Pilpres 2019

Dibilang Ngeles, Ini Respon Saiful Mujani Terkait Menangnya Prabowo Beda Hasil Quick Count

Saiful Mujani bahkan dibilang ngeles oleh seorang netter saat menjelaskan perbedaan hasil quick count dengan real count Pilpres wilayah Bengkulu

Namun, lanjut Saiful Mujani, karena SMRC menggunakan sampel yang lebih besar dari lembaga survei lain, maka hasil quick count SMRC cukup mirip dengan hasil real count di Situng KPU.

"Namun, sampel qc smrc lebih besar dari teman2 lain sehingga kuota untuk bengkuku sampelnya kebih besar sehingga hasilnya cukup sepola dengan hasil 100 persen kpu di bengkulu," tulisnya.

Penjelasan Saiful Mujani terkait perbedaan hasil quick count dengan real count KPU itu menuai banyak komentar.

Satu di antaranya seorang netter yang menuduhnya kebanyakan ngeles

Menurut netter itu, dirinya yang awam paham bila semakin sedikit pemilih, maka survei yang dilakukan akan lebih mudah.

Bahkan, ia berpendapat, tidak akan ada margin of error atas hasil quick count tersebut alias hasilnya akurat 100 persen.

"Kebanyakan ngeles, gw yang awam aja lebih faham klo rakyat nya lebih sedikit justru lebih gampang survai nya dan mungkin malahan gak ada margin error nya alias akurat 100%."

"Salah akuin aja jngan kebanyakan ngelez. Klo prabowo jd presiden gw minta quick count smua d seret ke sel," tulis netter itu.

Cuitan warganet tersebut pun dibalas Saiful Mujani dengan jawaban yang cukup telak.

Bagaimana tidak, Saiful Mujani hanya menuliskan empat emoticon zany face, yaitu emoji senyum dengan wajah konyol.

Saiful Mujani juga memberikan tanda jempol pada cuitan netter yang menyebut, bila hasil quick count akurat 100 persen, hal itu bukanlah sample.

Burhanudin Muhtadi dari Indikator Beri Jawaban

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Rabu (11/10/2017). (KOMPAS.com/IHSANUDDIN)

Terkait perbedaan hasil quick count Indikator dengan real count KPU di laman resmi KPU, Burhanuddin Muhtadi memberikan jawaban. 

Melalui akun twitternya, Burhanuddin mengatakan perbedaan hasil itu karena margin of error (MoE) di Bengkulu yang cukup besar yakni 7,32 persen. 

Hal ini karena sampel yang dipakai Indikator sedikit. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved