Kota Samarinda Jadi Destinasi Orang Terlantar dan Pengemis, Ini Beberapa Faktor Penyebabnya
Kota Samarinda jadi destinasi menarik bagi orang terlantar, pengemis, dan gelandangan. Dinas Sosial sampai meminta tambahan dana untuk mengatasinya
Anggaran tambahan, yang diusulkan ke Bappeda itu akan disinkronkan dengan Dinas terkait, misalnya Dinas Kesehatan.
Terpisah, Sekertaris Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin, pada prinsipnya, orang apalagi anak terlantar menjadi tanggungjawab negara.
Selama ini, untuk dana sosial, jika anggaran kurang bisa memanfaatkan dana infaq dan iuran pegawai.
"Maka kami, akan anggarkan di APBD murni," katanya di hari yang sama.
Memang butuh peremajaan data berapa jumlah orang terlantar dan gepeng di Kota Samarinda, karena jumlahnya naik turun.
Meski begitu, dia akui, orang terlantar, anak ditinggal keluarga dan sebab lainnya jadi masalah.
Sebab, tak jelas di mana tinggalnya, jika sakit dan meninggal negara yang harus menanggung biaya.
Khusus gepeng, dia menilai, Kota Samarinda, masih jadi magnet karena dianggap penduduknya rajin memberikan uang pada gepeng.
Padahal, di Kota Samarinda sudah ada larangan memberikan uang pada mereka.
"Laporan umumnya dari luar Kota Samarinda.
Bukan hanya destinasi wisata, tapi destinasi orang terlantar," katanya.
Selama ini, petugas kerap dibuat susah, karena ada oknum yang sengaja mengkoordinir gepeng mencari uang.
Apalagi, saat Ramadan kali ini.
Karena itu, dia minta kepedulian semua pihak jangan memanfaatkan situasi apalagi memperkejakan gepeng meraup untuk dari belas kasihan.
Terbaru, Minggu (5/5/2019) lalu, Satpol PP Kota Samarinda mengamankan 10 gepeng yang sengaja didatangkan oleh koordinator dari luar kota menjelang bulan suci Ramadhan. (*)