Terpopuler
TERPOPULER Manusia Tertinggi di Berau Mencapai 2,2 Meter Akan Dirujuk ke Rumah Sakit di Balikpapan
Rahmadi asal Berau tinggi badannya 2,2 meter, meski bertubuh tinggi besar, namun kenyataannya kondisi fisik Rahmadi memprihantinkan.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Agus Tantomo bersama istrinya, Fika Julya mengunjungi rumah Rahmadi, manusia tertinggi di Kabupaten Berau, akhir pekan Minggu (21/4/2019).
Rahmadi yang tinggal di RT 3, Kampung Tanjung Perangat Kecamatan Sambaliung ini memang manusia tertinggi di Berau. Tinggi badannya 2,2 meter.
Meski bertubuh tinggi besar, namun kenyataannya kondisi fisik Rahmadi memprihantinkan.
Putra dari pasangan suami istri, Tongat dan Hotma Matpina ini ternyata sudah sering sakit-sakitan sejak lima tahun belakangan ini.
Rahmadi juga kesulitan bergerak. Menurut orangtuanya, Rahmadi pernah dibawa ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan.
Menurut diagnosa, Rahmadi mengalami kelainan hormon dan juga pengeroposan tulang belakang, yang menyebabkan dirinya tidak leluasa bergerak.

Karena itu, selain memberikan bantuan, Agus Tantomo juga meminta agar pihak keluarga membawa Rahmadi untuk melakukan periksaan kesehatan.
“Saya sudah minta untuk dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatannya,” ungkap Wabup.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan merekomendasikan Rahmadi dirujuk ke rumah sakit lain untuk mendapat perawatan, Agus Tantomo bersama Berau Marine Community berkomitmen untuk membantu memberangkatkan Rahmadi menjalani pemeriksaan.
“Tadi sudah dihubungi rumah sakit di Balikpapan sudah ada yang bisa menangani untuk operasi hormon di sana,” ungkapnya.
Agus Tantomo berharap Rahmadi yang baru berusia 22 tahun itu tidak terhambat menjalankan aktivitas karena kondisi tubuhnya yang besar.
“Kita berharap Rahmadi selalu sehat dan beraktivitas seperti pemuda lainnya. Makanya pemeriksaan kesehatan penting dilakukan untuk memastikan Rahmadi sehat,” kata Agus.
Ibunda Rahmadi, Matpina menuturkan, putranya itu memilih berhenti sekolah sejak kelas 3 SMP.
“Karena dia malu, sekolah tidak pakai sepatu. Ukuran sepatunya 48, beli di mana sepatu ukuran segitu?” ujarnya. Karena berhenti sekolah, dan kesulitan untuk beraktivitas, praktis Rahmadi lebih banyak tinggal di rumah. Sesekali membantu ayahnya di kebun.
“Tapi kalau sudah di kebun, dia (Rahmadi) lebih memilih tidur di kebun karena kesulitan pulang ke rumah. Padahal jarak dari rumah ke kebun sebenarnya dekat,” ungkapnya.