Senjata Korea Utara

Kim Jong Un Awasi Uji Coba Senjata Baru Korea Utara, Kabarnya Mampu Memandu Penerbangan

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengawasi langsung pengujian senjata jenis baru pada Rabu (17/4/2019). Seperti apa senjata ini? Kabarnya ledak kuat.

Editor: Budi Susilo
Returs
Dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada Jumat (16/11/2018) oleh kantor berita Korea Utara, KCNA, ini, Pemimpin Korut Kim Jong Un memimpin pengujian senjata taktis yang baru dikembangkan negara itu. 

TRIBUNKALTIM.CO, PYONGYANG — Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengawasi langsung pengujian senjata jenis baru pada Rabu (17/4/2019).

Tes senjata itu merupakan yang pertama dilakukan atau setidaknya yang pertama diumumkan secara resmi oleh media lokal sejak pertemuan kedua antara Kim dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Hanoi, Vietnam, akhir Februari 2019.

Media Pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan, Kamis, Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara melakukan uji coba senjata pemandu taktis jenis baru.

Tidak ada penjelasan lebih detail mengenai bentuk senjata itu, apakah sebuah rudal atau senjata jenis lain.

Senjata taktis biasanya merupakan senjata jarak tembak dekat.

Korea Utara unjuk kekuatan melawan kemungkinan adanya agresi negara lain, terutama yang disangka Amerika Serikat.
Korea Utara unjuk kekuatan melawan kemungkinan adanya agresi negara lain, terutama yang disangka Amerika Serikat. ((EPA/BBC))

Senjata rudal balistik yang dianggap sebagai ancaman besar oleh AS biasanya memiliki jarak tembak jauh hingga antarbenua.

KCNA hanya menjelaskan, senjata yang dimaksud itu memiliki semacam kemampuan untuk memandu penerbangan dan daya ledak yang kuat.

Seusai menyaksikan uji coba senjata itu, Kim mengapresiasi hasil kerja para ilmuwan dan pekerja pertahanan nasional yang berkontribusi mengembangkan senjata tersebut.

Senjata Gaya Korut

Bagi Kim Jong Un, penyelesaian pengembangan senjata itu merupakan momentum sangat penting dalam upaya meningkatkan kekuatan tempur Tentara Rakyat Korea Utara.

Ia menambahkan, perjuangan para pekerja di bidang ilmu pertahanan nasional sangat baik dalam mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan partai pada konferensi industri munisi kedelapan, Desember 2017.

Salah satu tujuan yang ditetapkan itu adalah pengembangan sistem senjata gaya Korea Utara sendiri.

Kim Jong Un juga menetapkan tujuan bertahap dan strategis Korut dalam menjaga produksi amunisi.

Ia juga menempatkan kepentingan sains dan teknologi pertahanan nasional pada level paling tinggi sambil menunjukkan tugas dan cara yang perlu dilakukan untuk mencapainya.

Saat itu, Kim juga ditemani Kim Phyong Hae, O Su Yong, Jo Yong Won, Ri Pyong Chol, Kim Jong Sik, dan pejabat senior lain dari Partai Komite Sentral.

Foto handout ini dirilis oleh US Forces Korea (USFK) menunjukkan sistem pertahanan M270 menembakkan sebuah misil taktis MGM-140 ke arah Laut Jepang (Laut Timur), dari sebuah lokasi yang tidak diketahui di pantai timur Korea Selatan, Rabu (5/7/2017). Peluncuran itu dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat sebagai respons peluncuran misil balisktik antarbenua yang dilakukan Korea Utara pada Selasa, 4 Juli kemarin.
Foto handout ini dirilis oleh US Forces Korea (USFK) menunjukkan sistem pertahanan M270 menembakkan sebuah misil taktis MGM-140 ke arah Laut Jepang (Laut Timur), dari sebuah lokasi yang tidak diketahui di pantai timur Korea Selatan, Rabu (5/7/2017). Peluncuran itu dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat sebagai respons peluncuran misil balisktik antarbenua yang dilakukan Korea Utara pada Selasa, 4 Juli kemarin. (AFP PHOTO AND USFK / HANDOUT)

Ada juga komandan perwira Tentara Rakyat Korea, termasuk Kim Su Gil, Ri Yong Gil, No Kwang Chol, Pak Jong Chon, dan Pak Kwang Ju.

