Diiringi Tarian Dayak, Dubes Vatikan Lempar Senyum Sukacita saat Resmikan Gereja Karedral Samarinda

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo meresmikan Gereja Katedral Samarinda Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda

Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Cornel Dimas Satrio
Gubernur Kaltim Isran Noor, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Nuncio Mgr Piero Pioppo, dan Uskup Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto MSF saat perarakan jelang peresmian Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi, Jl Jenderal Sudirman Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (30/4/2019). 

Pembangunan Gereja Katedral Samarinda dimulai sejak Juli 2017, yang diawali proses pembongkaran total Gereja Katedral Samarinda yang lama dan penataan lahan.

Selanjutnya pada Kamis 14 September 2017, Gubernur Kaltim saat itu, Awang Faroek Ishak membuka Groundbreaking pembangunan Gereja Katedral Samarinda.

Meski belum diresmikan, sejak awal tahun 2019 bangunan fisik Gereja sudah bisa difungsikan. Bahkan umat Paroki sudah bisa merayakan Paskah di Katedral Samarinda beberapa waktu lalu.

Pastor Paroki Katedral Samarinda, RD Moses Komela Avan menyebutkan gereja ini dibangun dengan alasan bangunan lama sudah tidak layak dan tidak representatif dalam menampung kebutuhan umat Katolik beribadah.

Ia mengatakan Gereja Katedral Samarinda lama dibangun sebagai gereja Paroki Samarinda pada tahun 1953 yang kemudian dijadikan sebagai Gereja Katedral Samarinda pada saat Keuskupan dibentuk pada tanggal 3 Januari 1961.

"Katedral lama, bangunannya sudah tua, mulai rapuh dan memerlukan pemugaran secara menyeluruh," kata Moses, Senin (29/4/2019).

Daya tampung Gereja Katedral lama juga sangat terbatas, lantaran hanya 800 tempat duduk dan secara keseluruhan semakin tidak nyaman, tidak khusuk bagi umat pada saat misa mingguan dan terutama pada hari raya

"Gereja yang lama itu tidak nyaman karena saat hari besar, umat membludak hingga badan Jalan Sudirman Samarinda," ucapnya.

Menurutnya Gereja Katedral Samarinda yang baru ini lebih representatif, lantaran terdiri dari tiga lantai, basemen, lantai utama, dan balkon.

Lantai utama menjadi inti ruangan Gereja dengan kapasitas 1.208 tempat duduk. Di lantai dua (balkon), difungsikan untuk tempat duduk umat yang dapat menampung 706 orang, serta sebagai ruang kontrol Sound System.

"Total kapasitas Gereja baru ini mencapai 1.914 tempat duduk. Atau kalau hari besar, gereja dapat menampung 2 ribu umat di dalam.

Sedangkan di Basemen saat Paskah kemarin bisa menampung 2 ribu umat. Secara keseluruhan termasuk basemen mampu menampung 4 ribu umat," ungkap RD Moses.

Tak hanya itu Gereja Katedral Samarinda ini juga tampak megah dengan tinggi 45 meter dari lantai dasar.

Ciri khas bangunan tampak pada dua menara tinggi menjulang yang mengapit bentang tengah gereja.

RD Moses menjelaskan Gereja Katedral baru ini memiliki design bernuansa Arsitektur Gothic-Kontemporer-Inkulturatif. Perpaduan gaya arsitektur kuno, modern dan kental sentuhan etnik lokal.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved