Kaesang Pangarep Ungkap Sejumlah Alasan tak Setuju Nama Brand Sang Pisang Dipakai Usaha Pihak Lain
Ada yang mencontoh Sang Pisang, jelas Kaesang Pangarep pun tak bisa menerimanya. Sang Pisang dibuat karya asli Kaesang Pangarep sendiri tak meniru.
Kaesang melanjutkan, ia tidak bermasalah jika nama Sang Pisang hanya dipakai sebagai username di media sosial.
Namun jika nama dan logo Sang Pisang dipakai untuk berjualan, ia tidak pernah bisa menerimanya.
"Menggunakan username Sang Pisang di sosmed gak bisa dan gak akan saya permasalahkan
tetapi menggunakan logo atau nama yang menyerupain Sang Pisang untuk berjualan itu masalah bagi saya," tulisnya.
Ia melanjutkan, memiliki nama yang sama untuk sebuah bisnis usaha tidak disarankan.
Kaesang Pangarep khawatir jika hal tersebut terjadi bisa berakhir di meja hijau.
"Bukan hal yang baik untuk menggunakan nama yang sama dengan brand lain karena bisa dibawa ke jalur hukum bila sudah keluar HAKI," jelas Kaesang Pangarep.
Ia kemudian menyarankan agar para calon pengusaha sebaiknya mengecek nama-nama di PDKI Indonesia sebelum memberi nama usahanya.
Pada situs tersebut, ada sejumlah daftar nama yang sudah terdaftar.
"Yang lagi pengen bikin usaha, mungkin bisa cek https://pdki-indonesia.dgip.go.id untuk nama brand-nya sudah terpakai belom.
Sekedar edukasi saja," terang Kaesang Pangarep.
Pada bagian akhir cuitan, Kaesang Pangarep pun menginformasikan pemilik 'Sang Pisang Krispy 25' sudah mengganti nama brandnya menjadi Banana Picis.
Kaesang pun juga mempromosikan produk itu kepada warga Solo untuk mampir menjadi penglaris.
"Untuk Sang Pisang Krispy 25 yang namanya sudah diganti ke Banana Picis, semoga jualannya lebih rame.
Untuk warga Solo mungkin bisa mampir ke warung mereka," tulis Kaesang Pangarep.