Pada November 2018, Kim Jong Un, mengawasi uji coba senjata taktis yang dikatakan memiliki kekuatan seperti ”dinding baja” dan mampu melindungi Korea Utara dari serangan luar.

Menurut para ahli, Kim Jong Un, ingin mengubah kekuatan militer tradisionalnya yang terdiri atas sekitar 1,3 juta tentara menjadi kekuatan militer berteknologi tinggi.

Terkait kegiatan Kim Jong Un, Rabu kemarin, belum ada tanggapan dari Gedung Putih, Pentagon, atau Kementerian Luar Negeri AS.

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu kali pertama pada KTT di Singapura
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu kali pertama pada KTT di Singapura (The Guardian)

Kabar sebelumnya, dalam konferensi pers usai pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengungkapkan alasan tidak adanya kata sepakat dalam pertemuan ini.

Dikutip dari CNN Kamis (28/2/2019), Pompeo menjelaskan Kim mengajukan penawaran yang dia anggap masih belum cukup.

"Kami belum mendapatkan sesuatu yang masuk akal bagi AS. Kami meminta lebih. Namun Pemimpin Kim tidak siap memenuhi permintaan kami," terang Pompeo.

Menlu 55 tahun itu menjelaskan, negosiasi masih membutuhkan jalan panjang. Meski begitu dia masih menyuarakan rasa optimis.

Dia menuturkan pemerintah masih terus bekerja selama pekan maupun bulan-bulan ke depan hingga mendapatkan progres yang diinginkan.

"Dengan demikian, kami bisa meraih apa yang dunia inginkan. Denuklirisasi Korut yang menurunkan risiko bagi rakyat Amerika serta dunia," paparnya.

Sementara, Donlad Trump mengaku dia begitu ingin untuk mencabut sanksi maksimum yang saat ini diberikan kepada negara komunis tersebut.

"Saya begitu ingin mencabutnya karena melihat negara itu mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang," terang Donald Trump.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) (Sputnik News)

Sebelumnya, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengumumkan tidak ada kesepakatan dalam pertemuan kedua Trump dan Kim Jong Un.

"Tapi masing-masing tim berharap untuk bertemu di masa mendatang," terang Sanders yang melanjutkan, pertemuan dua hari itu sangat baik dan berguna.

"Kedua pemimpin membahas berbagai langkah untuk kemajuan denuklirisasi dan mendorong konsep perekonomian," ujar dia.

Pada momen sebelumnya, muncul spekulasi soal batalnya penandatanganan kesepakatan, yang awalnya dijadwalkan pada pukul 14.05 waktu setempat.

Perubahan jadwal yang tiba-tiba tersebut telah menimbulkan pandangan tentang kemungkinan KTT mereka menjadi berantakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Kim Jong Un Awasi Uji Coba Senjata Baru Dan telah tayang juga di Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Menlu AS: Kim Jong Un Tidak Siap Memenuhi Permintaan Kami.

Artikel Lainnya:

Menlu AS Ungkap Alasan Tak Tercapainya Kata Sepakat dalam Pertemuan Donald Trump - Kim Jong Un

Kim Jong Un Naik Kereta dari Korea Utara ke Vietnam 60 Jam, Alasan Ini Kenapa Tak Naik Pesawat

Pertemuan Kedua Donald Trump dan Kim Jong Un Kemungkinan Dihelat di Vietnam Bulan Depan

Kim Jong Un Diundang Pemerintah Indonesia Hadiri Asian Games 2018

Presiden Moon Jae In Dipeluk Kim Jong Un di Pyongyang, Warga Korsel Justru Merasa Dipermalukan

Likes dan Follow Fanspage Facebook

Follow Twitter

Follow Instagram

Subscribe official YouTube Channel

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved