Senjata Korea Utara

Kim Jong Un Awasi Uji Coba Senjata Baru Korea Utara, Kabarnya Mampu Memandu Penerbangan

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengawasi langsung pengujian senjata jenis baru pada Rabu (17/4/2019). Seperti apa senjata ini? Kabarnya ledak kuat.

Editor: Budi Susilo
Returs
Dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada Jumat (16/11/2018) oleh kantor berita Korea Utara, KCNA, ini, Pemimpin Korut Kim Jong Un memimpin pengujian senjata taktis yang baru dikembangkan negara itu. 

Ada juga komandan perwira Tentara Rakyat Korea, termasuk Kim Su Gil, Ri Yong Gil, No Kwang Chol, Pak Jong Chon, dan Pak Kwang Ju.

Pada November 2018, Kim Jong Un, mengawasi uji coba senjata taktis yang dikatakan memiliki kekuatan seperti ”dinding baja” dan mampu melindungi Korea Utara dari serangan luar.

Menurut para ahli, Kim Jong Un, ingin mengubah kekuatan militer tradisionalnya yang terdiri atas sekitar 1,3 juta tentara menjadi kekuatan militer berteknologi tinggi.

Terkait kegiatan Kim Jong Un, Rabu kemarin, belum ada tanggapan dari Gedung Putih, Pentagon, atau Kementerian Luar Negeri AS.

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu kali pertama pada KTT di Singapura
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu kali pertama pada KTT di Singapura (The Guardian)

Kabar sebelumnya, dalam konferensi pers usai pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengungkapkan alasan tidak adanya kata sepakat dalam pertemuan ini.

Dikutip dari CNN Kamis (28/2/2019), Pompeo menjelaskan Kim mengajukan penawaran yang dia anggap masih belum cukup.

"Kami belum mendapatkan sesuatu yang masuk akal bagi AS. Kami meminta lebih. Namun Pemimpin Kim tidak siap memenuhi permintaan kami," terang Pompeo.

Menlu 55 tahun itu menjelaskan, negosiasi masih membutuhkan jalan panjang. Meski begitu dia masih menyuarakan rasa optimis.

Dia menuturkan pemerintah masih terus bekerja selama pekan maupun bulan-bulan ke depan hingga mendapatkan progres yang diinginkan.

"Dengan demikian, kami bisa meraih apa yang dunia inginkan. Denuklirisasi Korut yang menurunkan risiko bagi rakyat Amerika serta dunia," paparnya.

Sementara, Donlad Trump mengaku dia begitu ingin untuk mencabut sanksi maksimum yang saat ini diberikan kepada negara komunis tersebut.

"Saya begitu ingin mencabutnya karena melihat negara itu mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang," terang Donald Trump.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) (Sputnik News)

Sebelumnya, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengumumkan tidak ada kesepakatan dalam pertemuan kedua Trump dan Kim Jong Un.

"Tapi masing-masing tim berharap untuk bertemu di masa mendatang," terang Sanders yang melanjutkan, pertemuan dua hari itu sangat baik dan berguna.

"Kedua pemimpin membahas berbagai langkah untuk kemajuan denuklirisasi dan mendorong konsep perekonomian," ujar dia.

Pada momen sebelumnya, muncul spekulasi soal batalnya penandatanganan kesepakatan, yang awalnya dijadwalkan pada pukul 14.05 waktu setempat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved