Gunung Agung Erupsi, 9 Penerbangan Internasional dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Dibatalkan
Selain itu tiap airlines operator juga melaksanakan safety assesment untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangannya.
Dan Kecamatan Susut yang meiputi Desa Susut, Desa Demulih.
Untuk saat ini status Gunung Agung tetap Siaga (level III), dengan begitu dihimbau kepada masyarakat khususnya para pendaki dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari puncak.
Meskipun begitu, erupsi gunung Agung tidak berdampak dengan aktivitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Hal tersebut karena jarak antara puncak Gunung Agung dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih cukup jauh yaitu sekitar 70 km.
Diketahui Erupsi kali ini bukan yang pertama kali, bahkan sudah bebarapa kali.
Tercatat tiga erupsi terakhir terjadi pada Minggu (12/5/2019), Sabtu (18/5/2019) dan Jumat (24/5/2019), atau bisa disimpulkan Gunung Agung mengalami erupsi setiap enam hari sekali.
PVMBG akan terus memantau intensitas perkembangan aktivitas vulkanik dari Gunung Agung, dan tetap menghimbau kepada masyarakat sekitar untuk tetap waspada.
Untuk sementara ini belum disediakan tempat pengungsian, karena permukiman penduduk dirasa masih berada di zona aman.
Letusan Gunung Agung dari Masa ke Masa
Sejarah hari ini, 56 tahun lalu tepatnya 17 Maret 1963 terjadi letusan paling dahsyat dari Gunung Agung di Bali.
Letusan Gunung Agung tahun 1963 dianggap paling mematikan pada era setelah Indonesia merdeka.
Sejarah mencatat peristiwa itu berlangsung hampir setahun (Februari 1963 hingga Januari 1964).
Puncaknya adalah 17 Maret 1963, Gunung Agung meletus dengan Indeks Letusan sebesar VEI 5 (setara letusan Gunung Vesuvius yang menghancurkan kota Pompeii di Italia).
Letusan Gunung Agung sepanjang tahun 1963 juga dikenal sebagai salah satu yang terkuat di abad ke-20.
Bagaimana kisahnya?