Ledakan di Sri Lanka
UpDate 290 Orang Tewas, Teror Bom Sri Lanka Melibatkan Jaringan Internasional
”Intelijen melaporkan, ada kelompok-kelompok teror internasional di belakang teroris lokal,” sebut pernyataan Kantor Kepresidenan Sirisena
UpDate 290 Orang Tewas, Teror Bom Sri Lanka Melibatkan Jaringan Internasional
TRIBUNKALTIM.CO, COLOMBO - Pemerintah Sri Lanka meyakini kelompok militan National Thowheeth Jama’ath (NTJ) berada di balik serangan bom bunuh diri simultan di tiga gereja dan tiga hotel, yang menewaskan 290 orang, Minggu.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena akan meminta bantuan penyelidikan kepada para diplomat.
”Intelijen melaporkan, ada kelompok-kelompok teror internasional di belakang teroris lokal,” sebut pernyataan Kantor Kepresidenan Sirisena seperti dikutip Kompas.com.
Serangan simultan diduga dilakukan tujuh pengebom bunuh diri. Dua orang di antaranya meledakkan diri di Hotel Shangri-La. Lima orang lain meledakkan diri di tiga gereja dan dua hotel.
Ada pula ledakan di satu hotel lain dan satu rumah di pusat kota Colombo, tetapi belum diketahui bagaimana serangan terjadi.
Empat bom meledak dalam waktu hampir bersamaan, sekitar pukul 08.45. Dua bom lain meledak berselang 20 menit. Adapun ledakan di hotel keempat dan satu rumah terjadi sore hari.
Serangan berlangsung pada jam misa Paskah atau saat gereja ramai. Adapun di hotel-hotel, serangan terjadi pada saat sarapan.

”Kami tak melihat, hanya organisasi kecil di negeri ini yang bisa melakukan semua serangan itu,” kata Rajitha Senaratne, juru bicara pemerintah.
Di antara korban tewas terdapat 32 warga asing, termasuk warga Inggris, AS, Australia, Turki, India, China, Denmark, Belanda, dan Portugal. Orang terkaya Denmark, Anders Holch Povlsen, dan istrinya kehilangan tiga dari empat anak mereka.
Sampai kini, 24 orang ditangkap karena diduga terkait serangan itu. Namun, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Keyakinan atas keterlibatan NTJ didasarkan pada laporan intelijen 11 April 2019.
Dalam laporan itu, NTJ diduga akan melancarkan sejumlah serangan ke gereja dan kantor Komisi Tinggi India untuk Sri Lanka. PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui ada informasi itu.
Laporan tak menyebut waktu pasti penyerangan. Polisi Sri Lanka mendapat informasi serangan itu dari lembaga intelijen asing. NTJ diketahui pernah terlibat perusakan patung Buddha di Distrik Kegalle.
Selepas peledakan bom, Sri Lanka memberlakukan keadaan darurat mulai Senin malam. Jam malam diberlakukan pukul 20.00-04.00. Hal ini ditempuh untuk mendukung polisi dan tentara dalam bertugas.
Kemarin, ditemukan 87 detonator di terminal bus utama Colombo. Minggu malam, tentara menemukan bom di Bandara Colombo.
Selain itu, juga terjadi ledakan bom mobil di dekat salah satu lokasi serangan. Bom dalam mobil itu meledak saat akan dijinakkan aparat keamanan.
Sikap Indonesia

Presiden Joko Widodo mengecam serangan itu.
”Indonesia mengecam keras serangan bom di beberapa tempat di Sri Lanka,” demikian pernyataan Presiden. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bertemu Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia Dharshana Perera di kantor Kemlu guna menyampaikan dukacita dan menawarkan bantuan RI.
Kecaman juga dilontarkan Muhammadiyah. Dalam pernyataan pers, Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy mengatakan, Muhammadiyah mengimbau pemerintah dan warga Indonesia mewaspadai terorisme. Aparat perlu bersinergi mencegah bahaya teror.
Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran pers mengingatkan pengguna media sosial tak terpancing menyebarkan informasi yang belum jelas soal bom di Sri Lanka.
Tutup Akses Media Sosial
Pasca serangan teror bom yang menargetkan Gereja dan Hotel, otoritas Sri Lanka menutup akses sebagian besar jejaring media sosial, Minggu (21/4/2019).
Sikap tersebut sebagai reaksi dari akumulasi ketidakpercayaan dalam kemampuan perusahaan media sosial untuk mengendalikan konten berbahaya.
Penutupan akses media sosial termasuk Facebook dan layanan WhatsApp dan Instagram diumumkan oleh portal berita resmi pemerintah.

Dijelaskan kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran "laporan berita palsu" atau hoaks di dalam negeri.
Para pejabat khawatir adanya penyebaran informasi yang dapat memprovokasi lebih banyak pertumpahan darah di Sri Lanka.
Update 5 Fakta Terbaru Tentang Bom di Sri Lanka saat Perayaan Paskah, Korban Tewas Capai Ratusan (CNN)
Sejauh ini telah 290 orang tewas dalam pemboman tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Sri Lanka telah memblokir media sosial. Pemerintah memberlakukan larangan selama seminggu pada Maret 2018 lalu, karena kekhawatiran WhatsApp dan platform lainnya akan digunakan untuk penggemar anti-Muslim di wilayah pusat negara.
Sejumlah pemimpin agama di dunia menyatakan solidaritas mereka terhadap Sri Lanka, saat delapan ledakan bom menghancurkan hotel dan gereja dan menewaskan dua ratusan orang yang tengah melaksanakan kebaktian Paskah, pada Minggu (21/4/2019).
Dikutip dari laman Euro News, Senin (22/4/2019), Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus pun menyampaikan kepada ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk mendengarkan pesan Minggu Paskahnya.
Ia mengatakan bahwa dirinya sedih mendengar kabar terkait serangan mematikan itu.
"Bahwa hari ini (Minggu), Paskah, membawa duka dan penderitaan bagi gereja-gereja dan (lokasi) lainnya, tempat orang berkumpul di Sri Lanka,".
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan 'penuh kasih sayang' saya ini dengan komunitas Kristen, saya merasa terpukul ketika kita semua tengah berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban aksi kekerasan itu,".
"Saya mempercayakan kepada Tuhan, mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk mereka yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa kejam ini,".
Sementara itu, Pemimpin Komuni Anglikan, Uskup Agung Canterbury Justin Welby menuliskan cuitannya di Twitter.
"Mereka yang terkena dampak serangan mengerikan dan tercela terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka, akan ada dalam doa jutaan orang yang menandai hari Minggu Paskah di seluruh dunia,".
Sedangkan Ronald S Lauder, Presiden Kongres Yahudi Dunia, yang mewakili lebih dari 100 komunitas Yahydi di seluruh dunia mengatakan bahwa, "Kami Yahudi dunia menegaskan semua orang yang beradab mengecam aksi keji ini dan memohon untuk menerapkan 'nol toleransi' kepada mereka yang menggunakan teror untuk mencapai tujuan,".
(Kompas.id/AP/AFP/ReUTERS/RAZ/NTA/INA)
Artikel ini tayang di Kompas.id dengan judul "Jaringan Internasional Terlibat"