Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Senang Program Kotaku, Tapi Keluhkan Kondisi Air Sungai
Warga Bantaran Sungai Karang Mumus, Kota Samarinda, menyambut positif Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Tapi warga keluhkan kondisi air SKM keruh
TRIBUNKALTIM.CO SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus berupaya mewujudkan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang berada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM).
Salah satu titik yang akan dibenahi berlokasi dikawasan sekitar jembatan 1 hingga jembatan 2 Samarinda Kota.
"Kita berharap, sudah ada warga kita yang disegmen sekitar SKM 1 maupun 2 telah memahami Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) ini.
Yang kemudian akan mempermudah proses pelaksanaan program ini," ucap Ananta Fathurrozi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Samarinda, Selasa (7/4/2019).
Dia menambahkan, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan guna menjelaskan mengenai Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang belum dimengerti warga.
Pemkot Samarinda juga berniat membantu menyewakan tempat tinggal selama 3 bulan bagi warga yang memiliki dokumen kepemilikan rumah.
"Dibantu nanti 3 bulan.
Supaya itu juga bisa dipersiapkan (dananya) kawan-kawan di BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)," paparnya.
Kepala Bappeda Kota Samarinda juga mengungkapkan, bahwa biaya sewa tempat relokasi tersebut cukup murah.
Dan setidaknya dapat menjadi tempat tinggal sementara.

"Harganya Rp 450-550 ribu perbulan.
Sesuai (harga sewa) rusun.
Kalau sewa apartemen lumayan mahal.
Ya untuk sementara, sampai nanti semoga menemukan yang lebih murah," jelasnya.
Menanggapi hal itu, salah satu warga setempat, Nukti Ali Fatoni mengungkapkan bahwa Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) cukup memberikan dampak positif.
Dari pengalamannya berdomisili disekitar Sungai Karang Mumus selama 27 tahun.
Per setiap tahunnya banyak perubahan yang telah dirasakan.
Nukti merasakan ada perbedaan antara Sungai KArang Mumus dulu, dan yang sekarang.
"Perubahannya cukup baik ya, dulu seperti yang kita tahu, kawasan bantaran Sungai Karang Mumus menjadi tempat hunian juga kan.
Dan saat ini berubah jadi taman, dan sebagainya, disediakan juga fasilitas umum.
Dan cukup baik diterima warga sekitar," ungkapnya.
Tetapi selain fasilitas, Nukti menyebutkan bahwa masyarakat berharap ada program lain dari Pemkot Samarinda, terkait kondisi air Sungai Karang Mumus yang keruh.
"Untuk bantaran sungainya sudah banyak yang telah dilakukan.
Hanya mungkin tinggal menyelesaikan beberapa kawasan lagi yang belum tuntas.
Ada juga harapan dari masyarakat, untuk kondisi air Sungai Karang Mumus yang masih dipenuhi sampah dan keruh sampai sekarang belum juga bisa teratasi.
Nanti ini juga akan berdampak, dan mengakibatkan banjir yang terjadi karena sampah di Sungai yang menumpuk," pungkasnya.
"Harapannya selain kepada pemerintah agar dapat maksimal dalam mengatasi permasalahan yang ada di Kota Samarinda.
Dan juga untuk masyarakat saya berpesan agar tidak lagi membuang sampah sembarangan ke Sungai.
Karena yang akan merasakan dampaknya seluruh warga Kota Samarinda," tambahnya. (*)
Baca Juga :
Ditetapkan Bareskrim Polri sebagai Tersangka Kasus Pencucian Uang, Ini Profil Bachtiar Nasir
Presiden ke Kaltim Tinjau Lokasi Pemindahan Ibukota Negara, Ini Agenda Jokowi
Komposisi Skuat Melebihi Kuota, Ini Formasi Pemain Muda Persib Bandung Sebelum Perampingan
Hadiri Met Gala 2019, Harry Styles Curi Perhatian Kenakan Pakaian Blouse Berlengan Transparan
Jadwal Buka Puasa Hari Ini 7/5/19: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar
Likes Fanpage Facebook:
Follow Twitter:
Follow Instagram:
Subscribe Official YouTube Channel: