian publik ketika berkeras hati ikut pencoblosan pada Minggu (14/4/2019), padahal sedang dalam perawatan medis. Bigman akhirnya mendapat kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya di ambulans, dengan selang oksigen dan infus masih menempel.

Meski terlihat lemah tetapi wajahnya yang semangat terus memancarkan senyum meski masih berbaring di rumah sakit. Selama hampir dua bulan terakhir, dia dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Singapura.

KOMPAS.com/ERICSSEN Petugas PPLN Singapura memberikan penjelasan tata cara mencoblos kepada Bigman Sirait yang mencoblos di dalam ambulans di kompleks KBRI di Singapura, Minggu (14/4/2019).
KOMPAS.com/ERICSSEN Petugas PPLN Singapura memberikan penjelasan tata cara mencoblos kepada Bigman Sirait yang mencoblos di dalam ambulans di kompleks KBRI di Singapura, Minggu (14/4/2019). ((KOMPAS.com/ERICSSEN))

Pria yang berprofesi sebagai pendeta ini menilai, berpolitik berarti berjuang. Sementara berjuang berarti memilih kandidat yang dipercaya untuk memimpin 264 juta penduduk Indonesia. "Cukup satu paku, bagi saya menang kalah itu urusan kedua," ucapnya.

Pria berusia 57 tahun itu mengaku ingin menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda, generasi milenial, dan anak cucu. Dia bahkan tidak pernah golput sekali pun sepanjang hidupnya.

"Mencoblos itu keharusan. Jangan kita pernah tidak mau tahu urusan negara ini," ujar pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu.

Dalam kondisi lemah setelah menjalani operasi jantung, Bigman menolak menyerah ketika mendapat kabar surat suara tidak mungkin diantar ke ruang tempat dia sedang dirawat.

Dia kemudian meminta dokter untuk kembali mencoba menghubungi KBRI Singapura. Bigman bersikeras ingin mencoblos untuk menunaikan hak politiknya sebagai permintaan terakhirnya.

Dokter tahu tidak dapat begitu saja membiarkan Bigman bergerak menuju KBRI Singapura. Akhirnya, pihak rumah sakit mengizinkannya untuk diantar dengan ambulans yang difasilitasi tube untuk mencoblos calon pilihannya.

Bigman mengaku tidak khawatir akan keselamatannya saat harus diangkut dari rumah sakit ke ambulans.

"Saya tidak khawatir kalau dipanggil Tuhan. Prinsip saya kalau masih bisa kerja, mari kita kerja, jangan kita tidak bekerja, demikianlah prinsip mencoblos ini," katanya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Ini Beberkan Alasannya Ngotot "Nyoblos" di Ambulans meski Sakit"

(*)

BACA JUGA

PPLN Belum Putuskan Pemilu Lanjutan di Sydney

Sejarah Kenapa Tinta Pemilu 2019 Berwarna Ungu? Asal Muasal dari India dan Bersertifikat Halal

Begini Ciri-ciri Gangguan Jiwa pada Calon Politisi yang Gagal di Pemilu

Pemilu 2019 Rampung, Band Slank Bakal Luncurkan Album Baru yang Sempat Tertunda

Tangkal Peretas, Diskominfo Kukar Siapkan Sistem Pengaman Data Pemilu 2019

Likes dan Follow Fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube Channel

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved