Selama Ramadhan, PDAM Kutim Pastikan tak Ada Penghentian Distribusi Air
PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur memastikan, selama Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri, tidak ada penghentian distribusi air bersih
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA – PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur memastikan, selama Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri, tidak ada penghentian distribusi air bersih.
Namun bila ada perbaikan-perbaikan, maka akan diupayakan tidak sampai menghentikan aliran air ke pelanggan.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PDAM Kutim, Suparjan pada awak media yang menemuinya, Kamis (2/5).
“Ketersediaan air bersih saat Ramadhan hingga lebaran, tidak ada gangguan distribusi, terutama daerah yang sudah kami layani di 17 kecamatan se Kutim,” ungkap Suparjan.
Perawatan pipa, intake maupun lain-lainnya, menurut Suparjan, dilakukan sejak jauh hari sebelum memasuki Ramadhan.
Termasuk pengurasan bak penampung di masing-masing IPA, sehingga bisa menjamin kelancaran distribusi air bersih.
Diakuinya, sampai saat ini untuk Kecamatan Sangkulirang memang belum bisa teraliri air bersih.
Karena, distribusi ke Sangkuliran berasal dari SPAM KEK Maloy yang mengambil air dari kawasan Sekerat hingga saat ini belum difungsikan.
“Saat ini, jaringan pipa sejauh 30 Km sudah ada, dari Sekerat ke KEK Maloy, dari Maloy akan dipompa ke SP di Kecamatan Sangkulirang,
dari situ baru dipompa ke kawasan pemukiman di Desa Benua Baru, melalui jembatan Sangkulirang. Uji coba sedang dalam persiapan, mudah-mudahan tahun ini sudah bisa mengalir,” ujarnya Suparjan.
Ia juga mengaku sudah meminta Pemkab Kutim melalui Bupati Ismunandar untuk membantu alokasi anggaran buat jaringan ke rumah-rumah.
Sementara dari Dinas PU Provinsi Kaltim membuat jaringan pipa tersier ke gang-gang.
“Kami berharap, semua dapat dikerjakan bersamaan, dari provinsi maupun kabupaten, agar begitu selesai uji coba bisa langsung dinikmati masyarakat setempat,” katanya.
Untuk penyediaan air bersih di desa-desa Kecamatan Karangan dan Kaubun, PDAM Kutim juga mendapat alokasi anggaran melalui APBN, sebesar Rp 7 miliar.
Terbagi Rp 3,8 miliar untuk Kecamatan Karangan, yakni membangun jaringan dari sumber air sampai ke Kantor Camat Karangan. Sisanya, untuk Kecamatan Kaubun yang juga membangun jaringan air bersih ke kawasan pemukiman masyarakat.